Saturday, March 26, 2022

TUGAS KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN LINGKUNGAN - PENDIDIKAN VOKASIONAL MEKATRONIKA

Nama  : Ratnasari 

NIM : 210206500008  

Mata Kuliah : Keselamatan Kerja dan Kesehatan Lingkungan 

Prodi  : Pendidikan Vokasional Mekatronika (S1) 

 

1. Jelaskan bagaimana cara melakukan tindakan keamanan listrik secara umum serta pencegahan yang tepat untuk keselamatan kerja pada alat pengukuran listrik! 

Jawab:  

Dengan tindakan pencegahan yang benar, tidak ada alasan bagi seseorang teknisi untuk  mengalami shock atau sengatan listrik. Terkena sengatan listrik adalah peringatan yang  jelas bahwa ukuran-ukuran keamanan yang benar tidak diikuti. Berikut ini tindakan  pencegahan untuk keselamatan kerja yag umumnya berlak pada alat pengukran listrik:  

a. Jangan menggunakan ohmmeter pada rangkaian hidup/beraliran .  

b. Menghubungkan ammeter paralel dengan sumber daya. 

c. Jangan membuat ammeter atau voltmeter mengalami beban lebih dengan mengukur arus atau tegangan yang jauh melampaui saklar-batas ukur yang sudah ditentukan. 

d. Pastikan bahwa setiap terminal bersebrangan yang dipakai untuk mengukur, tidak terhubung pendek dengan sengaja atau terhubung ke tanah dengan ujung colok yang dipakai untuk mengkur.  

e. Pastikan ujung colok meter kalau ada isolasi berjumpai atau rusak sebelum anda mempergunakannya. 

f. Hindari untuk menyentuh jepitan atau ujung lgam terbuka dari ujung clk meter. 

g. Bila mungkin, hilangkan tegangan sebelum menyambung ujung colok meter ke rangkaian. 

h. Untuk memperkecil bahaya kecelakaan akibat sengatan listrik, putuskan sambungan ujung colok meter seketika setelah pengukuran selesai. 

i. Pencairan kesalahan secara online dianjurkan hanya untuk tegangan control 120V atau yang lebih rendah. 

j. Banyak meteri yang mempunyai tombol HOLD yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori setelah colok pengukur dilepas dari rangkaian. 

2. Sebutkan dan jelaskan teori-teori penyebab kecelakaan kerja lainnya selain teori domino! 

Jawab: 

1) Teori-teori penyebab kecelakaan kerja 

Teori Multiple Causation Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.  

2) Teori Gordon  

Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail.  

3) Teori Domino  

Terbaru Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan.  

4) Teori Reason 

 Reason (1995-1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihanpelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja.  

5) Teori Frank E. Bird Petersen  

Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan. Bird mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut:  

a. Manajemen kurang kontrol.  

b. Sumber penyebab utama.  

c. Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar).  

d. Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar).  

e. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda). 

3. Jika frekuensi angka kecelakaan kerja tahun 2016 dan 2017 pada CV. MITRA adalah 1217 kasus dan 436 kasus. Maka, hitunglah Safe-T-score (STS) perusahaan CV. MITRA, dan bagaimana interpretasinya? Jawab: 

  

 

  

Dari hasil diatas menunjukkan STS yang kurang dari 2,000 yang menunjukkan keadaan membaik. Dilihat dari angka kecelakaan yang terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1217 kasus, sedangkan pada tahun 2017 angka kecelakaan hanya mencapai 436 kasus itu bebrati pada angka kecelakaan yang terjadi pada tahun 2016 mengalami penurunan yang baik 

4. Apa syarat-syarat yang harus di penuhi untuk menerapkan sistem ventilasi industri, Jelaskan.! 

Jawab  

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menerapkan ventilasi industri 

1) Bila diharuskan oleh undang-undang, misalnya di ruang rawat inap intensif bagi pasien kritis (intensive care units), kamar mandi dengan pemanas air dari gas, di luar negeri ruang harus itu diberi ventilasi untuk mencegah es meleleh dari atap, dst. 

2) Bila pengamanan secara rekayasa belum dapat mengamankan lingkungan kerja dengan sempurna, misalnya substitusi tidak dapat dilakukan, isolasi tidak sempurna menurunkan konsentrasi kontaminan, dst. 

3) Bila ventilasi dapat mempermudah pemeliharaan dan pengoperasian, misalnya bila konsentrasi debu tinggi sehingga terdapat debu di sekitar ruang kerja yang memerlukan pembersihan yang berulang kali sekalipun debu tidak beracun. 4) Meningkatkan kenyamanan lingkungan kerja. 

5. Jelaskan dan gambarkan hirarki pengendalian resiko kecelakaan kerja.! Jawab: 

  

1) Eliminasi –> memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya; misalnya, memperkenalkan perangkat mengangkat mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya manual; 

2) Subtitusi –> pengganti bahan kurang berbahaya atau mengurangi energi sistem (misalnya, menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll); 

3) Kontrol teknik / Perancangan –> menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock, dll  

4) Kontrol administratif –> tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, tandatanda foto-luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirene / lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll .; 

5) Alat Pelindung Diri (APD) –> kacamata safety, perlindungan pendengaran, pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan. 

6. Klasifikasikan tanda-tanda dan gejala DCS berdasarkan lokasi gelembungnya.! Jawab:  

Jenis DCS Lokasi Gabungan Tanda dan Gejala (Manifestasi klinis) 

BENDS Kebanyakan persedian utama tubuh (sikut, bahu, paha, pergelangan tangan, lutut Sakit lokal yang dalam. 

Pergerakan aktif depan pasif persediaan memperparah rasa sakit. 

Rasa sakit bertukaran dengan membengkokkan persediaan sampai posisinya nyaman. Jika diakibatkan oleh ketinggian, rasa sakit akan terjadi pada ketinggian tersebut, ketika turun atau beberapa jam kemudian, 

NEUROLOGIC Otak Hilang ingatan.  

Sakit kepala.  

Spot pada area penglihatan 

(scotoma), tunnel vision, double vision(diplopia), atau penglihatan menjadi buram.   

Kelelahan yang hebat atau perubahan perilaku 

Seizures, pusing, vertigo, mual, muntah, dan bahkan pingsan. 

  Spinal Cord Sensasi abnormal seperti rasa terbakar disekitarbagian bawah dada dan punggung 

Kelemahan dan paralysis 

Sakit pada abdomen dandada 

  Saraf Periferal Ketidak mampuan menahan urin dan feses 

Sensasi abnormal, seperti kekakuan, rasa terbakar, 

paresthesia 

Kelelahan otot saat Bergerak 

CHOKES Paru-paru • 

Rasa sakit pada dada bagian dalam (dibawahsternum)  Rasa sakit diperparah dengan adanya gerakan bernapas 

Napas pendek (dyspnea) 

Batuk kering 

SKIN BENDS Kulit • 

• 

Rasa gatal biasanya disekitar mata, wajah, leher, lengan, dan tubuhbagian atas 

Sensasi seperti ada serangga merayap diataskulit 

Perubahan warna kulit biasanya disekitar bahu, dada bagian atas dan perut disertai dengan rasa gatal harus memahami cara pencegahan Decompression 

Sicknes. 

7. Jelaskan bagaimana cara mencegah dan mengendalikan temperatur ekstrem! 

Jawab: 

Pencegahan Gangguan Panas 

Pencegahan terhadap gangguan panas meliputi air minum, garam, makanan, istirahat, tidur, dan pakaian (Departemen Kesehatan, 2003). 

a. Air minum 

Merupakan unsur pendingin tubuh yang penting dalam lingkungan panas. Air diperlukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat berkeringat dan pengeluaran urin. 

b. Garam (NaCl) 

Pada keluaran keringat yang banyak, perlu ditambah pemberian garam, tetapi tidak boleh berlebihan karena dapat menimbulkan rasahaus dan mual. 

c. Makanan 

Seudah makan, sebagian besar darah mengalir kedaerah usus untuk menyerap hasil pencernaan. 

d. Istirahat 

Cara ini bermanfaat untuk menghindari terjadinya efek kelelahan kumulatif e. Tidur 

Untuk menghindari efek kelelahan setelah aktifitas fisik yang berat yang dilakukan pada lingkungan panas, tubuh memerlukan istirahatyang cukup dan tidur sekitar 7 jam sehari 

f. Pakaian 

Pakaian melindungi permukaan tubuh dari radiasi sinar matahari, tetapi juga merupakan penghambat terjadinya konveksi antara kulit dengan aliran udara. Untuk mendapatkan efek yang menguntungkan, baju yang dipakai harus cukup longgar, terutama bagian leher, ujung lengan, ujung celana, dan sekitarnya. 

Pencegahan Gangguan Dingin 

Beberapa hal bisa dilakukan untuk mencegah gangguan kerjapada lingkungan yang dingin dan berangin. 

a. Menjaga kondisi tubuh Fit selama bekerja 

b. Menggunakan pakaian secara berlapis dan hal ini lebih baik dari pada menggunakan satu lapisan pakaian yang tebal. Dengan cara ini, udara akan terjebak diantara lapisan dimana udara merupakan isolator yang baik. 

c. Menjaga agar pori-pori baju mengalirkan kelembapan tubuh 

d. Menjaga agar tubuh tetap kering karena kulit yang basah akan lebih cepat membeku daripada kulit kering. 

e. Memasang penahan angin (windbreak) dan menghindari kontak langsung antara kulit dan angin. 

f. Segera membawa pekerja yang sudah terpapar dingin ketempat yang hangat. Jika yang beku ialah bagian kaki, jangan dipaksa berjalan karena akan menyebabkan luka yang lebih parah. 

g. Menggunakan sarung tangan untuk memegang logam yang terpapar temperatur extra dingin. 

h. Menggunakan pakaian pelindung yang baik. 

i. Pekerja yang diperbolehkan memasuki area kerja dingin harus lolos pemerikasaan medis terlebih dahulu. 

j. Melakukan “Buddy System” yaitu tidak mengizinkan seseorang masuk ke area dingin sendirian saja. 

8. Bagaimana cara memperkirakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya kecelakaan kerja? 

Jawab! 

Biaya kecelakaan ini dapat diperkirakan dengan melakukan pencatatan, dokumentasi yang sistematis, dan analisis statistik kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan. Hal ini sudah dilakukan oleh Robinson (1979) yang melakukan pengolahan data terhadap ribuan data kecelakaan kerja yang terjadi pada industri jasa konstruksi di Amerika Serikat. Hasil pengolahan data biaya kecelakaan oleh Robinson ini dikenal menjadi matriks perkiraan biaya kecelakaan Robinson.  

Matriks Robinson ini dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya biaya kerugian yang harus dipersiapkan oleh perusahaan dengan melihat/menilai cedera yang terjadi pada suatu kecelakaan. Perkiraan biaya kecelakaan dapat ditentukan tanpa menunggu petugas dari asuransi yang akan menghitung biaya perawatan yang ditanggung. Klaim asuransi baru dapat dilakukan setelah pengurusan administrasi dan biaya tidak langsung tidak dicakup dalam penggantian asuransi. 

9. Klasifikasikan api berdasarkan sumber nya menurut NFPA! 

Jawab: 

Kelas Kebakaran Pemadam 

A (Padat Non 

Logam) Kertas, kain, plastik, kayu Air,uap air, pasir, busa, CO2, serbuk kimia kering, cairan kimia 

B (Gas/Uap/Cairan) Metana, amoniak, 

solar CO2, serbuk kimia kering, busa 

C (Listrik) Arus pendek CO2, serbuk kimia kering, uap air 

D (Logam) Aluminium, tembaga, besi, baja Serbuk kimia sodium 

klorida, grafit 

E (Radioaktif) Bahan-bahan radioaktif Belum diketahui secara 

spesifik 

K (Bahan Masakan) Lemak dan minyak masakan Cairan Kimia CO2 

 

 

10. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pekerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja! Jawab:  

Berikut adalah cara untuk mencegah kecelakaan kerja sebanyak  

a. Melakukan kegiatan pekerjaan dengan sangat tenang. 

b. Selalu berhati-hati didalam menggunakan berbagai macam kendaraan kantor. 

c. Memperhatikan tingkat suhu udara yang berada diluar dari tempat kerja 

d. Selalu menggunakan alat pelindung diri atau APD. 

e. Selalu menjaga kebersihan yang dimiliki oleh lokasi kerja.