Saturday, May 27, 2017

PENGGUNAAN BAHASA DI MEDIA SOSIAL



LAPORAN
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAHASA INDONESIA
PENGGUNAAN BAHASA DI MEDIA SOSIAL



OLEH:
KELOMPOK 2

NURHIDAYAH                           1551040039
HAFSA                                      1551041033
FINTA ANDIANI                        1551041027
SOPIA RANTI                            1451041046
RISKA AWALIA                          1551041028

KELAS C
PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016/2017
 






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
Bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya semakin beragam tapi juga semakin canggih.
Tidak ada yang dapat menyangkal, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya,bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama di kalangan remaja. Di zaman sekarang  serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dari segi tingkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu.
Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa yang didukung oleh perangkat teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan pada jejaring sosial, seperti internet, facebook, twitter, instagram, chatting, email, sms, dan sebagainya. Namun penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia  menimbulkan sorotan besar dari para pengamat.
Pada awalnya, jejaring sosial digunakan untuk menyampaikan informasi antar teman, dan menjadi ajang promosi. Bukan sebagai media mencari eksistensi. Parahnya lagi, banyak remaja yang membuat bahasa "gaul" itu pada jejaring sosial, tanpa mempedulikan efek yang ditimbulkannya. Ini disebabkan karena mereka ingin menjadi trendsetter, mereka akan sangat bangga bila kata-kata mereka dapat simpati dari teman maya-nya, atau ditiru untuk mereka jadikan status.
Dilihat dari fungsinya, yaitu fungsi kemasyarakatan, bahasa berdasarkan ruang lingkup berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa kelompok. Melihat bahasa nasional di Indonesia adalah bahasa Indonesia, munculnya bahasa yang digunakan dalam jejaring sosial ini jelas merusak bahasa nasional. Sebenarnya bahasa yang biasa muncul di jejaring sosial sudah ada sejak tahun 1970-an. Munculnya bahasa ini disebut dengan bahasa slang atau prokem yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Dulu, bahasa slang atau prokem digunakan oleh komunitas tertentu seperti preman, namun lama kelamaan orang awam pun mengetahui maksud dari bahasa rahasia yang mereka gunakan. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunan bahasa prokem justru digunakan di luar komunitasnya yang kemudian istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari dan sering dipakai dalam pesan singkat atau SMS dan di jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram bahkan blog. Permasalahan itulah yang menjadi tantangan bagi kami untuk meneliti penggunaan bahasa Indonesia di jejaring sosial

1.2.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:
1.      Bagaimana wujud penggunaan bahasa Indonesia dalam jejaring sosial?
2.       Apa fungsi sosial  penggunaan bahasa slang atau prokem dalam jejaring sosial?
3.      Apa faktor penyebab penggunaan bahasa slang atau prokem di jejaring sosial?

1.3.   Tujuan Penelitian
Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui wujud penggunaan bahasa Indonesia dalam jejaring sosial?
2.       Untuk mengetahui fungsi sosial  penggunaan bahasa slang atau prokem dalam jejaring sosial.
3.      Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan penggunaan bahasa slang atau prokem di jejaring sosial.

1.4.   Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah teori yang berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam jejaring sosial.
2.      Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi:
a.       Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai adanya faktor-faktor sosiolinguistik yang di terapkan pada pemakaian bahasa dalam jejaring sosial.
b.      Pengguna jejaring sosial
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai bahasa Indonesia dalam jejaring sosial yang digunakan dalam pergaulan.
c.       Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi maupun bahan pijakan kepada peneliti lain untuk melaksanakan penelitian lanjutan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS

2.1.   Kajian Pustaka
Berbagai penelitian mengenai penggunaan variasi bahasa prokem telah dilakukan sebelumnya. Bahasa prokem adalah bahasa yang memang diciptakan oleh kalangan muda untuk komunitas tertentu. Keunikan bahasa yang diciptakan oleh kalangan remaja mendorong beberapa peneliti untuk melakukan penelitian.
Penelitian sosiolinguistik tentang variasi bahasa, slang, prokem telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya Usmiyati (2003), variasi bahasa dalam status beranda pada situs jejaring social facebook  Lestari (2011) dan dalam jurnalnya tinjauan sosiolinguistik bahasa alay dalam konstelasi kebahasaan saat ini oleh Wicaksono (2010).
Penelitian tentang ragam bahasa slang yang dilakukan oleh Usmiyati (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Ragam Bahasa Slang Remaja Pekalongan. Di dalam penelitianya dinyatakan bahwa ragam bahasa slang yang digunakan oleh remaja pekalongan berwujud slang bentuk kata tunggal, slang bentuk kata kompleks, slang bentuk frasa, serta proses pembentukan slang, dan fungsi sosial slang.
Dalam penelitian Lestari (2011) yang berjudul Variasi Bahasa dalam Status Beranda pada situs jejaring sosial facebook dinyatakan bahwa penggunaan bahasa yang sering muncul dalam status beranda facebook berwujud kata, frasa, klausa, kalimat, wacana, serta karakteristik bahasanya yang merupakan campur kode dari berbagai bahasa, bentuk penyampaian baik puisi, pantun, prosa, iklan, lirik lagu, segi penulisan dan fungsi sosialnya. Dalam penelitian ini kekurangannya adalah tidak adanya analisis kosakata variasi bahasa slang atau prokem.

2.2.   Landasan Teoritis
Konsep-konsep teori yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pengertian bahasa, variasi bahasa, dan fungsi bahasa.
1.      Bahasa
Bahasa adalah salah satu ciri yang paling khas manusiawi yang membedakannya dengan makhluk-makhluk lain. Bahasa dapat dikaji dari berbagai sudut dan memberikan perhatian khusu pada unsure-unsur bahasa yang berbeda-beda dan pada hubungan atau struktur yang berbeda-beda pula. Bahasa merupakan alat primer pembentukan masyarakat. Hakikat bahasa sendiri antara lain bahasa itu sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu tidak dapat terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.  Selain dinamis, bahasa itu juga produktif, artinya dengan sejumlah unsure yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hamper tidak terbatas. Umpamanya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia hanya mempunyai lebih kurang 23.000 buah kata, tetapi dengan 23.000 buah kata itu dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas. Hakikat bahasa juga bersifat beragam, yaitu bahasa memliki pola tertentu, namun karena bahasa digunakan oleh penutur yang heterogen maka bahasa itu menjadi beragam.
2.      Variasi Bahasa
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik. Menurut Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistic yang berusaha menjelaskan cirri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi cirri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan.
Sebagai sebuah langue sebuah bahasa memiliki sisten dan subsistem yang dipahami oleh semua penutur bahasa itu. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh penutur yang tidak homogeny, tetapi juga karena interaksi sosial yang mereka lakuka sangat beragam.
a.       Variasi dari segi penutur
1.      Variasi bahasa pertama berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek, setiap orang mempunyai varias bahasanya atau idioleknya masing-masing. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan klaimta dan sebagainya.
2.      Variasi bahasa kedua berdasarkan penuturnya adalah dialek,yakni varias bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relative, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Karena dialek ini berdasarkan pada wilayah atau area tempat tinggal penutur, maka dialek ini lazim disebut dialek areal, dialek regional, dialek geografi. Bidang studi linguistic yang mempelajari dialek-dialek ini adalah dialektologi. Bidang studi ini dalam kerjanya berusaha membuat peta batas-batas dialek dari sebuah bahasa, yakni dengan cara membandingkan bentuk dan makna kosakata yang digunakan dalam dialek-dialek itu.
3.      Variasi bahasa ketiga berdasarkan penutur adalah kronolek, yakni variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu.
4.      Variasi bahasa yang keempat berdasarkan penuturnya adalah sosiolek atau dialek sosial, yakni variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Perbedaan pekerjaan, profesi, jabatan atau tugas para penutur dapat juga menyebabkan adanya variasi sosial. Sehubungan dengan variasi bahasa berkenaan dengan tingkat, golongan , status, dan kelas sosial para penuturnya, biasanya dikemukakan orang variasi bahasa yang disebut akrolek, basilek, vulgar, slang kolokial, jargon, argon dan ken. Ada juga yang menambahkan dengan yang disebut bahasa prokem.
b.      Variasi dari segi pemakaian
Variasi bahasa yang berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingka keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa iu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra, jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Variasi bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata.

c.       Variasi dari segi keformalan
Berdasarkan tingkat keformalan, Martin Joos(1967) dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam gaya, yaitu gaya atau ragam beku, gaya atau ragam resmi, gaya atau ragam usaha, gaya atau ragam santai, dan gaya atau ragam akrab. Dalam kehidupan kita sehari-hari kelima ragam di atas, yang dilihat dari tingkat keformalan penggunaannya, mungkin secara bergantian kita gunakan. Sebenarnya banyak faktor atau variable lain yang menentukan pilihan ragam mana yang harus digunakan.
d.      Variasi dari segi sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, yakni misalnya dalam bertelepon dan bertelegraf. Adanya ragam bahasa tulis dan bahasa lisan memiliki wujud struktur yang tidak sama. Adanya ketidaksamaan wujud struktur ini adalah karena dalam berbahasa lisan atau dalam menyampaikan informasi secara lisan, kita dibantu oleh unsure-unsur nonsegmental atau unsure nonlinguistic yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, gelengan kepala dan sejumlah gejala-gejala fisik lainnya.
3.      Fungsi Bahasa
a.       Fungsi Kebudayaan
Fungsi bahasa dari kebudayaan yaitu sebagai sarana perkembangan kebudayaan, jalur penerus kebudayaan dan inventaris cirri-ciri kebudayaan. Di atas  kita katakana bahwa secara filogenetik bahsa adalah bagian kebudayaan, dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal.
Secara ontogenetic, seseorang belajar dan mengetahui kebudayaannya kebanyakan melalui bahasa artinya kita belajar hidup dalam masyarakat melalui dan dengan bantuan bahasa. Dengan kata lain, suatu kebudayaan dilahirkan dalam perorangan kebanyakan dengan bantuan bahasa.
b.      Fungsi Kemasyarakatan
Fungsi kemasyarakatan bahasa menunjukan peranan khusus sesuatu bahasa dalam kehidupan masyarakat. Klasifikasi bahasa berdasarkan fungsi kemasyarakatan dibagi menjadi dua yakni berdasarkan ruang lingkup dan berdasarkan bidang pemakaian. Berdasarkan ruang lingkup mengandung bahasa nasional dan bahasa kelompok. Berdasarkan bidang pemakaian fungsi bahasa sebagai bahasa resmi, bahasa pendi observasi yang terus menerusdikan, bahasa agama, bahasa dagang, dan sebagainya.
c.      Fungsi Perorangan
Klasifikasi fungsi bahasa golongan ketiga yaitu fungsi perorangan, akan kita dasarkan di sini pada kajian Halliday (1976). Dia membuat suatu klasifikasi kegunaan pemakaian bahasa atas dasar observasi yang terus menerus terhadap penggunaan bahasa oleh anaknya sendiri.
d.      Fungsi Pendidikan
Pada fungsi pendidikan, fungsi bahasa dalam kelompok ini yaitu didasarkan pada tujuan penggunaan bahasa dalam pendidikan dan pengajaran. Fungsi pendidika bahasa dapat dibagi atas empat subfungsi yaitu fungsi integrative, fungsi instrumental, fungsi cultural, dan fungsi penalaran.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.   Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kulaitatif. Metode ini digunakan sebagai prosedur penelitian untuk menghasikan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari hasil pengamatan. Metode ini sesuai dengan tujuan yaitu mendiskripsikan bentuk penggunaan bahasa dalam jejaring sosial facebook dan twitter. Diskripsi tersebut diperoleh dari hasil observasi pengamatan di lapangan dengan mengambil data secara langsung di sosial media facebook dan twitter.

3.2.   Sumber Data Penelitian
1.      Wujud Data
Wujud data dalam penelitian ini adalah berupa satuan lingual yang berwujud kata, kalimat dalam penggunaan bahasa yang dipakai dalam jejaring sosial.
2.      Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari pengamatan langsung di sosial media. Dipilihnya sosial media karena zaman sekarang para pengguna internet ini banyak menggunakan bahasa-bahasa slang yang kemudian menjadi bahasa sehari-hari mereka. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data tulis, yaitu tulisan status-status mereka dalam sosial media.

3.3.   Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik simak. Teknik simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Selanjutnya teknik yang digunakan adalah teknik catat. Teknik catat merupakan teknik dengan menggunakan alat tertentu. Data yang telah didapat oleh peneliti dalam bentuk file screenshoot dan dikumpulkan menjadi satu.


3.4.   Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan. Metode padan disebut juga metode identitas. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan atau yang diteliti. (Sudaryanto 2007: 47). Jenis metode ini adalah metode padan ortografis. Metode padan ortografis adalah metode padan yang alat penentunya berupa bahasa tulis. Analisis data dilakukan dalam dua tahap yaitu menganalisi wujud penggunaan bahasa dalam jejaring sosial serta fungsi sosial dalam penggunaan bahasa tersebut.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bahasa yang sering muncul dalam jejaring sosial seperti adalah variasi ragam bahasa slang atau prokem. Yang saat ini bahasa tersebut menjadi bahasa sehari-hari. Sebenarnya bahasa-bahasa tersebut muncul tahun 1970-an. Awalnya istilah-istilah tersebut untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Tetapi karena sering digunakan diluar komunitasnya, lama kelamaan istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari bahkan sering kita jumpai dalam sosial media seperti facebook dan twitter.
Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang  serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dizaman sekarang dari segi penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian trendy yang lebih oke. Dari segi tinggkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu. Sekarang ini sapaan yang digunakan jika bertemu dengan orang lain, lebih akrab dengan sapaan Loe-Loe Gue-Gue. Sepertinya dizaman dahulu seperti itu tidak ada. Begitu berpengaruhnya globalisasi yang  kebanyakan datang dari berbagai negara di dunia ini. Lama kelamaan pengaruh yang seperti ini akan menjadi perubahan yang tak terduga.
Jika  bahasa didunia maya yang digunakan seperti ini kemungkinan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para remaja sekarang juga tidak jauh berbeda dengan di FB atau Twitter. Mungkin dampak positif yang mereka dapat,menjadi hal yang menyenangkan  mereka dapat kreatif dan inovatif mengotak-atik abjad. Menjadi sebuah trend tersendiri.  Namun dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa slang atau prokem mempersulit komunikasi dengan orang yang tak mengerti perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa slang atau prokem juga menimbulkan kesan kurang baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain. Bahasa slang atau slang juga tak cocok jika anak-anak yang masih kecil mengenalnya. Sebagai pemuda penerus bangsa jika perkembangan seperti ini apa bisa merubah keadaan menjadi yang lebih baik. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan. Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak dimana letak citra negara kita dilahirkan ini. Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.
Jika ada usaha untuk mencegah perkembangan seperti ini tak ada kata terlambat. Setidaknya dengan mengurangi berkomunikasi dengan bahasa-bahasa yang tidak seharusnya. Berkomunikasilah dengan bahasa-bahasa yang baku atau yang dipandang baik. Terapkan berbahasa yang baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Sebagai anak bangsa berbanggalah dengan perubahan-perubahan yang datang dari diri kita sendiri, jangan bangga dengan perubahan yang dibawa oleh orang lain. Tak tentu juga dampak yang didapat semuanya baik. Siapa lagi yang membanggakan bahasa Indonesia jika bukan kita sendiri sebagai warga negaranya. Untuk itu mri bersama lindungi dan pertahankan apa yang rlah negara kita miliki. “Bangsa Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia”.

4.1. Wujud penggunaan bahasa dalam jejaring sosial yang ditemukan dari penelitian yang dapat dianalisis
1.      Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Sosial yang Berwujud Kata
Kata merupakan satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas atau berdiri sendiri. Dalam penelitian ini ditemukan penggunaan bahasa dalam wujud kata ada dua yaitu kata tunggal dan kata kompleks.
a.       Kata Tunggal
Kata tunggal adalah satuan gramatikal yang terdiri atas satuan yang lebih kecil dan belum mendapat proses morfologis. Lihat dalam data berikut.
AcWehy FariLzah                  : Sabarrrrrrrr                (data 1)
Tarom Avenvoedzkae             : ,sueeee                 (data 2)
Tharii Pmd                              : Bingung                    (data 3)
Dalam status AcWhy Farilzah yang bertulis sabarrrr (data 1), artinya dia sedang mengungkapkan perasaannya untuk bersabar. Hanya saja penulisan “r” lebih dari satu hanya karakter dalam menulis. Sama halnya dengan data 2 yaitu pada status Tarom Avenvoedzkae yang bertulis sueeee artinya bentuk perasaan dia yang sedang kesal atau marah pada seseorang. Penulisan yang seperti itu juga hanya merupakan karakter penulisan saja. dalam status Tharii Pmd yaitu bingung (data 3) , juga mengungkapkan bahwa dia sedang merasa kebingungan.
b.      Kata  Kompleks
Kata kompleks adalah satuan gramatikal paling kecil yang sudah mengalami proses morfologis. Seperti dalam data berikut.
rismaputriW                : Menyebalkan (data 4)
11yunii                        : Ketiduran L  (data 5)
Dalam status rismaputriW yaitu menyebalkan (data 4), merupakan kata kompleks, karena kata menyebalkan sudah mengalami proses morfologis yaitu mendapatkan imbuhan awalan me- dan akhiran -kan. Pada data 5 dalam status 11yunii dalam twitter kata ketiduran juga merupakan kata kompleks karena kata tersebut sudah mendapatkan imbuhan yaitu awalan ke- dan akhiran -an
2.      Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Sosial yang Berwujud Frasa
Frasa merupakan kelompok kata nonpredikatif, bukan kata majemuk, dan bukan klausa atau kalimat. Berikut data penggunaan bahasa yang berwujud frasa yang dapat dianalisis.
a.        Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang kategori sintaksisnya sama dengan kategori salah satu unsurnya. Frasa endosentrik ini memiliki unsure inti. Berikut data yang berupa frasa endosentrik.
@pendiraaptr         : avaaa baruu (data 6)
@exoticangelf             : @lyeheechul SEDIH BANGET (data 7)
Dalam status yang dibuat oleh @bobbyrahman2 yaitu avaaa baruu termasuk frasa endosentrik. Karena kata avaaa merupakan inti yang berupa nomina. Dalam data 7 status sedih banget juga termasuk frasa endosentrik karena kata sedih merupakan inti yang berupa adjektifa.
b.        Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang terdiri atas dua unsure yaitu unsure perangkai yang berkategori preposisi,konjungsi, atau artikula dan unsure poros yang terdiri atas nomina, verba, adjektiva, atau numeralia. Ciri frasa jenis ini ialah perilaku sintaksis frasa ini tidak sama dengan perilaku kedua unsurnya. Dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya frasa eksosentris.
3.      Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Social yang Berwujud Klausa
Klausa merupakan gabungan kata yang unsure-unsurnya menduduki fungsi sintaksis atau gabungan kata yang bersifat predikatif yang belum memiliki intonasi final. Berikut data yang dapat diamati.
Hary Ungcy                : Kpgn sate kambing… (data 8)
Dalam data 8 yang ditulis oleh Hary Ungcy yaitu kpgn sate kambing. Dalam konteknya penulis status menyatakan bahwa dirinya lagi menginginkan sate kambing. Statusnya yang berbunyi kpgn sate kambing juga termasuk klausa. Dalam status tersebut setidaknya terdapat SP bahkan lebih. Jika dilihat kata aku sebagai S dilesapkan dan kepengin sebagai P, sedangkan sate kambing sebagai O.
4.      Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Social yang Berwujud Kalimat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi dengan orang lain. Alat komunikasi verbal adalah bahasa. Dalam berbahasa , percakapan tersebut berlangsung dalam kesatuan-kesatuan yang dengan jelas dapat dibedakan antara kesatuan ucapan satu dengan lainnya. Kesatuan ucapan itu adalah kalimat. Secara linguistik kalimat mengacu pada kesatuan ujaran yang mampu berdiri sendiri sehingga ucapan itu tidak berkonstruksi lagi dengan ujaran lainnya (Bloomfild 1933). Berikut data penelitian yang dapat dianalisis.
a.        Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa bebas. Berikut data penelitiannya.
Andhika Deris: Aku bisa bangun pagi lagi…!!! (data 9)
Dalam data 9 Andhika Deris menulis statusnya di facebook yaitu “Aku bisa bangun pagi lagi”. Disini data 9 termasuk kalimat tunggal karena terdiri atas satu klausa bebas.
b.        Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Suatu bentuk kalimat majemuk yaitu kalau kalimat itu dapat dipilah menjadi dua klausa atau lebih tanpa mengubah informasi atau pesannya. Berikut data penelitian yang dapat dianalisis.
AdiellaChiiyy Cwek Corner   : Alhamdulillah mendingan…cz bsa bubbuuu nyenyak…J (data 10)
Dalam status yang ditulis oleh AdiellaChiiyy Cwek Corner yaitu Alhamdulillah mendingan…cz bsa bubbuuu nyenyak…J termasuk kalimat majemuk. Karena dalam status tersebut ada konjungsi yaitu cz yang berarti karena.
5.      Penggunaan Bahasa dalam Jejaring sosial yang Berwujud Wacana
Wacana merupakan stauan gramatikal tertinggi yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca atau pendengar tanpa keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi, wacana dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Berikut data hasil penelitian.
Arjun Saputra: Bru satu bulan krja ...pingn rasanya cpat" dua taun ...aku pnasaran apha yg akan terjadi pada diriku 2taun yg akan datang ..tambh sukses ..apha tambh.. bejad (data 11)
Lenny Mutzz: biarlah qu simpan derita nii sendiri .mulai sekarang aqhu akn diam kau tak prlu mngkhawatirkan_qu krna aqhu bukan beban_mu jka firasat_qu benar (data 12)
I Love Hijab: Pandanglah segala sesuatu dari kacamata oranglain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hari orang lain pula.Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga. (data 13)
Rizka Amalia Syarifa Ma'mur: Wahai Jiwa... Percayalah bahwa janjiNya adalah nyata.. Jangan pernah ragu dengan kehendakNya.. Dia lebih mengetahui mana yang terbaik untuk para hamba2Nya...(data 14)
Dalam data 11 dan data 12 termasuk dalam wacana, yaitu wacana narasi, karena dari kedua data tersebut berisi ungkapan-ungkapan penulis. Dilihat dari bahasanya pun terlihat adanya suatu kronologis dari waktu ke waktu. Sedangkan dalam data 13 merupakan wacana eksposisi, karena dalam status tersebut berisi tentang nasihat atau perintah. Begitu juga dengan data 14 yang merupakan wacana eksposisi karena dalam status tersebut berisi nasihat-nasihat.
6.     Kosakata yang Sering Muncul dalam Penggunaan Bahasa dalam Jejaring Sosial
Sutralah           : merupakan kata plesetan dari sudahlah
Alay                : anak layangan yaitu orang kampong yang berpenampilan norak
Kepo               : kepengin tau info atau mau tau banget
Gaje/ gajebo    : merupakan singkatan dari ga jelas
Hoax               : sesuatu yang dianggap hanya omong kosong
Ngakak            : tertawa terbahak-bahak
Unyu-unyu      : lucu banget
Ciyus               : merupakan plesetan dari serius
Lekong            : laki-laki bencong
Bokap              : bapak
Jomblo             : sebutan untuk remaja yang belum punya pacar
Woles              : berasal dari kata slow yang dibalik, artinya santai
Pele                 : hampir sama dengan pea, artinya bego atau bodoh
Cinlok             : merupakan singkatan dari cinta lokasi
Modus             : untuk mengungkapkan sesuatu dengan melakukan suatu tindakan
Ceman             : plesetan dari kata teman
Eke                  : artinya aku
Gokil               : gaul banget
Lebay              : menyatakan sesuatu yang berlebihan
Capcus            : cabut (pulang atau pergi)
BT                   : merupakan singkata dari boring total
Rempong         : ribet banget
Ababil             : sebutan untu remaja yang masih labil
Galau               : untuk menyatakan perasaan yang sedang sedih
Mager              : merupaka singkatan dari males gerak
Gengges          : merupakan kata plesetan dari ganggu
Dumay            : dunia maya
PHP                 : Pemberi Harapan Palsu

4.2.   Fungsi Sosial Penggunaan Bahasa Slang dan Prokem dalam Jejaring Sosial
Variasi bahasa yang muncul dalam penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan twitter menimbulkan banyak fungsi social. Rata-rata para pengguna social media seperti facebook dan twitter menggunakan bahasanya dalam status mereka sebagai ungkapan perasaan mereka. Berikut funsgi social yang ditemukan dalam penelitian.
1.     Fungsi Menasihati
Utari Sardi Diah Pertiwi: ‎"Pembalasan yang paling menyakitkan bagi yang menyakitimu adalah hidup lebih berbahagia darinya." – Tablo #omaigat (data 15)
Dalam data 15 status yang ditulis oleh Utari Sardi Diah Pertiwi yaitu ‎"Pembalasan yang paling menyakitkan bagi yang menyakitimu adalah hidup lebih berbahagia darinya. "Tablo #omaigat  berisi nasihat buat para pengguna facebook untuk tidak berbalas dendam.
2.      Fungsi Mempromosikan
Hidung Mancung Kurus: Sista2 kini telah hadir Alat Pemancung Hidung Tanpa Efek Samping Negatif Bekerja Secara Natural Memancungkan Hidung, kamu sudah bisa mulai melihat perubahan 0,5cm-1cm dengan pemakaian rutin 5menit-15menit /perhari dalam waktu 2minggu. Promo bulan ini Ongkos kirim gratis hanya rp. 52.000 Pesan Nose Strap sekarang dan ikuti PROMOnya! Caranya Mudah SMS Ke 087-886-018-206 dengan format:
a.      ketik"PesanNoseStrap"
b. Tunggu Balasan cara pemesanan akan dikirim ke HP km :)  http://www.nosestrap.com/ (data 16)
Dari data 16 dapat dilihat bahwa status tersebut berfungsi untuk mempromosika barang. Terlihat dalam status tersebut dijual produk untuk memancungkan hidung dengan cara memesan pada no yang sudah tersedia atau dengan membuka websitenya.
3.      Fungsi Bertanya
Dini Bz Setia : mati listrik gmana si! Kata’y tarif listrik naik dr bln ini. Tp bgaimana pelayanan’y???
Dalam data 17 terlihat Dini Bz Setia sedang menanyakan tentang kenaikan biaya listri. Disini status tersebut berfugngsi bertanya.
4.      Fungsi Meminta Maaf
@yuninggra: maaf maaf maaf maaf gua minta maaf sama lu iya gua yg slah tp gua janji ini yg pertama dan terakhr gua ngomng kyk gto sama lu :'( (data 18)
Dalam data 18 terlihat bahwa @yuninggara sedang meminta maaf pada pacarnya. Hal ini dia ungkapkan dalam status agar pacarnya mau memaafkan dia.
5.      Fungsi Mengajak
Wiwid Sujarwanto: mnggo sarapan (data 19)
Dari status yag ditulis oleh Wiwid Sujarwanto yaitu mnggo sarapan,,, memiliki fungsi social yaitu mengajak. Dari data 19 terlihat bahwa Wiwid Sujarwanto mengajak para pengguna facebook untuk sarapan.
6.      Fungsi Terima Kasih
@yuninggra: ° • · ·♥ τнänk чöü ♥· · • ° (data 20)
Dari data 20 berfungsi untuk mengucapkan terima kasih. Terlihat dalam status yang dibuat oleh @yuninggara dia mengucapkan terima kasih dalam bahasa inggris. 
4.3 Faktor Penyebab Penggunaan Bahasa Slang atau Prokem di Jejaring Sosial
1.   Faktor Pergaulan
Pergaulan remaja saat ini bisa dikatakan luas karena banyaknya media sosial dunia maya yang menghubungkan mereka satu sama lain. Facebook misalnya, pada media inilah muncul dan berkembang bahasa Alay yang dituliskan pada status yang kemudian akan dibaca oleh remaja lain dan akan mengikuti pemakaian bahasa Alay sehingga semakin marak digunakan oleh para remaja. Bahasa ini berkembang di kalangan remaja, namun dalam pergaulan media jejaring sosial paling sering digunakan. Semakin lama bahasa ini kian berkembang sehingga telah dianggap wajar pada kalangannya. Dalam bahasa Alay, remaja bebas menyingkat bahasa sesuai dengan keinginan mereka.
2.    Faktor Gengsi
Banyak remaja yang berusaha ingin menjadi anak gaul yang tidak ketinggalan jaman, hal ini menuntut mereka mengikuti perkembangan jaman salah satunya mengggunakan bahasa Alay, akronim dari anak lebay, yakni bahasa tulis berupa campuran bahasa gaul lisan, bahasa asing khususnya Inggris, singkatan, kode, angka, dan simbol. Alasan menggunakan bahasa ini karena tidak ingin disebut anak kampungan.
3.     Faktor Iklan
Kegemaran sesorang menonton sinetron, film bahkan iklan, sedikit mempengaruhi dalam pemakaian bahasa sehari-hari. Bahasa yang digunakan oleh para remaja dikarenakan oleh apa yang mereka dengarkan. Pada telivisi misalnya, banyak sinetron, film bahkan iklan yang telah menggunakan dan ikut membantu mempopularkan bahasa Alay tersebut. Sehingga para remaja yang melihat akan mengikuti dan menggunakan bahasa Alay pada keseharian mereka sesama pengguna bahasa Alay agar dianggap gaul dan keren seperti para artis dan bintang iklan yang menggunakan bahasa Alay tersebut. Tanpa menyadari bahwa bahasa yang digunakan oleh publik figur itu hanya tuntutan skenario.


BAB V
PENUTUP

5.1.   Simpulan
Dari penelitian tersebut wujud penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan twitter dapat berupa kata baik kata tunggal maupun kata kompleks, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Selain itu, variasi bahasa yang digunakan dalam penulisan status di facebook maupun twitter juga unik dan lucu, seperti kata kepo, ciyus, dll. Selain kosakata-kosakata tersebut, penggunaan emotikon lucu juga sering muncul dalam penggunaan variasi bahasa. Kosakata-kosakata tersebut sebenarnya adalah variasi bahasa slang atau prokem yang muncul sejak zaman 1970-an yang kemudian menjadi bahasa sehari-hari dan sering ditemukan dalam social media. Dalam social media seperti facebook dan twitter juga memiliki fungsi social yaitu fungsi untuk mengajak, mempromosikan, mengungkapkan permintaan maaf, terimakasih, ataupun bertanya.

5.2.   Saran
Sebenarnya sah-sah saja bagi mereka (terutama remaja) yang menggunakan bahasa alay, karena hal tersebut merupakan bentuk kreatifitas yang mereka buat. Namun sebaiknya penggunaan bahasa alay dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi atau tidak digunakan pada situasi-situasi yang formal. Misalnya pada saat berbicara dengan teman. Teman disini adalah mereka yang mengetahui dan mengerti bahasa alay tersebut. Tetapi juga jangan sampai menghilangkan budaya berbahasa Indonesia kita. Karena biar bagaimanapun bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kebanggaan kita dan wajib untuk dijaga serta dilestarikan.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal .Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Chaer, Abdul. 2007. LingusitikUmum. Jakarta: Rineka Cipta.
Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari, Linda S.“Penggunaan-bahasa-alay-dalam-jejaring-sosial-http://bahasa
kompasiana.com/2012/09/05 (diunduh pada 15 desember 2015)


LAMPIRAN