Saturday, May 27, 2017

PENGEMBANGAN PARAGRAF || KETERAMPILAN MENULIS



MAKALAH KETERAMPILAN MENULIS

PENGEMBANGAN PARAGRAF



OLEH:
KELOMPOK 7

NURHIDAYAH
FITRIANA
FEBRIANY BETTENG P.
FINTA ANDIANI
NUZUL RIANTO RAMADHAN


KELAS C
PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016/2017
 





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
      Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu. Paragraf sangat bermanfaat sebagai bekal untuk beranjak menuju tataran tulisan yang lebih besar. Paragraf adalah bagian-bagian teks atau bacaan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan unsur pembentuk paragraf.
            Pada umumnya para mahasiswa kurang memahami bagaimana cara penulisan paragraf yang baik dan benar serta dalam pengembangannya juga demikian. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menulis makalah ini, selain juga untuk memenuhi salah satu tugas sesuai dengan mata kuliah yang sedang dipelajari.
            Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Dengan adanya pola-pola pengembangan paragraf, sebuah karangan atau tulisan yang dibuat penulis bisa menggunakan salah satu model pengembangan paragraf atau bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus. Sebuah paragraf dibuat untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca.

1.2.   Rumusan Masalah
            Sesuai dengan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pola pengembangan paragraf?
2.      Bagaimana implementasi paragraf pada beberapa jenis tulisan?
3.      Bagaimana jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pokok dan tujuannya?
4.      Bagaimana metode pengembangan paragraf?
1.3.   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui bagaimana pola pengembangan paragraf.
2.      Untuk mengetahui implementasi paragraf pada beberapa jenis tulisan.
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pkok dan tujuannya.
4.      Untuk mengetahui metode pengembangan paragraf.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Pengertian Paragraf
      Paragraf merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam membahas sebuah topik. Menurut (Gorys Keraf, 1980: 25).  Paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan pikiran dari beberapa kalimat yang bertalian untuk membentuk sebuah gagasan. Berdasarkan pernyataan tersebut, paragraf adalah bagian-bagian teks atau bacaan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan unsur pembentuk paragraf.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1991). Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf (Ramlan, 1993).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, paragraf adalah kumpulan kalimat yang memiliki sebuah ide pokok dan diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas dari ide pokoknya serta memiliki unsur kelengkapan kalimat untuk mendukung penjelasan-penjelasan mengenai ide pokoknya.
      Dalam suatu paragraf yang baik dituntut adanya syarat-syarat berikut:
1.  Kepaduan paragraf (koherensi)
      Koherensi adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi.
Contoh:
Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para pendahulunya.

2. Kesatuan paragraf
      Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama.Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Berikut contohnya:
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di Portugal 1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.

3. Kelengkapan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau kalimat utama.Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain.

2.2.   Pengembangan Paragraf
      Sebelumnya sudah kita ketahui bahwa paragraf membahas mengenai sebuah topik atau tema. Setiap kalimat dalam rangka paragraf, bertumpu pada satu pokok pembicaraan. Paragraf merupakan bagian dari karangan atau bagian dari tuturan (pokok pembicaraan) yang terdiri dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
      Kalimat utama adalah pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan utama dalam sebuah paragaf. Sedangkan, kalimat penjelas merupakan pernyataan yang menjelaskan gagasan utama atau pernyataan-pernyataan yang mendukung, menjelaskan atau melengkapi kalimat utama dalam sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf hanya ada satu kalimat utama. Biasanya kalimat utama diletakkan diawal kalimat (deduktif), atau kalimat utama terletak diakhir paragraf (induktif), serta kalimat utama tercakup dalam keseluruhan paragraf (deduktif- induktif ).
      Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas haruslah menunjang kejelasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan sebagai paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. Oleh karena itu, unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang menyebut perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan Suhardi, 2001; Keraf, 1981)
      Perlu kita ketahui bahwa pengembangan paragraf memegang peranan penting dalam proses menulis, karena mengarang adalah proses dari mengembangkan kalimat topik.

2.3.   Metode  Pengembangan Paragraf
      Pengembangan paragraf adalah suatu paragraf yang menghendaki adanya pengembangan atau perluasan yang berintikan kalimat utama. Metode pengembangan paragraf adalah cara-cara bagaimana kita mengembangkan suatu paragraf.
      Dalam melaksanakan pengembangan paragraf biasanya diawali dengan mengubah topik cerita menjadi sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum.dimana kalimat ini masih menghendaki penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan kalimat utama. Setelah kalimat utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka langkah selanjutnya ialah menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat utama. Kalimat inilah yang disebut kalimat penjelas.
      Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu;
1.      Cara Definisi
Cara definisi adalah pengembangan paragraf melalui pengungkapan penjelasan atau pengertian dari suatu masalah yang dibicarakan, serta diungkapkan dari berbagai sudut pandang. Kata-katayang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi, antara lain adalah, ialah, yaitu.
Contoh :
Paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.

2.      Cara Analogi
Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan bagaikan.
Contoh :
Bahasa bukan merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah. Bahasa hanya sebagai alat (komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapakan dalam karangan tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu,sebelum karangan itu sampai ketangan pembaca,penulis karang tersebut harus memeriksa bahasa yang digunakannya, baik dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari segi gramatikal satuan-satuan struktur bahasa, misalnyastuktur satuan kata, frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragraph dan juga pemakaiaan ejaan dan tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan pada unsur-unsur bahasa tersebut,besar kemungkinan pembaca tidak dapat memahami gagasan ilmiah yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum berangkat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus memeriksa kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling, roda, ban, bensin dan sebagainya. Kalau perlu orang itu harus membawa kendaraannya ke bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai ketempat tujuan.

3.      Cara Contoh-Contoh
Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum agar mudah dipahami oleh pembaca. Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh :
Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak G memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.

4.      Cara Sebab Akibat
Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebab sebagai gagasan penjelas. Kata yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.
Contoh :
Pertama kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Kuliah, ia mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, kuliah sering bolos, akibatnya hasil ujian jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani menjual barang-barang rumah untuk membeli si daun haram itu.

5.      Cara Perbandingan
Cara perbandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan membandingkan guna memperjelas suatu paparan. Biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh :
Tata cara kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat primitif dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungannya tanpa membelinya.  Jika barang yang diperlukannya tidak ada dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat yang diperluka untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya, yaitu berupa batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan masyarakat modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau membayar jasa.  Alat-alat yang diperlukan merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memeperolehnya.

6.      Cara Pertentangan
Yaitu cara pengembangan paragraf yang biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.
Contoh :
Sekolah tinggi (umum) berbeda dengan sekolah swasta. Perbedaan itu dapat dilihat dari segi biaya sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas pengejarannya. Untuk sekolah umum biayanya mampu dicapai bagi semua kalangan masyarakat. Akan tetapi, fasilitas yang ditawarkan kurang memadai bagi kelangsungan sistem belajar mengajar. Sedangkan, sekolah swasta biaya yang ditawarkan hanya mampu mencapai batas keuangan beberapa kalangan masyarakat, artinya kalangan orang mampu. Hal ini sejalan dengan fasilitas, standar sekolah serta kualitas pengajarnya. Sehingga sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah-sekolah unggulan.

7.      Cara Klasifikasi
Cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu.
Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Penyelidikan tentang tempramen dan watak manuia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crate dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golong tersebut yaitu sanguinis ( banyak darah ) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas berubah-ubah. Kemudian kolerik ( banyk empedu kuning ) adalah manusia yang memiliki sifat garang, hebat, lekas mrah, dan agresif. Selanjutnya, flegmatis ( banyak lendirnya ) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah, dan lamban. Terakhir, melankolis ( banyak empedu hitam ) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.

2.4.   Implementasi Paragraf pada Jenis Tulisan
Berikut diuraikan mengenai penerapan paragraf pada jenis tulisan atau karangan deskrisi, argumentasi, eksposisi, narasi, dan persuasi.
1)      Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang sifatnya melukiskan, menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.Tujuannya ialah memberikan pelukisan atau gambaran terhadapsesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal yang dideskripsikan.
Contoh :
Malam itu, indah sekali.Dilangit, bintang-bintang berkelip-kelip memancarkan cahaya.Hawa dingin menusuk kulit.Sesekali terdengar suara jangkrik.Binatang malam dan kalilawar mengusik sepinya malam.Angin berembus pelan dan tenang.
2)      Argumentasi
Argumentasi adalah karanan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide
Argumentasi adalah karanan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide dengan menyertakan alasan-alasan dengan tujuan untuk meyakinkan orang lain (pembaca) terhadap gagasan, pendapat, dan ide yang diungkapkan penulis.
Contoh :
Pantai Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal, ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis, juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati tenggelam.
3)      Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang bertujuan menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan suatu peristiwa atau objek dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya (menambah wawasan).
Contoh :
Tim peneliti yang dipimpin Graham Hutchings, seorang kimiawan dari Cardiff University Inggris telah menemukan cara agar reaksi kimia menjadi ramah lingkungan. Mereka menggunkan partikel emas yang masing-masing berukuran 25 nanometer ntuk mengaktifkan oksign dari udara. Oksigen sangat diperlukan dalam proses oksidai. Oksidasi adalah proses penmbahan atom-atom oksigen dalam senyawa karbon untuk menghasilkan produk organic yang bermanfaat. Pada prinsipnya, proses ini akan ramah lingkunan jika menggunakan oksigen murni (O2) dari udara. Dalam reaksi oksidasi, ikatan kimia diantara kedua atom oksigen harus dilepaskan sehingga masing-masing atomnya bebas digunakan dalam reaksi. Hal inilah yang sulit dilakukan. Hampir seluruh reaksi oksidasi yang dilakukan dalam industry menggunakan oksidasi yang berbahaya seperti asam parasetik yang menghasilkan limbah beracun. Oksigen yang telah diaktifkan mudah ditambahkan pada molekul karbon. Dalam berbagai reaksi kimia, cairan digunakan untuk membantu melarutkan reaktan (zat yang direaksikan) dan mendorong atom untuk mengaktifkan oksigen tanpa harus menggunakan bahan-bahan pelarut seperti itu.
4)      Narasi
Narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis ( sistematika waktu ). Wacana narasi disebut juga karangan kisahan karena isinya menceritakan suatu peristiwa atau kisah seseorang.
Contoh :
Tepat ketika tanggal 25 Oktober, sekolahku libur selama tiga hari dan akan berakhir pada tanggal 27 Oktober. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Kute. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang.  Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut PantaiK Kute dengan senyumku. Pantai Kute, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
5)      Persuasi
Persuasi adalah karangan yang sifatnya memengaruhi, mengajak, dan menganjurkan sesuatu pada orang lain ( pembaca ) untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan harapan penulis. Dalam wacana persuasi, terdapat kata ajakan seperti ayoatau mari.
Contoh :
            Setiap orang normal akan senang pada kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan dirinya sendiri. Bahkan bagi umat islam upaya menciptakan kebersihan itu merupakan sebagian dari iman, sehingga orang yang menciptaan kebersihan berarti memperkokoh imanya untuk itulah sebaiknya setiap saat kita harus menjaga dan menciptakan kebersihan agar iman kita semakin tebal.
            Setiap saat diri kita harus bersih, baik bersih lahir maupun batin. Demikian pula lingkungan kita.Tempat tinggal kita harus bersih, karena selain enak dipandang mata juga dapat menjaukan diri kita dari bibit penyakit. Oleh karena itu, marilah sama-sama kita ciptakan  budaya hidup bersih pada diri kita sendiri dan lingkungan kita.

2.5.   Jenis-Jenis Paragraf
Berdasarkan letak kalimat utamanya paragarf ada empat macam:
1.      Pikiran utama pada posisi awal paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal paragraf disebut paragraf deduktif.
Contoh:
Menteri lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa zaman dulu sampai sekarang. Pada zaman dulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajahan. Pada zaman sekarang mereka dapat merasakan hawa kebebasan dan dapat hidup dalam iklim pembangunan. Selain itu, syarat-syarat untuk mengembangkan diri merekapada masa sekarang ini cukup terbika, hanya bergantung pada kegiatan mereka masing-masing.
2.      Pikiran utama pada akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan. Seminggu kemudian seorang anak wanita hilang ketika pulang sekolah. Sehari kemudian polisi menemukan bercak darah di kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret dua anak yang tewas itu di dalam kantong celana John. Dengan demikian John adalah orang yang dapat dimintai pertanggunjawaban tentang hilangnya kedua anak itu.
3.      Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf
Paragraf yang meletakkan pikiran utama pada awal dan akhir paragraf dise but paragraf deduktif induktif.
Contoh:
Bagi manusia, bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa manusia menyampaikan isi hatinya pada sesamanya. Dengan bahasa itu pulamanusia dapat mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan segala pengalamannya kepada sesamanya. Jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana yang paling penting dalam kehidupan manusia.
4.      Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat
Ada paragraf  yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama tertentu. Semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja sama menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat kalimat itu merupakan satu kesatuan isi. Paragraf tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan deskriptif dan naratif.
Contoh :
Lewat jendela dan pintu kaca yang luas, pandangan bisa tembus ketata kebun yang asri dihalaman depan maupun belakang rumah. Kolam hias dengan bukit batu lengkap dengan gemereciknya air berpadu dengan tanaman tanaman pangkas yang terawat rapi. Jauh di halaman belakang beberpa pohon mangga, rambutan, jambu air, dan belimbinng meneduhi kursi kursi untuk para pasien menunggu giliran dipanggil.


2.6.   Metode Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau
pengarang dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapaa model sekaligus. Berikut ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan maksudnya.
1.      Pengembangan Alamiah
Pengembangan paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi. Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titrik waktu berikutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.
2.      Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagsan yang sifatnya umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci. Sebaliknya yang dimaksud ddengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah pengembangan yan dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum. Jadi, model-model pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berpikir dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
3.      Pengembangan analogi
Pengembangan paragraf dengan cara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang akan menjadi lebih muda dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu sesungguhnya adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang masuh kabur, masih samar-samar, bahkan sesuatu yang masih sangat sulit, bisa menjadi lebih mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4.      Pengembangan Klasifikasi
Paragraf yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya, dengan caraa klasifikasi itu, maka tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang sifatnya sangat klosal, sangat besar, sangat umum akan bisa sangat sulit untuk dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau tidak diklasifikasikan terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang demikian ini akan sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya juga saangat jelas. Pengkelasan atau pentipean itu dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan bentuknya, kesamaan ciri dan sifatnya, dan selanjutnya.
5.      Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya, karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan paragaraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif. Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6.      Pengembangan sebab-akibat
Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini jug lazim disebut sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-sebab dan bermuara pada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada sebab-sebaabnya. Karya-karya ilmiah sangaat lazim menggunakan model pengembangan paragraf yang disebutka terakhir ini.
7.      Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besaraatau paling optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Akan tetapi, ada pula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan kedalam tahapan penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan paragaraf yang disebitkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dingeng-dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
      Paragraf atau alinea merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan dan membentuk sebuah gagasan.Gagasan itu lebih jelas kalau dilengkapi dengan uraian-uraian tambahan. Setiap kalimat dalam paragraf akan selalu berkaitan satu dengan lainnya untuk membentuk suatu bagian paragraf.
      Pembentukkan paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.Untuk itu, diperlukan pengembangan paragraf yang baik.Kerangka struktur paragraf dikembangkan berdasarkan peletakan kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa metode atau cara pengembangan, antara lain :
1)      Cara deskripsi
2)      Cara analogi
3)      Cara contoh-contoh
4)      Cara sebab-akibat
5)      Cara perbandingan
6)      Cara pertentangan
7)      Cara klasifikasi

B.     Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar dapat memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Djago. 1986. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa.
Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja Karya.
Verianto, Kaconk. 2013. Pengembangan Paragraf.  Diakses  dari Internet, Desember 2016, http://veriantikaconk.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-paragraf.html


1 comment:

  1. Kalo boleh tau yang diambil dari buku tarigan,djago itu yang mana ya ?

    ReplyDelete