Sunday, October 4, 2015

Makalah Morfem UNM 2015


MAKALAH MORFOLOGI
MORFEM

OLEH
Kelas C
Kelompok 1

WIDIA ASTUTI
ANDI AFRIANSYAH
FINTA ANDIANI
ARWINNI REZKI PUSPITA SARI
RIZAL


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bahasa sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun tak tertulis. Sehingga penggunaannya harus berdasar pada kebahasaan dan perbendaharaan kata yang kaya dan lengkap . Begitu juga dengan bahasa Indonesia yang merupakan milik bangsa Indonesia merupakan alat komunikasi yang efektif dan efisien dalam pemersatu bangsa ini.
Tata bahasa harus berlangsung sesuai dengan kelaziman penggunaannya sehingga dapat diterima oleh semua penggunanya yaitu tata bahasa yang baku. Tata bahasa baku merupakan bahasa yang menjadi kelancaran dalam penggunaannya dan tidak bersifa tmengekang bagi bahasa yang bersangkutan. Bahasa mempunyai struktur dan bentuk yang menyusun sebuah kata.Oleh karena itu ilmu morfologi bahasa yang mempelajari tentang struktur dan bentuk kata yang sangat penting dipelajari oleh bangsa ini baik dari jenjang bawah sampai jenjang atas.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian morfologi dan morfem?
2.      Bagaimana cara mengidentifikasi morfem ?
3.      Apakah pengertian morf, alaomorf dan kata ?
4.      Apa saja jenis-jenis morfem?
5.      Bagaimana bentuk asal dan bentuk dasar morfem ?

C.Tujuan
1.    Mengetahui pengertian morfologi dan morfem.
2.    Mengetahui cara mengidentifikasi morfem.
3.    Mengetahui pengertian morf, alaomorf dan kata.
4.    Mengetahui jenis-jenis morfem.
5.    Mengetahui bentuk asal dan bentuk dasar morfem.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Morfologi dan Morfem
            Morfologi berasal dari bahasa inggris morphology yang terdiri dari kata Morpheme + logos. Morph artinya bentuk, logos artinya ilmu. Dalam morfologi meliputi unsur morfem  (termasuk morfem terikat dan morfem bebas) dan morfo-fonemik. Jadi morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kata dan pembentukan kata.
Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu satuan gramatikal terkecil yang memiliki makna. Dengan kata terkecil berarti “satuan” itu tidak dapat dianalisis menjadi lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya. Contoh : Bentuk berpakaian dapat dianalisis kedalam satuan-satuan terkecil. Menjadi {ber-}, {pakai}, {-an}. Ketiganya adalah morfem di mana {ber-} adalah morfem prefiks, {pakai} adalah morfem dasar, dan {-an} adalah morfem sufiks. Ketiganya juga memiliki makna. Morfem {ber-} dan morfem {-an} memiliki makna gramatikal, sedangkan morfem {pakai} memiliki makna leksikal. Perlu di catat dalam konvensi linguistik sebuah bentuk dinyatakan sebagai morfem ditulis didalam kurung kurawal({...}). Berikut pengertian morfem menurut beberapa ahli:
·                Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna (Chaer, 1994: 146).
·                Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya (ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya adalah morfem (Kridalaksana, 1993: 141).
·                Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya (Keraf, 1984: 52).







B.       Identifikasi Morfem
            Untuk menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentuk-bentuk lain. Satuan bahasa merupakan komposit antara bentuk dan makna. Oleh karena itu, untuk mnetapkan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan didasarkan pada kriteria bentuk dan makna itu. Hal-hal berikut dapat dipedomani untuk menentukan morfem dan bukan morfem itu.  
1.      Dua buah bentuk yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama, merupakan dua morfem yang berbeda. Umpamanya, kata ayah dan kata bapak pada kedua kalimat berikut  adalah dua  morfem yang berbeda :
a.       Ayah pergi ke Medan.
b.      Bapak baru pulang dari Medan.
2.      Bentuk yang hanya muncul dengan pasangan satu-satunya adalah juga sebuah morfem. Umpamanya bentuk renta pada konstruksi tua renta, dan bentuk kuyup pada konstruksi basah kuyup adalah juga morfem.
3.      Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan yang lebih besar apabila memiliki makna yang sama adalah juga merupakan morfem yang sama. Misalnya bentuk baca pada kata-kata berikut adalah sebuah morfem yang sama .
·         Membaca
·         Pembaca
·         Bacaan
·         Terbaca
4.      Dua bentuk yan sama atau lebih memiliki makna yang sama merupakan sebuah morfem. Umpamanya kata bulan pada kalimat berikut adalah sebuah morfem yang sama.
a.       Bulan depan dia akan menikah.
b.      Bulan November lamanya 30 hari.
5.      Dua bentuk yang sama atau lebih bila memiliki makna yang berbeda merupakan dua morfem yang berbeda. Misalnya kata bunga pada kedua kalimat berikut adalah dua buah morfem yang berbeda.
a.       Bank indonesia memberi bunga 5 persen per tahun.
b.      Dia datang membawa seikat bunga.
6.      Bentuk yang muncul berulang-ulang pada satuan bahasa yang lebih besar (klausa, kalimat) apabila maknanya berbeda secara polisemi adalah juga merupakan morfem yang sama. Umpamanya kata kepala pada kalimat-kalimat berikut memiliki makna yang berbeda secara polisemi, tetapi tetap merupakan morfem yang sama.
a.       Ibunya menjadi kepala sekolah di sana.
b.      Nomor teleponnya tertera pada kepala surat itu.
c.       Kepala jarum itu terbuat dari plastik.
              Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan menggabungkan morfem itu dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkn dengan kata dasar itu adalah morfem.
Contoh:
               Kata baik dengan kata membaik, jadi dengan kata menjadi, dan sebagainya. Kata baik mempunyai arti berbeda dengan kata membaik, karena kata baik terdiri dari satu morfem, sedangkan kata membaik terdiri dari dua morfem yaitu morfem terikat berupa me- dan morfem bebas berupa baik. Disini akan berbeda arti yang terkandung di dalamnya.
               Morfem –an, -di, me-, ter-, -lah, jika digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah, yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.
              Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain. Bila satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna sama, maka bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi, satuan bentuk yang merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ }) kata kedua menjadi {ke} + {dua}.

            Perhatikan bentuk meninggalkan yang juga terdapat pada arus ujaran di atas, lalu bandingkan dengan bentuk-bentuk lain yang ada dalam deret berikut!
meninggalkan              peninggalan
ditinggal                      ketinggalan
tertinggal                     sepeninggal
Dalam deretan tersebut terlihat ada bentuk yang sama, yang dapat disegmentasikan dari bagian unsur-unsur lainnya. Bagian yang sama itu adalah bentuk tinggal atau ninggal. Betuk tinggal pun adalah sebuah morfem karena dan betuk maknanya sama. Untuk menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau bukan kita harus mngetahui atau mngenal maknanya. Perhatikan deret berikut!
Menelantarkan
Telantar
Lantaran
Meskipun bentuk lantar terdapat berulang-ulang pada deret tersebut, bentuk lantar adalah bukan bentuk sebuah morfem karena tidak ada maknanya. Lalu, ternyata juga pula bahwa bentuk menelantarkan mempunyai hubungan dengan telantar, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan lantaran.



























C.      Morf, Alomorf dan Kata
1.           Morf
        Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi, sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya.
2.           Alomorf
              Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya, ataubisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam buah. Contohnya,  morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-.
              Dalam merumuskan alomorf ini, kita harus tahu lebih dulu morfem terikat apa yang melekat pada kata dasarnya. Untuk merealisasikan masalah tersebut, maka harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contoh-contoh alomorf dibawah ini:
         ber-,              ber-                                be-                            bel-
                     berjalan                          bekerja                      belajar
                     berlari                            berenang                   -

         me-,              me-                                men-                         mem-
                     melacak                         mendaki                   membeli
                     melarikan                       mencari                     mempercayai
                    
                     meng-                            meny-
                     mengoreksi                    menyapu
                     menggoreng                  menyanyi

         pe-                pe-                                 pen-                          pem-
                     pelari                             pendatang                pembeli
                     penyanyi                        pencari                      pembanjak

                     peng-                             pel-
                     pengemudi                    pelajar
                     pengendara                    pelacur dan sebagainya.
       
        Bentuk linguistik di atas dapat berwujud morfem, morf, alomorf, kata, bahkan ada yang lebih tinggi tatarannya yaitu frasa, klausa dan kalimat. Kelompok terakhir ini tidak dibicarakan pada bab ini. Oleh sebab itu, bentuk-bentuk diatas terdiri atas satuan-satuan yang lebih kecil dan masih ada hubungan arti.
        Morf dan alomorf adalah dua buah nama untuk untuk sebuah bentuk yang sama. Morf adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya (misal: {i} pada kenai); sedangkan alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya. Atau biasa dikatakan bahwa anggota satu morfem yang wujudnya berbeda, tetapi yang mempunyai fungsi dan makna yang sama dinamakan alomorf. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai alomorf, entah satu, dua, atau enam buah.
        Contohnya,  morfem meN- (dibaca: me-nasal): me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-. Secara fonologis, bentuk me- berdistribusi, antara lain, pada bentuk dasar yang fonem awalnya  konsonan /I/ dan /r/; bentuk mem- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya konsonan /b/ dan juga /p/; bentuk men- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya /d/ dan juga /t/; bentuk meny- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya /s/; bentuk meng- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya, antara lain konsonan /g/ dan /k/; dan bentuk menge- berdistribusi pada bentuk dasar yang ekasuku, contohnya [menge]+[cat]= mengecat. Bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama tersebut  disebut alomorf.
        Sudah disebutkan bahwa morfem adalah bentuk yang sama yang terdapat berulang-ulang dalam satuan bentuk lain. Sekarang perhatikan deretan bentuk berikut:
·  melihat – menyanyi
·  merasa - menyikat 
·  membawa - menggali 
·  membantu - menggoda 
·  mendengar - mengelas 
·  menduda - mengetik
       Kita lihat ada bentuk-bentuk yang mirip atau hampir sama, tetapi kita juga tahu bahwa maknanya juga sama. Bentuk-bentuk itu adalah me- pada melihat dan merasa, mem- pada membawa dan membantu, men- pada mendengar dan menduda, meny- pada menyanyi dan menyikat, meng- pada menggali dan menggoda, menge- pada mengelas dan mengetik. 
       Pertanyaan kita sekarang apakah me-, mem-, men-, meny-, meng-, dan menge- itu sebuah morfem atau bukan, sebab meski maknanya sama tetapi bentuknya tidak persis sama. Pertanyaan itu bisa dijawab bahwa keenam bentuk itu adalah sebuah morfem, sebab meskipun bentuknya tidak persis sama, tetapi perbedaannya dapat dijelaskan secara fonologis. 
       Bentuk me- berdistribusi antara lain pada bentuk dasar yang fonem awalnya konsonan /l/ dan /r/; bentuk mem- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya konsonan /b/ dan /p/; bentuk men- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya konsonan /d/ dan /t/; bentuk meny- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya konsonan /s/; bentuk meng- berdistribusi pada bentuk dasar yang fonem awalnya konsonan /g/ dan /k/; bentuk menge- berdistribusi pada bentuk dasar yang ekasuku.
       Bentuk-bentuk realisasi yang berlainan dari morfem yang sama ini disebut alomorf. Jadi, setiap morfem tentu mempunyai alomorf, enrah satu, entah dua, atau juga enam buah seperti yang tampak pada data di atas. Selain itu, bisa juga dikatakan morf dan alomorf adalah dua buah nama untuk sebuah bentuk yang sama. Morf adalah nama untuk semua bentuk yang belum diketahui statusnya; sedangkan alomorf adalah nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui status morfemnya.
       Sehubungan dengan alomorf me-, mem-, men-, meny-, meng- , menge- muncul masalah apa nama morfem untuk alomorf-alomorf itu? dalam tata bahasa tradisional nama yang digunakan adalah awalan me- dengan penjelasan, awalan me- ini akan mendapat sengau sesuai dengan lingkungannya. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia dipilih alomorf meng- sebagai nama morfem itu, dengan alasan alomorf meng- paling banyak distribusinya.






3.            Kata
a.    Pengertian dan Hakikat Kata
Kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas merupakan kata. Misalnya rumah, penduduk, pendudukan, negara, dari, kepada, sebagai, tentang, dan sebagainya merupakan kata karena masing-masing merupakan satu satuan bebas. Selain itu satuan-satuan seperti rumah makan, kamar mandi, kamar tidur, mata pelajaran, kepala batu, dan sebagainya, meskipun terdiri dari dua satuan yang bebas, juga termasuk golongan kata, karena satuan-satuan tersebut memiliki sifat sebagai kata, yang membedakan dirinya dari frasa.
Istilah kata sering kita dengar dan sering kita gunakan dan mungkin barangkali kata hampir setiap hari dan setiap saat selalu kita gunakan dalam setiap kesempatan dan keperluan.
b.      Klasifikasi Kata
Para tata bahasawan tradisional menggunakan kriteria makna dan kriteria fungsi dalam mengklasifikasikan kata. Kriteria makna digunakan untuk mengidentifikasikan kelas verba, nomina, dan ajektifa; sedangkan kriteria fungsi digunakan untuk mengidentifikasikan preposisi, konjungsi, asverbia, pronomina, dan lain-lainnya. Yang disebut verba adalah kata yang menyatakan tindakan atau perbuatan; yang disebut nomina adalah kata yang menyatakan benda atau yang dibendakan; konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata.
                                                          







D.      Jenis-jenis Morfem
1.      Apabila ditinjau dari segi bentuknya dapat dibedakan menjadi:
a.      Morfem Bebas
              Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas. Misalnya buku, pensil, meja, rumah dan sebagainya. Contoh-contoh di atas dikatakan morfem karena merupakan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Apabila bentuk itu kita pecah lagi, sehingga menjadi bu- ku, me- ja, pen- sil, ru- mah, dan seterusnya, maka bentuk bu- dan bentuk ku tidak mempunyai arti. Dengan demikian bentuk buku, meja, pensil dan rumah tidak dapat dipecah lagi. Bentuk yang demikian itilah yang disebut morfem bebas.

b.      Morfem Terikat
              Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu, unsur-unsur kecil seperti partikel –ku, -lah, -kah, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat.
  Morfem terikat apabila ditinjau dari segi tempat melekatnya dapat dibedakan menjadi:
  Prefiks (awalan)          :      me-, ber-, ter-, di-, ke-, pe-, per-, se-
  Infiks (sisipan)            :       -em, -el, er-
  Sufiks (akhiran)          :       -an, -i, -kan, -nya, -man, -wati, -wan, -nda
 Konfiks (gabungan)     :       ke+an, pe+an, per+an, me+kan, di+kan,
                                               me+per+kan, di+per+kan, me+per+i,
                                               di+per+i, ber+kan, ber+an.

  Morfem terikat apabila ditinjau dari asal usulnya, maka dapat dibedakan menjadi :
  Morfem terikat asli bahasa Indonesia ; lihat contoh-contoh di atas.
  Morfem terikat dari bahasa asing, misalnya ;
o   Bahasa Jawa                 : tuna, tata, daya, wawan, pramu, sarwa.
  Bahasa Sansekerta        : pra, swa, maha, pri, wan, man, wati
  Bahasa Barat                : is, istis, isme, isasi, if, or, om, us, re, de,
                                      di, en, ab, in, eks, mon.
o   Bahasa Arab                 : i, wi, ani, ni, iah, at, mun, mat.

2.      Apabila ditinjau dari segi keutuhaannya dapat dibedakan menjadi:
a.       Morfem Utuh, yaitu morfem yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Misalnya, meja, kursi, rumah, henti, juang, dan sebagainya.
b.      Morfem Terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi. Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan (ke-/-an) adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk morfem terbagi.
3.      Apabila ditinjau dari segi maknanya dapat dibedakan menjadi:
a.      Morfem Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang otonom dalam pertuturan.
b.      Morfem Tak Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis. Misalnya, morfem-morfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan sebagainya.
4.      Morfem Segmental dan Suprasegmental 
           Perbedaan morfem segmental dan suprasegmental berdasarkan jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}. Jadi semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmenntal seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngbaka di Kongo Utara di benua Afrika, setiap verba selalu disertai dengan petunjuk kala (tense) yang berupa nada.
5.      Morfem Beralomorf Zero
Dalam linguistik deskriptif, ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa ”kekosongan”. 
·      Bentuk tunggal : I have a book ; I have a sheep 
·      Bentuk jamak : I have two books ; I have two sheep
·      Kata kini : They call me; They hit me
·      Kata lampau : They called me ; They hit me
            Bentuk tunggal untuk book adalah books dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuk sheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak untuk books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan morfem {-s}, maka dipastikan bentuk jamak untuk sheepadalah morfem {sheep} dan morfem {Ø}. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa {Ø} merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.

6.      Morfem Dasar, Dasar, Pangkal, dan Akar 
           Sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, bisa diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses morfologi.
           Istilah pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi, atau proses pembubuhan afiks infleksi. Misalnya, dalam bahasa Inggris kata books pangkalnya adalah book. Dalam bahasa Indonesia, kata menangisi pangkalnya adalah tangisi. Akar atau (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya, kata Inggris untouchables akarnya adalah touch.









E.       Bentuk Asal dan Bentuk Dasar
Bentuk asal ialah satuan yang paling kecil yang menjadi asal Sesuatu kata kompleks. Misalnya kata berpakaian terbentuk dari bentuk asal pakai mendapat bubuhan afiks –an menjadi pakaian, kemudian mendapat bubuhan afiks –ber menjadi berpakaian.
Bentuk dasar ialah satuan, baik tunggal maupun kompleks, yang menjadi dasar bentukan bagi satuan yang lebih besar. kata berpakaian, misalnya, terbentuk dari bentuk dasar pakaian dengan afiks ber- : selanjutnya kata pakaian terbentuk dari bentuk dasar pakai dengan afiks –an . Kata berkesudahan terbentuk dari bentuk dasar kesudahan dengan afiks ber-, dan selanjutnya kata kesudahan terbentuk dari bentuk dasar sudah dengan afiks ke –an.
Bentuk asal selalu berupa bentuk tunggal, berbeda dengan bentuk dasar, mungkin berupa bentuk dasar, mungkin berupa bentuk tunggal, misalnya pakai dalam pakaian, sudah dalam kesudahan, rumah dalam perumahan, pergi dalam berpergian, kata dalam berkata, dan mungkin pula berupa bentuk kompleks, misalnya pakaian dalam berpakaian, kesudahan dalam berkesudahan, pemimpin dalam berpemimpin, dan kepemimpinan, berangkat dalam keberangkatan, alasan dalam beralasan, berhasil dalam keberhasilan, mengerti dalam dimengerti. tidak mampu dalam ketidakmampuan, sandaran dalam bersandaran, sinambung dalam kesinambungan.
Contoh kata memperjualbelikan :
Bentuk asal : jual dan beli
Bentuk dasar : perjualbelikan, jual belikan, jual beli
Contoh bentuk dasar yang berupa bentuk tunggal:  lamar pada melamar, buka pada terbuka,kulit pada berkulit buat pada pembuatan, ajar pada pelajaran.
Contoh bentuk dasar yang berupa bentuk kompleks: terbelakang pada keterbelakangan ,terbaca pada keterbacaan, berada pada keberadaan.






BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Morfologi berasal dari bahasa inggris morphology yang terdiri dari kata Morpheme + logos. Morph artinya bentuk, logos artinya ilmu. Dalam morfologi meliputi unsure morfem (termasuk morfem terikat dan morfem bebas) dan morfo-fonemik. Jadi morfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kata dan pembentukan kata. Sedangkan morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan arti.
Untuk menentukan sebuah satuan bentuk adalah morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam kehadirannya dengan bentuk-bentuk lain. Kalau bentuk tersebut bisa hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain, bentuk tersebut adalah morfem.
Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya, alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya dan kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau dengan kata lain, setiap satu satuan bebas.
B.         Saran
1.      Dosen
Struktur morfologi sangat penting  untuk pengajaran mahasiswa nanti setelah turun dimasyarakat , oleh karena itu saat perkuliahan berlangsung di harapkan dosen memberikan materi secara lebih mendalam.
2.         Mahasiswa
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus tentang susunan bagian-bagian kata, jadi diharapkan keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajari morfologi agar dapat memahaminya . Seorang mahasiswa mampu berbicara dengan baik dikerenakan pendidik  yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Aliana, Z.A., dkk. 1984. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bilide Dialek Lembak. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 
Azis, Abdul. 2007. Morfologi Bahasa Indonesia.Makassar: Badan Penerbit UNM
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta

http://bahasa%20indonesia/Kumpulan%20Makalah%20Ilmu%20Bahasa%20%20Deretan%20Morfologik.htm
http://bahasa%20indonesia/Morfologi%20%20Identifikasi%20Morfem,%20Jenis-jenis%20Morfem.htm
http://bahasa%20indonesia/Morfologi%20_%20Desi%20Zulinarti.htm
http://teuku-asrul.blogspot.co.id/2011/02/morvem.html