Monday, March 28, 2022

PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PADA MASA PANDEMI COVID-19

PEMBELAJARAN DARING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN  
PADA MASA PANDEMI COVID-19 

Ratnasari 
Prodi Pendidikan Vokasional Mekatronika, Fakultas Teknik 
Universitas Negeri Makassar 



ABSTRAK

Selama pandemi covid-19, semua proses pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing, sehingga proses pembelajaran dilakukan secara daring atau online. Pembelajaran daring merupakan model pembelajaran baru bagi peserta didik sehingga selama pelaksanaannya peserta didik merasakan kelebihan dan kelemahannya. Pembelajaran daring menimbulkan berbagai permasalahan, hal itu dibuktikan dengan ketidakefektifan proses belajar mengajar melalui group whatsapp. Siswa kurang merespon dan memahami materi yang diberikan sehingga proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Sampel membuktikan bahwa ketidakefektifan tersebut disebabkan oleh rasa bosan yang dialami selama belajar online, sehingga hal itu menyebabkan kepasifan yang terjadi selama belajar online. 

Key words: online learning,kelebihan dan kekurangan   


PENDAHULUAN 

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia saat ini membawa pengaruh besar terhadap semua sektor, termasuk dunia pendidikan. Pada bidang pendidikan, pemerintah dengan sigap mengambil langkah cepat untuk memutus penyebaran virus ini. Salah satunya dengan mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).  

Adanya wabah ini memberikan pengaruh besar terhadap aspek-aspek, baik aspek ekonomi, social, budaya, bahkan pendidikan. Hampir seluruh jenjang pendidikan di Indonesia saat ini berbasis daring/online. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas. 

Dalam konteks kegiatan pembelajaran perlu dipertimbangkan efektivitas artinya sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai harapan. Ciri-ciri keefektifan program pembelajaran adalah berhasil mengantarkan siswa mencapai tujuantujuan instruksional yang telah ditentukan, memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional dan memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar (Rohmawati, 2015). Keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana penunjang. Efektivitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran 

Beberapa guru mata pelajaran mengalami kesulitan dalam memberikan materi secara online, ditambah lagi dengan adanya materi praktek yang tidak dapat dilaksanakan. Beberapa kendala juga dialami oleh peserta didik, salah satunya yaitu kurang jelasnya instruksi yang diberikan oleh guru terhadap tugas-tugas yang dibebankan kepada peserta didik, sehingga banyak peserta didik yang tidak dapat memenuhi tugas-tugas mereka dengan baik.  

Pembelajaran daring ini menekankan peserta didik agar memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, di mana hal tersebut nantinya akan membantu peserta didik untuk mempelajari dan memahami pelajaran secara lebih baik sehingga mencapai prestasi akademik yang optimal. Prestasi akademik menurut perspektif kognitif sosial dipandang sebagai hubungan yang kompleks antara kemampuan individu, persepsi diri, penilaian terhadap tugas, harapan akan kesuksesan, strategi kognitif dan regulasi diri, gender, gaya pengasuhan, status sosial ekonomi, kinerja, dan sikap individu terhadap sekolah (Clemons, 2008). Seperti yang telah disampaiakan oleh Kemendikbud tentang hakikat merdeka belajar yang salah satu maknanya yaitu mendidik khusus (whatsapp grup) untuk membahas tugas yang dibebankan. Meskipun strategi yang digunakan secara kooperatif/grup, sistem pembelajaran ini tetap mengacukemandirian, tanggung jawab, kritis, kreatif, berinisiatif, berpartisipasi, kolabaratif, dan berani gagal dalam proses belajar

METODE 

Metode yang digunakan pada pengumpulan data ini yaitu metode opservasi melalui berbagai suber. Adapun kesimpulan yang dihasilka yaitu kelebihan dan kelemahan sistem pembelajaran daring, kendala yang di alami selama mengikuti pembelajaran daring, beberapa teknik/strategi pembelajaran yang mereka anggap cocok dan sukai selama pembelajaran daring. 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Selama proses pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19, diperoleh respon yang beraneka ragam. Respon yang diberikan peserta didik berkaitan dengan kurang adanya persiapan atau breafing langsung dari sekolah kepada peserta didik mengenai proses pembelajaran daring. Selain itu, guru mata pelajaran memberikan materi dan tugas yang belum terselesaikan tanpa melihat kondisi peserta didik di rumah. Sehingga guru belum menemukan strategi pembelajaran yang cocok bagi peserta didik. Penentuan strategi belajar sangatlah penting, karena strategi   belajar yang digunakan tidak sekedar strategi belajar aktif, tetapi harus strategi yang membawa peserta didik pada pemahaman materi secara menyeluruh (Casem, 2006; Schapiro & Livingston, 2000).  

Pembelajaran daring merupakan sebuah tantangan dalam menguji kemajuan pendidikan di Indonesia. Hal tersebut karena dalam pembelajaran daring didominasi oleh penggunaan teknologi seperti laptop dan telepon genggam. Pembelajaran daring mempunyai tantangan khusus, lokasi pendidik dengan peserta didik berbeda, saat pelaksanaan menyebabkan pendidik tidak bisa lagnsung meninjau secara langsung kegiatan belajar mengajar. 

Ada tiga pokok bahasan yang penting di dalam proses pembelajaran daring di SMK yaitu: Pertama, kelebihan dan kelemahan dari sistem pembelajaran daring. Beberapa kelebihan yang dirasakan oleh peserta didik selama pembelajaran dari yaitu: (1) Peserta didik dapat mengikuti pembelajaran di tempat yang mereka sukai; (2) Peserta didik dapat menghemat pengeluaran transportasi ke sekolah; (3) Peserta didik merasa lebih santai karena mereka tidak perlu memakai seragam ketika mengikuti pembelajaran; (4) Peserta didik merasa lebih santai karena dapat mendengarkan musik/makan/minum sambil belajar; (5) Peserta didik merasa senang karena waktu berkumpul dengan keluarga lebih banyak; dan, (6) Melatih peserta didik untuk lebih bertanggung jawab, kreatif, dan juga mandiri. Sehingga membentuk pribadi yang lebih percaya diri. Beberapa kelemahan yang disampaikan oleh peserta didik berkaitan dengan kegiatan yang mereka temui selampembelajaran daring yang tidak ada selama proses pembelajaran di sekolah dan mereka merasa terbebani dengan itu, di antaranya: (1) Tugas lebih banyak dari pada pembelajaran biasa di sekolah; (2) Sulit memahami materi karena hanya diberikan tetapi tidak dijelaskan; (3) Apabila peserta didik tidak paham tentang materi dan tugas, mereka tidak dapat bertanya secara langsung pada saat itu juga; (4) Beberapa siswa lebih paham jika dijelaskan langsung oleh guru;( 5) Lebih boros pengeluaran karena harus membeli kuota internet lebih banyak; (6) Kendala teknis seperti koneksi internet yang buruk;  

Salah satu kelebihan pada pembelajaran daring yaitu dapat melatih peserta didik untuk lebih bertanggung jawab, kreatif, dan juga mandiri. Pembelajaran daring membutuhkan tanggung jawab, kemandirian, dan ketekunan pribadi, karena tidak ada yang mengontrol selain diri sendiri. Peserta didik harus membaca dan memahami materi secara mandiri, serta mengerjakan dan mengumpulkan tugas secara mandiri.  

Kedua, kendala-kendala yang dihadapai selama proses pembelajaran daring. Kendala yang dialami peserta didik pada pembelajaran daring yaitu dari faktor internal dan eksternal. Kendala dari faktor internal, di antaranya: (1) Belajar mandiri di rumah membuat semangat belajar peserta didik berkurang; (2) Sering dilanda rasa malas dan bosan; dan (3) Banyaknya tugas yang datang secara serempak membuat peserta didik sangat terbebani. Sedangkan kendala dari faktor eksternal, di antaranya: (1) Tidak semua peserta didik memiliki fasilitas pembelajaran daring, misalnya peserta didik tidak memiliki Hp Android; (2) Pengumpulan tugas terlambat karena tidak ada kuota internet; (3) Beberapa orangtua tidak memiliki pemasukan karena dampak Covid-19 yang berpengaruh pada pembelian kuota internet untuk pengumpulan tugas peserta didik; (4) Beberapa orangtua tidak memantau kegiatan belajar peserta didik selama di rumah;( 5) Beberapa guru dalam memberikan materi kurang lengkap, sehingga mengganggu proses pemahaman peserta didik; dan (6) Beberapa guru kurang jelas dalam memberikan instruksi cara pengerjaan dan pengumpulan tugas.  

Peran orang tua juga sangat penting karena selama di rumah, orang tua lah yang memantau kegiatan peserta didik. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui kegiatan peserta didik di rumah selama proses pembelajaran daring. Selain itu, fasilitas pembelajaran juga berpengaruh dalam proses pembelajaran daring, apalagi pembelajaran daring identik dengan internet dan kuota. Sehingga orang tua mengeluarkan biaya tambahan untuk pembelian kuota internet sebagai penunjang proses pembelajaran peserta didik di rumah.  

Ketiga, metode pembelajaran yang mereka inginkan dan sesuai dengan kondisi mereka di rumah, di antaranya: (1) Adanya video pembelajaran berisi materi yang disertai dengan penjelasan yang lengkap dan rinci; (2) Adanya pemberian contoh penyelesaian soal yang berupa virtualnya, sehingga dengan pemberian contoh penyelesaian soal yang jelas dan mudah dipahami, maka peserta didik tidak akan kesulitan ketika mengerjakan tugas yang dibebankan; (3) Adanya batas waktu pengumpulan tugas yang terjadwal secara jelas; dan (4) Adanya penyediaan waktu konsultasi materi yang belum dipahami secara video conference atau voice note.

KESIMPULAN 

Pembelajaran daring mengharuskan peserta didik dapat menyesuaikan diri dalam waktu yang singkat. Banyak kelebihan dan kelemahan yang dirasakan oleh peserta didik. Kelebihannya yaitu melatih peserta didik untuk lebih bertanggung jawab, kreatif, disiplin, dan juga mandiri. Sedangkan kelemahannya yaitu beberapa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi karena guru tidak memberikan penjelasan yang lengkap dan rinci. Kendala dalam pembelajaran daring yaitu menurunnya semangat belajar peserta didik, karena mereka sering dilanda rasa bosan dan jenuh selama belajar secara individu di rumah. Selain itu, tidak semua peserta didik memiliki fasilitas yang mendukung dalam proses pembelajaran daring. Peserta didik menginginkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi mereka di rumah selama pembelajaran daring. Mereka menginginkan pemberian materi yang disertai penjelasan yang lengkap dan rinci. Pemberian tugas sesuai dengan materi yang diberikan dan disertai dengan petunjuk yang jelas, serta batas waktu pengumpulan tugas yang terjadwal dengan baik. Interaksi guru dan peserta didik akan terjalin baik jika di dalam proses pembelajaran daring, guru memahami kondisi peserta didik dan menyesuaikan strategi pembelajarannya. Sehingga guru dapat menerapkan metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Hal ini dapat mempengaruhi minat dan keseriusan peserta didik dalam belajar. 

 


DAFTAR PUSTAKA 

Casem, M. L. (2006). Active Learning Is Not Enough. Journal of College Science Teaching, 35(6), 52–57. 

Chung, M. K. (2000). The Development of Self-Regulated Learning. The Institute of Asia Pasific Education Development, 1(1), 55–66.   

Clemons, T. L. (2008). Underachieving Gifted Students: A Social Cognitive Model. Virginia: Universutay of Virginia.    

Glynn, S. M., Aultman, L. P., & Owens, A. M. (2005). Motivation to Learn in General Education Programs. Journal of General Education, 54(2), 150–170.  

Lazonder, A. W., Wilhelm, P., & Hagemans, M. G. (2008). The influence of domain knowledge on strategy use during simulation-based inquiry learning. Learning and Instruction, 18(6), 580–592. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2007.12.001  

Liu, Y., Gu, Z., Xia, S., Shi, B., Zhao, X.-N., Shi, Y., & Liu, J. (2020). What are the underlying transmission 

Markova, T., Glazkova, I., & Zaborova, E. (2017). Quality Issues of Online Distance Learning. Procedia –

Social and Behavioral Sciences, 237,685–691. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2017.02.043  

Theobald, K. A., & Ramsbotham, J. (2019). Inquiry-based learning and clinical reasoning scaffolds: An action research project to support undergraduate students’ learning to ‘think like a nurse.’