Friday, March 18, 2022

MATERI PENULISAN ATAU PENYUSUNAN MAKALAH

 


MATERI PELATIHAN

Secara berturut-turut, pada bagian ini Anda akan berlatih menerampilkan dirt dalam penulisan makalah, penulisan artikel penelitian, penulisan artikel ilmiah populer, penulisan diktat, modul, atau buku pelajaran, serta kaidah teknis penulisan karya ilmiah, dan teknik publikasi karya ilmiah. Seperti sudah dinyatakan pada bagian LC, strategi, harus diingat bahwa yang penting bukan menghafalkan uraiannya, tetapi melatih din sesuai materi pelatihan ini. Mantapkan keterampilan dirt Anda pada keterampilan tertentu yana, mendasarinya, barulah Anda berlatih ke keterampilan berikutnya secara bertahap. Jadi, bersiap-siaplah Anda untuk berlatih menulis beragam karya ilmiah lengkap dengan kaidah teknis penulisannya dan pemublikasiannya.


A. Penulisan Makalah

1. Hakikat dan Macam Makalah

Apakah makalah itu? Makalah adalah tulisan ilmiah yang membahas pokok masalah tertentu. Makalah lazimnya disusun untuk disajikan dalam pertemuan formal tertentu (misal: seminar), atau untuk diterbitkan dalam jurnal atau majalah tertentu. Sebagai tulisan ilmiah, makalah mempergunakan proses berpikir ilmiah dalarn pembahasan pokok masalahnya, sungguhpun tidak semua langkah berpikir iliniah terdapat pada makalah tersebut.

Proses berpikir ilmiah terdiri atas (1) identifikasi masalah, (2) pemba-   tasan masalah, (3) penyusunan hipotesis, (4) pengujian hipotesis, dan (5) penarikan simpulan. Kelima proses berpikir ilmiah tersebut nanti akan diuraikan penempatan dan penggunaannya dalam sistematika makalah.

Dilihat dari cara berpikir, makalah dapat dibedakan menjadi dua macam: makalah hasil berpikir deduktif dan makalah hasil berpikir induktif (Sudjana, 1988:81— 89). Makalah hasil berpikir deduktif membahas masalah atas dasar kajian teori tertentu. Dengan kata lain, makalah jenis ini menerapkan teori tertentu untuk memecahkan masalah yang dipilihnya. Jika Anda menulis makalah jenis ini, maka Anda harus berangkat dari teori tertentu dan menerapkan dalarn pembahasan masalah. 

Contohnya sebagai berikut, Ada teori pembelajaran bahasa yang mengatakan bahwa peniruan atau imitasi merupakan faktor kuat dalarn proses pembelajaran bahasa. Teori tersebut dikemukakan oleh kaum behavioristik_ Kenludian, dalam penulisan makalah Anda menggunakan teori ini untuk membahas masalah pengefektifan pembelajaran bahasa dengan penyajian contoh-contoh ekspresi bahasa. Anda berpendapat bahwa contoh ekspresi bahasa yang disajikan pada siswa akan dapat mengefektifkan hasil pembelajaran, yaitu siswa akan mampu bertutur seperti yang dicontohkan.

Hal itu berbeda dengan makalah hasil berpikir induktif. Makalah jenis ini membahas masalah dengan menyajikan deskripsi gejala, fakta, dan data dari pengamatan di lapangan. Gejala, fakta, dan data tersebut diperbincangakan sesuai masalah yang dipilih, k.emudian disimpulk.an. Simpulan itu kemudian dibandingkan dengan teori yang relevan. Jadi makalah induktif diawali oleh pengamatan empiris, pembahasan hasil pengamatan, penarikan simpulan, dilanjutkan dengan pembandingan dengan teori yang relevan.

Contohnya sebagai berikut. Dari pengalaman proses belajar mengajar di kelas, Anda inencatat bahwa pujian yang Anda berikan kepada siswa atas belajar mereka ternyata mengubah perilaku dan sikap mereka terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa lebih antusias dan semangat dalam belajar bahasa Indonesia, dan akhirnya hasil belajar pun semakin meningkat. Segala data, fakta, dan gejala yang berkaitan dengan pemberian pujian dan segala akibatnya Anda catat. Kemudian, dalam penulisan makalah, Anda menggunakan data, fakta tersebut untuk membahas pengefektifan pengajaran bahasa Indonesia dengan pemberian pujian. Anda berkesimpulan bahwa pujian dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran bahasa. Simpulan itu kemudian diperbandingkan (baca: didiskusikan) dengan teori pembelajaran yang mengatakan bahwa pemberian penguatan diperlukan untuk meningkatkan kemahiran bahasa si pembelajar.

Pahamkah Anda akan perbedaan dua jenis makalah tersebut? Jika cobalah Anda kembali lagi ke paragraf yang menyajikan contoh proses kedua jenis makalah itu. Cobalah Anda menggantinya dengan contoh lain! Jika sudah memahaminya, marilah kita lanjutkan ke bagian berikutnya!

2. Proses Penulisan Makalah

Proses penulisan makalah secara garis besar dapat dibedakan menjadi tiga tahap. Tahap pertama ialah tahap prapenulisan yang terdiri atas langkah (1) pemilihan dan pembatasan topik, (2) perumusan judul, (3) perumusan tesis, (4) penyusunan kerangka atau outline. Tahap kedua adalah tahap penulisan, yaitu langkah pengembangan kerangka menjadi tulisan atau makalah. Hakikat tahap ini adalah mengembangkan gagasan yang ada dalam kerangka menjadi paragraf-paragraf yang didukung oleh kalimat-kalimat efektif. Tahap ketiga adalah tahap revisi, yaitu berupa kegiatan penyuntingan baik isi, sistematika, maupun bahasa.


a. Tahap Prapenulisan

1) Pemilihan Topik

Pertanyaan awal yang dihadapi oleh penulis makalah adalah, "Apa yang akan ditulis?" Pertanyaan itu sesungguhnya mengantar Oa pada pemilihan topik. Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber. Fakta atau pengalaman yang Anda temukan dari kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan surnber topik yang subur. Begitu juga buku-buku atau pustaka yang Anda Baca dapat menjadi sumber topik. Singkatnya, topik makalah dapat dipilih dan ditentukan dari manapun.

Meskipun demikian, topik yang dipilih harus memenuhi 'criteria keterkuasaian, kemenarikan, ketersediaan bahan, dan kemanfaatan (Akhadiah, 1991: 6 — 8; Keraf, 1994: 111 — 112). Topik makalah harus dikuasai oleh penulisnya. Mustahil Anda dapat menulis makalah tentang topik yang tidak Anda kuasai. Mengapa? Makalah memerlukan pembahasan secara mendalam baik dari segi teori maupun praktik. Hal itu berarti mensyaratkan penguasaan teori maupun praktik oleh penulisnya. Jadi, jangan menulis makalah dengan topik yang tidak Anda kuasai. Pilihlah topik yang Anda kuasai!

Di samping itu, topik yang Anda pilih hendaknya juga menarik bagi Anda. Selaku penulis yang akan membahas topik tersebut Anda dipersyaratkan memiliki ketertarikan pada topik itu. Syukurlah jika topik itu berada pada bidang keahlian yang Anda minati selama ini. Jika Anda berniat di bidang kesastraan, pilihlah topik di bidang kesastraan. Jika Anda berminat di bidang kebahasaan, pili.hlah topik di bidang kebahasaan. Dem.ikianpun jika Anda berminat di bidang pembelajaran, pilihlah topik di bidang pembelajaran. Ketertarikan Anda terhadap topik akan membantu kelancaran penulisan makalah.

Syarat lain yang harus Anda pertimbangkan ialah ketersediaan bahan. Hal i.tu berarti Anda memiliki cukup bahan untuk dapat rnenyclesaikan topik tersebut. Bahan itu berupa buku-buku, data, pengalaman, kliping, dan sebagainya. Syarat itu biasanya berhubungan erat dengan kedua syarat sebelumnya. Kelazimannya, jika Anda rnengusai dan tertarik pada topik tertentu, maka Anda pun akan memiliki bahan yang cukup di topik tersebut.

Pertimbangan lain dalam pemilihan topik ialah kemanfaatan, yaitu pembahasan topik itu memberikan sumbangan kepada r l mu dan profesi yang Anda tekuni. Sebagai guru bahasa Indonesia, jika Anda memiliki topik tertentu, topik itu bermanfaat bagi peningkatan profesi Anda, syukur-syukur dapat berkontribusi pada teori bahasa, teori sastra, ataupun tcori pembelajaran.

Berhentilah dulu mempelajari materi ini, segeralah Anda melakukan pelatihan A..I berikut! Berlatihlah sampai Anda yakin. bahwa topik pilihan Anda benar-benar memenuhi syarat keterkuasaian, kemenarikan,.ketersediaan bahan, dan kemanfaatan atau fungsional. Sebelum Anda yakin berhasil claim pelatihan ini, jangan berpindah ke materi berikutnya. Setelah topik pilihan Anda tersebut benar, lanjutkanlah ke materi berikut ini.


Pelatihan A.1: Pemilihan Topik

Coba Anda sekarang berlatih rnemilih topik makalah Anda, dengan mengikuti panduan langkah berikut!

(1) Tentukan lebih dahulu bidang ilmi yang menjadi minat Anda selama ini: apakah kebahasaan, apakah kesastraan; ataukah pengajaran dan pembelajaran!

(2) Carilah topik sebanyak-banyaknya pada bidang minat Anda tersebut! Biarlah dulu semua kemungkinan topik muncul tanpa kritik lebih dahulu!

(3) Barulah satu persatu topik-topik tersebut dipilih berdasarkan keempat syarat: keterkuasaian, kemenarikan, ketersediaan bahan, dan kemanfaatan. Caranya huatlah tabel seperti contoh Berilah tanda (+) atau minus (-) untuk setiap topik pada kolom syarat sesuai dengan pilihan Anda. Tanda plus, jika Anda menguasai, tertarik, memiliki bahan, memperoleh manfaat atas topik itu. Tanda minus, jika Anda tidak mengusai, tidak tertarik, tidak memiliki bahan, dan tidak memperoleh bahan dan topik itu. Tanda plus minus (±) dapat digunakan jika Anda ragu.

(4) Pilihlah topik yang memiliki banyak plus!.


Jadi, topik yang saga pilih:

Rambu-rambu keberhasilan pelatihan ini adalah jika topik yang Anda pilih benar-benar Anda kuasai baik secara teoretis maupun empiris. Secara teoretis berarti topik yang Anda pilih di seputar masalah kebahasaan, kesastraan, atau kependidikan/ pembelajaran. Secara empiris berarti topik yang Anda pilih di seputar pengalaman Anda sebagai guru bahasa Indonesia. Jadi, Anda pernah menjumpainya atau melakukannya di kelas ataupun di luar kelas dalam konteks kependidikan/pembelajaran.

Di samping itu perlu juga dipertanyakan pada diri Anda sendiri, sungguhkah Anda tertarik pada topik tersebut. Itu dapat dibuktikan jika topik yang Anda pilih tersebut di seputar minat Anda, dan karenanya Anda pun perlu merniliki banyak bahan (buku-buku, kliping, catatan data) yang berkaitan dengan topik tersebut.


Setelah menyelesaikan Pelatihan A.1 tersebut, lanjutkanlah mempelajari materi pelatihan berikutnya tentang pembatasan topik.

2) Pembatasan Topik

Biasanya topik yang Anda pilih masih terlalu luas. Artinya belum terfokus cakupannya. Oleh karena itu Anda perlu membatasinya. Pembatasan topik dapat dilakukan dengan diagram pohon atau diagram akar, dan diagram jam (Keraf, 1991:112 — 113; Akhadiah, 1991: 8 — 9).

Cara pembatasan topik dengan diagram pohon atau akar mengikuti langkah-langkah berikut. Tulislah topik terpilih di tengah atas kertas buram Anda. Inilah cabang 1! Rincilah di bawahnya hal-hal yang mungkin dibahas dalam topik itu. Inilah cabang 2! Selanjutnya, pilihlah salah satu dari rincian pada cabang 2 itu yang akan menjadi fokus tulisan Anda. Pilihan fokus dapat didasarkan pada kriteria pemilihan topik pada Pelatihan A.1, atau dapat juga ditambahkan syarat keaktualan. Pertanyakan kembali hal-hal apa raja di rincian yang terpilih pada cabang 2 itu yang dapat dituliskan. Tuliskanlah di bawahnyal. Inilah cabang 3! Pilih kembali fokus tertentu dari hasil rincian pada cabang 3 terakhir. Rinci kembali pilihan itu di cabang 41. Begitu seterusnya sampai Anda berpendapat bahwa topik Anda sudah cukup terbatas. Yang ideal pembatasan topik dilakukan sampai cabang 4 atau cabang 5. 


Perhatikan contoh pada gambar 1.

Keluarga Berencana

Tujuan Peranan Perkembangan

Pengendalian Peningkatan

Pertumbuh penduduk Kualitas Hidup

 

Penduduk Desa Penduduk Kota

Desa Tertinggal Desa Maju

Gambar 1: Diagram Pohon/Akar Pembatasan Topik

Contoh tersebut memperlihatkan bahwa topik "keluarga berencana" yang masih terlalu luas (belum terfokus), setelah dibatasi dengan diagram pohon/akar menjadi lebih spesifik, terbatas, jelas fokus tulisannya, yaitu tentang "peranan keluarga berencana". Itulah yang ditunjukkan sampai cabang 2. Peranan yang mana? Peranan dalam "pengendalian penduduk". Itulah batasan sampai cabang 3! Penduduk mana? Dalam hal ini adalah "penduduk desa". Itulah hasil pembatasan sampai cabang 4! Desa maju atau desa tertinggal? Anda misalnya memilih "desa tertinggal". Jadi secara keseluruhan, sampai dengan pembatasan topik cabang 5, topik makalah menjadi terbatas pada "peran keluarga berencana dalam pengendalian pertumbuhan penduduk desa tertinggal".

Pembatasan topik dengan diagram jam pada prinsipnya sama dengan diagram pohonlakar. Tulislah topik terpilih di tengah-tengah kertas buram Anda, kemudian buatlah lingkaran pertama. Tulislah rincian atas topik itu di luar lingkaran, kemudian buatlah lingkaran kedua. Tulislah rincian lagi di bagian luar lingkaran ke dua yang Anda pilih. Begitu seterusnya, sampai Anda berpendapat bahwa topik Anda sudah cukup terbatas. Perhatikanlah contoh pada gambar 2 berikut!



Berhentilah dulu mempelajari materi ini, cobalah Anda berlatih membatasi topik terpilih pada Pelatihan A.1  sesuai dengan petunjuk Pelatihan A.2! .

Pelatihan A.2: Pembatasan Topik

Cobalah sekarang Anda berlatih mernbatasi topik terpilih pada Pelatihan A.] sesuai petunjuk berikut!

(1) Tentukan jenis diagram pembatasan topik yang akan Anda gunakan: diagram akar/pohon ATAU diagram jam sesuai dengan selera Anda!

(2) Batasilah sanzpai cabang ke-4 atau cabang ke-5!

(3) Garis hawahi atau lingkari setiap hasil pembatasan yang pilih!

(4) Periksa kenzbali hasil pembatasan dari cabang 1 sampai dengan cabang terakhir, mencamkan keterfokusan Bakal tulisan Anda!

(5) Bandingkan dengan topik aslinya! Berbeda bukan?

Rambu-rambu keberhasilan Pelatihan A.2 ini ialah jika berdasarkan hasil pembatasan tersebut fokus tulisan Anda iebih menyernpit dan memungkinkan penggarapan secara lebih mendalam. Secara konkret jika Anda telah menemukan 3 — 4 variabel dari hasil pembatasan itu berarti Anda telah berhasil dalam Pelatihan A.2  ini.

Melajulah ke materi pelatihan berikutnya, pelajarilah secara seksama materi berikut, yaitu perumusal judul!


3) Perumusan Judul

hasil pembatasan topik, barulah Anda merumuskan judul rnakaiah Anda. Syarat rum.usan judul makalah ialah sesuai dengan topik, singkat, bentuk (rasa, dan lugas. Judul. yang Anda rumuskan tidak menyimpang dari topik terpilih. Jika topik terpilih semula tentang A, rumusan judul juga tetap mengungkapkan topik A, bukan A plus, bukan A minus atau bahkan B, C, atau D. Jadi, jika semula topik Anda adalah kosa kata, misalnya, maka setelah menjadi judul berdasarkan hasil pembatasan topik haruslah tetap kosa kata. Jika bukan itu, pastilah rumusan judul Anda itu tidak benar.

Rumusan judul makalah harus diupayakan sesingkat-singkatnya. Pilihlah bentuk terpendek dari kemungkinan yang ada. Oleh karena itu, hindarkanlah penggunaan kata yang tidak funbgsional dalam judul! Jangan berpanjang-panjang sampai melebihi dua belas kata! Rumusan judul pun sebaiknya dalam bentuk frasa benda, bukan frasa keija, dan bukan kalimat. Mengapa demikian? Judul adalah topik yang terbatas, dan topik adalah hal yang dibahas, sedangkan hal mengacu pada benda. Oleh karena itu, rumusan yang sesuai adalah frasa atau gatra benda. Mengapa bukan kalimat? Judul bukanlah sintesis gagasan, atau simpulan tulisan, karena itu tidak diruimuskan dalam bentuk kalimat. Bentuk kalimat atau proposisi sudah mengungkapkan sitesis atau simpulan tertentu.

Judul makalah harus bermakna lugas, bukan kias. Mengapa demikian? ,Karya ilmiah, termasuk makalah, haruslah mengeksplesitkan gagasannya pada semua bagain tulisan. Gagasan, pendapat, contoh, bukti harus dinyatakan secara langsung, bukan secara tidak langsung atau implisit. Kata bermakna kias tidak mengeksplisitkan hal tersebut. Oleh karena itu, tidak sesuai untuk karya ilmiah. Di samping itu. jangan menggunakan kata yang bermakna ganda, konotatif, tetapi gunakan yang bermakna denotatif!

Cara perumusan judul dilakukan dengan menggunakan unsur hasil

pembatasan topik. Artinya gunakanlah kata-kata yang selalu Anda rinci atau batasi dalam pembatasan topik. Jangan menggunakan kata yang tidak terpilih dalam rincian pembatasan topik. Contoh untuk itu sebagai berikut. Dari hasil pembatasan topik (Gambar 1), Anda melakukan pembatasan atau perincian pada unsur atau kata "keluarga berencana", "peranan", "pengendalian pertumbuhan. penduduk", "penduduk desa", dan "desa tertinggal". Tentu saja, rumusan judul makalah Anda tinggal merangkaikan unsur-unsur tersebut, dengan tetap berpegang pada syarat-syarat rumusan judul: sesuai topik, singkat, bentruk frasa,, dan lugas. Manakah di antara kemungkinan rumusan judul berikut yang memenuhi syarat-syarat tersebut?

(1) Program Keluarga Berencana Dapat Berperan Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa

        Tertinggal

(2) Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertiggal dengan Keluarga Berencana

(3) Uluran Tangan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal

(4) Keluarga Berencana: Peranannya dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal

(5) Peranan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal

 

Manakah dari kelima rumusan judul tersebut yang sesuai dengan topik, singkat, bentuk frasa, dan lugas? Rumusan (1) sesuai dengan topik "keluarga berencana", tetapi tidak memenuhi syarat lain karena berupa kalimat. Buktinya? Anda dapat menemukan konstruksi subjek-predikat dalam rumusan itu. Rumusan (2) menyimpang dari topik, karena rumusan itu menyuratkan topik "pengendalian pertumbuhan penduduk" bukan "keluarga berencana". Rumusan (3) walaupun sesuai dengan topik "kelurga berencana", tetapi mengandung makna kias atau tidak lugas yang diakibatkan oleh pengguanaan kata "uluran tangan". Rumusan (4) sesuai dengan topik "keluarga berencana", tetapi kurang singkat dibandingkan dengan rumusan (5). Oleh karena itu rumusan (5) adalah rumusan judul yang sesuai. dengan topik, singkat, frasa benda, dan lugas.


Pelatihan A.3: Perumusan Judul

Berdasarkan hasil pembatasan topik. pada Pelatihan A.2, cobalah sekarang Anda rumuskan judul makalah Anda sesuai langkah berikut!

(1) Rumuskanlah berbagai keinungkinan judul (3 sampai 5 ruinusan) dengan menggunakan unsur hasil

        pembatasan topik!

(2) Periksalah rumusan-rumusan tersebut berdasarkan syarat rumusan judul: sesuai dengan topik,

        singkat, frasa benda, dan lugas!

(3) Tentukan, judul manakah yang bazar? Jika belum mendapatkannya, rumuskan judul baru!

(4) Mintalah mitra Anda untuk inenilai rumusan judul Anda!

(5) Jika Anda belum berhasil, tdangilah sampai Anda berhasil!

 

Rambu-rambu keberhasilan Pelatihan A.3 ini adalah jika judul yang Anda rumuskan masih tetap dalam topik terpilih, tidak dalam wujud kalimat (tidak ada konstruksi S-P), singkat, lugas, dan mengeksplisitkan liputan isi tulisan. Di samping itu, judul makalah Anda tetap menggunakan istilah yang muncul dalam hasil pembatasan topik. Artinya, judul makalah Anda tidak memunculkan istilah lain yang secara konseptual tidak berada dalam diagram pembatasan topik.

Peringatan: Berhentilah mempelajari materi, lebih-lebih sebelum Anda berhasil merumuskan judul! Jangan berlanjut ke materi berikutnya. Yakinkan dulu bahwa Anda telah berhasil merumuskan judul makalah Anda. Setelah itu silakan pelajari materi berikut.


4) Perumusan Tesis

Tesis adalah pernyataan singkat intisari tulisan. Setelah berhasil merumuskan judul makalah, sebaiknya Anda merumuskan dulu tesisnya. Artinya dengan judul seperti yang terumuskan, gagasan-gagasan apa saja yang hendak Anda bahas dalam makalah Anda? Rumuskan dulu itu semua. Rumusan itulah yang menjadi tesis makalah Anda.

Dalam keseluruhan proses penulisan, rumusan tesis itu berfungsi sebagai pengendali, pedoman pengembangan tulisan Anda. Itu berarti bahwa dalam langkah pengembangan (tahap penulisan) Anda tidak boleh menyimpang dari intisari tulisan. Gagasan yang dikembangkan dalam paragraf-paragraf makalah Anda bersumber dari gagasan-gagasan yang ada pada tesis. Demikian pun pada tahap revisi, tesis berguna untuk menilai atau mengevaluasi makalah Anda. Dan penilaian tersebut, Anda dapat melakukan perbaikan, penyuntingan (isi, sistematika, bahasa) dengan berpedoman pada rumusan tesis.

Bagaimanakah merumuskan tesis makalah itu? Pertama, Anda harus melakukan langkah pengidentifikasian variabel dan masalah yang terkandung dalam rumusan judul makalah. Judul "Peranan Keluargd Berencana dalam Pengendalian Pertunibuhan Penduduk Desa Tertinggal", misalnya, Anda identifikasi memiliki tiga variabel yaitu (a) keluarga berencana, (b) pengendalian pertumbuhan penduduk, dan (c) desa tertinggal. Selanjutnya, identifikasilah masalah-masalah yang perlu dibahas dalam setiap variabel tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan di seputar variabel-variabel itu.

Untuk variabel-variabel tersebut, misalnya, dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

(1) Apakah program keluarga berencana itu?

(2) Apa saja peranan keluarga berencana itu?

(3) Apakah pertumbuhan penduduk itu?

(4) Bagaimanakah pengendalian pertumbuhan penduduk itu?

(5) Apakah indikator desa tertinggal itu?

(6) Mengapa keluarga berencana dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk?-

(7) Bagaimana keluarga berencana dapat berperan mengendalikan pertumbuhan penduduk desa

        tertinggal?

Kedua, Anda mengidentifikasi berbagai kemungkinan jawaban atas pertanyaan atau masalah tersebut. Di langkah inilah bagaimana pandangan, pendapat, pengetahuan Anda dapat digunakan untuk menjawab masalah tersebut. Contohnya untuk menjawab pertanyaan (1), Anda membatasi program keluarga berencana sebagai program yang meliputi penu-ndaan usia nikah, penggunaankotrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Dengan demikian, pertanyaan (2) Anda jawab bahwa keluarga berencana dapat berperan mengatur jarak kelahiran, membatasi jumlah kelahiran. Begitu seterusnya Anda lakukan untuk pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Ketiga, setelah seluruh pertanyaan ditentukan jawabannya, tinggallah Anda merumuskan tesisnya dengan cara merangkaikan seluruh jawaban tersebut dalam satu paragraf yang runtut dan padu. Rumusan tesis untuk judul makalah "Peranan Keluarga Berencana dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk Desa Tertinggal", misalnya, adalah sebagai berikut. .

Keluarga Berencana adalah program yang meliputi penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Program tersebut dapat berperan mengatur jarak kelahiran, dan membatasi jumlah kelahiran, sehingga penambahan jumlah penduduk pada suatu wilayah yang sebagian besar berpencaharian agraris dapat diatur dan disesuaikan dengan pendapatan per kapita penduduk wilayah itu yang di bawah Batas minimum. Oleh karena itu, program keluarga berencana dalam tulisan ini mencakup juga persoalah perencanaan peningkatan pendapatan perkapita penduduk, bukan sekadar pembatasan anak dalam jumlah tertentu (misal 2) dalam satu kelurga.

 

Berhentilah mempelajari materi berikut, lanjutkanlah dulu dengan Pelatihan A. 4. Ikuti petunjuk pelatihannya!

Pelatihan A.4: Perumusan Tesis

Rumuskanlah tesis. makalah Anda sesuai dengan judul pada Pelatihan A.3, dengan mengikuti petunjuk berikut!

(1) Identifikasikan unsur-unsur judul yang telah Anda rumuskan pada Pelatihan A.3! Unsur-unsur

        tersebut merupakan variabel masalah dalam makalah Anda.

(2) Rumuskanlah juga masalahnya untuk setiap variabel yang Anda temukandalam bentuk kalimat tanya!

(3) Tentukanlah jawabannya pada setiap masalah!

(4) Kemudian, rumuskanlah tesisnya dengan inerangkaikan semua jawaban tersebut dalam satu paragraf

        yang runtut dan padu! Dengan demikian, jadilah tesis makalah Anda!

 

Rambu-rambu keberhasilan Pelatihan A.4 ini adalah jika seiuruh unsur judul telah terjabarkan dalam bagian tesis. Artinya, dari unsur rumusan tesis tersebut dapat dikenali kembali asal-usulnya dalam unsur judul. Jangan sampai ada unsur judul yang tidak memiliki unsur penjabaran dalam tesis. Di samping itu, kalimat-kalimatnya haruslah runtut dan padu: memiliki hubungan bentuk dan hubungan makna satu sama lain.


5) Penyusunan Kerangka

Langkah berikutnya setelah perumusan tesis adalah penyusunan kerangka

atau outline. Pada hakikatnya kerangka karangan adalah perincian dan pengaturan gagasan-gagasan yang akan dikembangkan dalam kerangka berdasarkan hasil rumusan tesis. Berdasarkan detail rincian yang dibuat, kerangka karangan dapat dibedakan menjadi kerangka karangan nonformal merinci gagasan secara sederhana dan kasar atau global, sedangkan kerangka karangan formal merinci gagasan secara rumit dan detail sampai sekecil-kecilnya.

Untuk apa kerangka karangan itu dibuat? Kerangka karangan dibuat untuk

mengevaluasi keterincian dan keteraturan gagasan-gagasan yang akan dikernbangkan. Dengan kata lain, lewat kerangka karangan dapat dilihat apakah tesis sudah dirinci secara maksimal, dan rinciannya telah diatur dengan urutan tertentu yang dikehendaki atau belum. Demikian seterusnya, apakah gagasan bawahan sudah dirinci secara maksimal dan diatur secara berurutan.

Di samping itu, kerangka karangan berguna juga untuk menghindari

penggarapan sebuah gagasan secara berulang. Lewat kerangka karangan dapat dievaluasi ada tidaknya sebuah gagasan yang berulang ataupun bertumpang tindih. Pengulangan dan penumpangtindihan gagasan dalam makalah sebaiknya dihindari agar tidak terjadi kejenuhan atau bahkan kebertentangan uraian atas gagasan yang sama pada satu makalah. Hal-hal seperti itu sudah dapat diantisipasi dalam kerangka karangan.

Tentu saja, kerangka karangan juga dapat digunakan untuk kisi-kisi pencarian data, fakta yang diperlukan untuk pengembangan karangan. Dengan melihat rincian gagasan dalam kerangka karangan, penulis dapat menentukan data atau fakta tambahan yang diperlukan untuk rnernperjelas atau membuktikan pendapatnya.

 

Bagaimanakah proses perancangan kerangka karangan itu? Pertama, inventarisasi gagasan dari rumusan tesis. Gagasan mana saja dari rumusan tesis itu yang nanti perlu dikembangkan lebih lanjut dalam karangan? Catatlah sebanyak-banyaknya tanpa harus dievalua.si lebih dahulu.

Cobalah perhatikan contoh penerapan langkah tersebut atas dasar contoh rumusan tesis, pada subbagian 4 di muka! Kalimat pertama tesis itu berbunyi "Keluarga Berencana adalah program yang meliputi penundaan usia nikah,

penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak". Dalam rumusan itu Anda dapat menginventarisasi gagasan-gagasan terdiri atas (1)keluarga berencana, (2) penundaan usia nikah, (3)penggunaan kontrasepsi, dan (4)perencanaan jumlah anak. Lakukanlah proses yang sama pada kalimat lain dalam rumusan tesis tersebut, sehingga semua gagasan berhasil diinventarisasi!

Langkah kedua ialah. klasifikasi gagasan. Pada langkah ini semua gagasan

yang dicatat dari basil rumusan tesis dikelompok-kelompokkan: apakah ada dua topik atau lebih yang dapat dikelompokkan dalam klasifikasi tertentu, bagaimanakah kedudukan gagasan yang satu dengan yang lain, adakah gagasan itu sederajat atau sebagai subordinasi gagasan lain. Buatlah rumusan gagasan yang mencakup gagasan-gagasan bawahannya dalam klasifikasi itu!

Keempat gagasan --keluarga berencana; penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak-- tadi misalnya, dapat diklasifikasi menjadi dna: (1)pengertian keluarga berencana, dan (2)macam program keluarga berencana, yang bergagasan bawahan penundaan usia nikah, penggunaan kontrasepsi, dan perencanaan jumlah anak. Jika dituliskan dalam urutan ke bawah tampak sebagai berikut:

Pengertian Keluarga Berencana

Macam Program Keluarga Berencana

a. Penundaan Usia Nikah

b. Penggunaan Kontrasepsi

c. Perencanaan Jumlah Anak

Lakukan proses serupa untuk semua gagasan yang telah diinventarisasi dari rumusan judul. Hasil akhir langkah kedua tersebut adalah sebuah kerangka karangan nonformal, yaitu perincian dan pengaturan gagasan  secara sederhana dan kasar atau global.

 

Apabila dikehendaki kerangka karangan formal yang merinci dan mengatur gagasan lebih rumit dan detail, lanjutkan ke langkah ketiga: elaborasi gagasan dalam klasifikasi. Catatlah kemungkinan-kemungkinan gagasan bawahan yang diperlukan •

untuk mengembangkan gagasan pada klasifikasi tersebut.

Sebagai contoh adalah gagasan "Pengertian Keluarga Berencana". Untuk pengembangan gagasan tersebut diperlukan penjelasan dari segi medis, segi demografis, segi sosiologis, dan segi politis. Oleh karena itu, pada klasifikasi gagasan tersebut muncullah rincian gagasan bawahan sebagai berikut.

Pengertian Keluarga Berencana

a. Dari segi medis

b. Dari segi demografis

c. Devi segi sosiologis

d. Dari segi politis

Lakukanlah proses serupa untuk semua gagasan yang telah berada dalam klasifikasi, bahkan juga untuk gagasan bawahan dalam klasifikasi. Dengan cara tersebut akan diperoleh kerangka karangan formal yang merinci dan mengatur gagasan secara rumit dan detail. Amatilah contoh berikut!

Pengertian Keluarga Berencana

a. Dail segi medis

b. Dari segi demografis

c. Dari segi sosiologis

d. Bowl segi politis


Macam Program Kelurga Berencana


a. Penundaan. Usia Nikah

1) Pengembangan hobi

a) Sekedar hiburan

b) Ke arah profesional • •

c) Ke arah amatiran


2) Pengembangan karier

a) Studi lanjut

b) Peningkatan prestasi kerja

c) Pengembangan usaha


b. Pengunaan Kontrasepsi

1) Macam kontrasepsi

a) IUD

b) Pil

c) Kondom

d) Susuk

2) Cara penggunaan dan efek samping

a) Cara pengunaan

b) Efek samping 

 

Demikianlah seterusnya, sehingga seluruh gagasan dielaborasi sesuai rencana Anda. Bandingkanlah dengan kerangka karangan nonformal! Lebih rinci, rumit, dan detail bukan?

Pelatihan 5: Penyusunan Kerangka

Simak kembali hasil perumusan tesis pada Pelatihan A.4! Mulailah merancang kerangka karangan sesuai pandauan berikut!

(1)Inventarisasilah gagasan-gagasan dalam rumusan tesis tersebut yang menurut pendapat Anda memerlukan pengembangan dalam makalah Anda nanti! Catatlah sebanyak-banyaknya!

(2)Klasifikasikanlah gagasan-gagasan tersebut: kelompokkanlah gagasan yang seklasifikasi, dan susunlah gagasan atas dasar kesederajatannya!

(3)Elaborasilah gagasan sampai detail sesuai dengan kebutuhan Anda!

(4)Aturlah urutannya, dan susunlah kerangka karangan makalah Anda!

(5)Setelah jadi periksalah kembali bagaimana rincian dan urutan gagasan dalam kerangka karangan makalah Anda tersebut! Adakah yang perlu dikurangi aunt ditambahi? Adakah yang perlu digeser urutannya?

(6)Mintalah mitra Anda untuk mengevaluasi kerangka karangan makalah Anda! Bagaimana masukan dari mitra Anda?

(7)Jika Anda mempertimbangkan perlu penyempurnaan, sempurnakanlah sampai Anda yakin gagasan dalam tesis telah terinci dan teratur dalam kerangka tersebut.

Rambu-rambu keberhasilan pelatihan ini adalah jika semua gagasan dalam kerangka karang terkembangkan dengan baik dalam tahap penulisan, maka dapat dijamin makalah Anda berhasil menyampaikan tesisnya dan sesuai dengan judulnya.


b. Tahap Penulisan

1) Pengembangan Gagasan dalam Paragraf

Substansi kegiatan tahap penulisan adalah pengembangan gagasan ke dalam paragrat Jika kebetulan kerangka -karangan yang disiapkan termasuk kerangka karangan formal, yang berarti gagasan itu telah sampai rincian detail, maka setiap pomor rincian dalam karangka itu adalah satu gagasan pokok. Mulailah menulis dari gagasan pokok pertama sesuai urutan dalam kerangka karangan. Nyatakanlah gagasan pokok itu dalam kalimat utama. Tentukan apakah Anda akan menggunakan pola deduksi atau induksi atau kombinasi keduanya, sehingga jelas penempatan kalimat utamanya: di awal, di akhir, atau di awal dan di akhir paragraf. Dukunglah kalimat utama itu dengan kalimat-kalimat penjelas!

Ihwal pengembangan paragraf ini pasti Anda telah menguasainya. Sekadar mengingatkan Anda saja, bahwa Anda dapat mengembangkan gagasan pokok dalam paragraf dengan teknik penyajian contohlbukti, komparasi persamaan atau perbedaan, kausal sebab-akibat atau akibat-sebab, logis prosedural atau temporal atau spasial, definisi, klimaks atau antiklimaks. Variasikanlah jenis paragrafnya, teknik pengembangannya, dan kalimat-kalimatnya.

Berpindahlah dari gagasan pokok yang satu ke gagasan pokok yang lain.

Begitu seterusnya, sehingga seluruh gagasan dalam kerangka karangan selesai dikembangkan dalam paragraf. Dengan demikian, berarti Anda telah menyelesaikan buram makalah Anda. Jika Anda mengalami kesulitan dalam pengembangan salah satu gagasan pokok, lewatilah dulu gagasan pokok tersebut. Langkah itu perlu Anda

lakukan supaya Anda tidak terlanjur macet menulis pada gagasan tersebut. Sekali lagi, melajulah ke gagasan pokok yang mudah dulu, setelah itu dap;at kembali ke yang sulit. Toh Anda sudah memiliki kerangka karangannya, bukan? Sebagai buram, hasil proses ini masih memerlukan perbaikan atau penyempurnaan lebih lanjut.


2) Pengolahan Kutipan

Dalam penulisan makalah yang berintikan pengembangan gagasan dalam paragraf-paragraf tersebut tidak jarang digunakan pendapat, gagasan, data yang telah dikemukakan oleh orang lain baik dalam buku ataupun penerbitan lain (majalah, jurnal, koran). Penggunaan kutipan itu dimaksudkan sebagai penegasan, pembuktian atau pembandingan pendapat. Secara jujur penulis makalah harus mempertanggungjawabkan kutipan itu. Secara lebih terinci teknik pengutipan akan Anda pelajari pada bagian lain dari materi pelatihan ini. Pada bagian ini lebih akan difokuskan pada penanganan atau pengolahan kutipan sebagai bagian• karya ilmiah Anda.

Pertama, Anda dapat melakukan pengutipan secara langsung atau tak langsung. Kutipan langsung berarti peminjaman pendapat, gagasan, data secara lengkap dan utuh seperti dalam sumber aslinya. Akan tetapi jika peminjaman pendapat, gagasan, data itu diintisarikan dan dirumuskan berbeda dengan sumber aslinya disebut kutipan tak langsung (Keraf, 1994:179 -- 180).

Kutipan langsung yang tidak melebihi empat baris ketikan dapat diintegrasikan dalam teks dengan diapit oleh tanda kutip ("...."). Oleh karena itu, spasi baris-baris kutipan tersebut tetap sama dengan spasi baris;-baris teks. Di akhir kutipan disertakan pertangungjawabannya berupa nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat didapati kutipan itu.

Kutipan langsung yang melebihi empat bads ketikan dipisahkan dari teks dengan mengunakan spasi rapat, sehingga tampak berbeda dengan teksnya. Di samping tetap digunakan tanda kutip ("...."), pengetikannya berindensi 4 karakter masuk dari awal alinea. Kutipan yang terakhir ini dimulai dari indensi 7 karakter masuk dari margin kiri. Akhir kutipan disertakan pertanggungjawabannya.

Perhatikanlah contoh berikut!

"Filsafat bahasa ialah teori tentang bahasa yang berhasil dikemukakan oleh para filsuf, sementara mereka itu dalam perjalanan memahami pengetahuan konseptual. Filsafat bahasa ialah usaha para filsuf memahami conceptual knowledge melalui pemahaman terhadap bahasa." (Poedjosoedarmo, 2001: 2)

Kutipan tak langsung dituliskan dengan cara pengintegrasian dalam teks dengan jarak bads sesuai baris teks, dan tidak perlu diapit tanda kutip. Pertanggungjawaban kutipan dapat ditempatkan di tengah kutipan atau di akhir kutipan. Perhatikan contoh berikut!

Apakah filsafat bahasa itu? Poedjosoedarmo berpendapat bahwa filsafat bahasa adalah teori tentang bahasa yang dirumuskan filsuf pada saat mereka memahami pengetahuan konseptual (Poedjosoedarmo, 2001 : 2)

Atau :

Apakah filsafat bahasa itu? Poedjosoedarmo (2001: 2) berpendapat bahwa filsafat bahasa adalah teori tentang bahasa yang dirumuskan filsuf pada saat mereka memahami pengetahuan konseptua.

Kedua, agar kutipan tersebut menjadi kesatuan makalah atau karya ilmiah Anda, Anda perlu menginterpretasikannya. Hal itu berarti Anda harus menunjukkan pemahaman Anda atas kutipan tersebut. Sungguhkah Anda memahami, mengerti isi kutipan itu? Singkat kata, seharusnyalah Anda menafsirkan kutipan itu, dan bukan sekadar mengumpulkannya dari sana-sini sehingga menjadi serupa kliping atau guntingan.

Itu saja belum cukup. Selanjutnya —ketiga- perlu ditunjukkan relevansinya dengan gagasan yang sedang Anda kembangkan. Dengan demikian, .kutipan dalam kesatuannya dengan makalah Anda jelas fungsinya: sebagai penegas, penjelas, pembanding, pemerluas, atau pendukung bukti. Dapat terjadi, Anda memahami isi kutipan, tetapi jika tidak ada relevansinya dengan masalah makalah Anda untuk apa itu dikutip. Tidak fungsional, bukan? Oleh karena itu, tanggalkan saja kutipan yang tidak dapat ditunjukkan relevansinya dengan masalah pada makalah Anda.

Akhirnya —keempat- kutipan yang telah diinterpretasikan, direlevansikan harus di inferensikan atau disimpulkan. Dalam konteks masalah makalah Anda, apa simpulan Anda atas isi kutipan itu? Hal itu perlu dilakukan sebagai perwujudan pandangan, pendapat, bahkan sikap Anda atas masalah tertentu. Pada bagian inferensi inilah, justru menampakkan orisinalitas pemikiran Anda

Perhatikanlah contoh berikut! Contoh itu dalam hubungannya dengan pengutipan yang telah dilakukan di muka merupakan interpretasinya.

Hal itu berarti bahwa filsafat bahasa inklusif pada semua bidang pemikiran. Filsafat bahasa terjadi di bidang politik. Filsafat bahasa terjadi di bidang sosial. Filsafat bahasa terjadi juga pada bidang-bidang lain, karena pada setiap bidang tersebut para pemikir terus mencari pengetahuan konseptual. Jadi, filsafat bahasa tidak hanya ada di bidang bahasa (baca: linguistik), dan tidak dimonopoli oleh bahasa.

Setelah itu tunjukkanlah relevansinya dengan makalah Anda. Misalnya kutipan dan interpretasi itu dilakukan pada makalah yang hendak membahas eksistensi filsafat bahasa pada matematika. Relevansi kutipan dan tafsiran tersebut dapat seperti berikut.

Oleh karena itu, sangatlah beralasan jika makalah ini akan mempersoalakan model pemikiran filsafat bahasa dalam matematika. Asumsinya, tatkala matematikawan mencari pengetahuan konseptual di bidangnya, mereka sesungguhnya berada pada wilayah filsafat bahasa. Persoalannya bagaimanakah pola pemikiran matematikawan itu. Hal itulah yang hendak dicari jawabannya dalam makalah ini.

 

Sekarang berhenti dulu mempelajari materi, karena Anda harus menuju ke Pelatihan A.6 yaitu mengembangkan gagasan yang ada dalam kerangka karangan ke dalam paragraf-paragraf.

Pelatihan A.6: Pengembangan Gagasan

Ikutilah panduan berikut untuk pelatihan pengembangan gagasan dalam paragraf!

(1) Kembangkanlah semua gagasan yang ada dalam kerangka karangan Anda (pada Pelatihan A.5) satu

        demi satu dalam paragraf demi paragraf.'

(2) Gunakanlah kutipan, jika Anda memerlukannya. Lakukanlah inteiprestasi, relevansi, dan inferensi

        atas kutipan tersebut!

(3) Biarkanlah hasil pengembangan gagasan dalam tahap penulisan ini apa adanya. Anda tidak perlu

       mengevaluasinya lebih dahulu. Kegiatan tersebut beserta perbaikannya akan Anda lakukan pada tahap

        berikutnya, yaitu tahap revisi atau perbaikan.


Rambu-rambu keberhasilan pelatihan ini adalah jika seluruh gagasan dalam kerangka karangan sudah terkembangkan masing-masing dalam satu paragraf. Artinya, jika dalam kerangka karangan Anda ada 40 gagasan pokok, misalnya, karangan Anda pun terdiri atas setidak-tidaknya 40 paragraf. Hal lain yang perlu dicek ialah sesuaikah isi tulisan dengan tesis yang Anda rumuskan sebelumnya.


c. Tahap Revisi atau Perbaikan

Biasanya hasil pengembangan gagasan pada tahap penulisan belum sempurna benar. Jarang ada penulis yang menyelesaikan tulisannya sekali jadi. Kekurangan, ketidaksempurnaan baik pada pengembangan isi, penggunaan bahasa (tanda baca, pilihan kata, penyusunan kalimat), maupun sistematika atau pengorganisasian gagasan pastilah ada.

Anggaplah bahwa hasil penulisan tahap tersebut masih berupa buram. Oleh karena itu, perlu dibaca ulang untuk ditemukan kekurangan-kekurangannya, dan kemudian dilakukan pembetulan atas kekurangan atau kesalahan tersebut. Tahap tersebut disebut tahap revisi atau perbaikan. Istilah lain adalah penyuntingan.

Apa yang perlu diperbaiki atau disunting? Pertama, perbaikan itu terarah pada Apakah isi tulisan tersebut sudah sesuai dengan judul, dan rumusan tesis pada awal menulis makalah? Yang kurang ditambahi, yang lebih ditanggalkan. Lebih maksudnya terlalu luas, terlalu menyimpang/keluar dari judul dan tesis. Adakah gagasan yang saling bertentangan? Jika ada, selaraskanlah!

Perbaikan itu terarah juga --kedua-- pada sistematika atau urutan. Manakah di antara gagasan itu yang perlu digeser penempatannya untuk memperoleh efektivitas? Apakah urutan itu tidak menjemukan? Jika belum atau tidak tidak efektif, ubahlah sistematikanya! Jelasnya, pengubahan itu dapat Anda lakukan dengan memindah¬pindahkan atau menukar-tukarkan posisi paragrafnya.

Ketiga, perbaikan itu terpumpun pada bahasa. Adakah kesalahan atau kekhilafan dalam penggunaan tanda baca atau pungtuasi? Adakah ketidaktepatan pemilihan kata, pembentukan kata? Adakah kalimat yang tidak efektif yaitu tidak tepat sasaran karena rumusannya tidak benar? Apakah kalimat-kalimat penjelas mendukung gagasan pokok paragraf tersebut? Jika ada perbaikilah dulu sebelum orang lain membacanya. Terapkanlah keterampilan penyuntingan yang Anda pelajari dari materi pelatihan IND-B1 1 Pengembangan Kemampuan Menyunting!

Dengan kemajuan teknologi (komputer), semua itu dapat langsung Anda lakukan di komputer. Sebelum dicetak, lakukanlah revisi, perbaikan, atau penyuntingan itu di komputer. Setelah Anda yakin tanpa kesalahan, barulah Anda mencetaknya. Akan tetapi bisa juga penyuntingan dilakukan pada buram cetakan. Jika itu yang dilakukan, gunakan tanda-tanda koreksi/penyuntingan yang lazim.

Pelatihan A.7: Revisi Makalah

Lakukanlah kegiatan pelatihan revisi makalah Anda dengan mengikuti panduan berikut!

(1) Suntinglah buram pertaina makalah Anda di layar komputer atau di lembar cetakan!

(2) Lakukanlah perbaikan atas isi, sistematika, ataupun bahasa jika diperlukan!

(3) Setelah itu, baca ulang buram kedua (basil perbaikan pertama)!

(4) Jika Anda sudah yakin tidak terdapat kesalahan atau kekurangan lagi, cetaklah! Makalah Anda pun

        jadilah.

 

Rambu-rambu keberhasilan pelatihan ini ialah jika isi makalah sesuai dengan tesis sebelumnya, sistematikanya sesuai dengan kerangka karangannya, dan pilihan kata, penyusunan kalimat, serta pengembangan paragrafnya secara lugas mengungkapkan judul dan tesis tulisan


3. Sistematika dan Isi

Sistematika makalah kelazimannya tersusun atas (1)pendahuluan, (2) permasalahan, (3)pembahasan, dan (4)penyimpulan. Ada juga yang memasukkan permasalahan sebagai bagian dari pendahuluan, sehingga sistematika makalah hanyalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penyimpulan. Dari bagian-bagian. tersebut, pembahasan merupakan inti makalah Anda.

Pendahuluan merupakan bagian rnakalah yang berisi latar belakang atau alasan-alasan pemilihan topik bahasan. Pada bagian ini penulis mempertanggungjawabkan mengapa dipilih masalah tersebut, apa yang melatarbelakanginya. Tujuan bagian ini meyakinkan pembaca bahwa masalah tersebut wigati (urgen) untuk dikaji. Di samping itu dapat juga diungkapkan tujuan penulisannya: apa yang hendak dicapai oleh tulisan tersebut. Kadang-kadang dapat ditambahkan juga garis besar isi makalah dan urutan pembahasannya.

Bagian berikut ialah permasalahan. Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan atau persoalan-persoalan yang akan dibahasnya. Tidak selamanya berupa rumusan pertanyaan, dapat juga permasalahan diungkapkan dalam pernyataan. Termasuk pada bagian ini adalah pengemukaan ruang lingkup pembahasan jika diperlukannya. Dalam kesatuannya dengan seluruh bagian makalah, kelazimannya permasalahan ini berpayung dalam bagian pendahuluan. Jadi keberadaannya menyatu dengan bagian pendahuluan, tepatnya di bagian akhir bagian pendahuluan makalah.

Bagian pembahasan berisi perbincangan masalah dengan menggunakan data, fakta, dan atau teori tertentu. Semua masalah yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya satu persatu didiskusikan. Dalam makalah deduktif, pembahasan atau pendiskusian dimulai dengan penyajian teori yang relevan, dilanjutkan dengan penyajian data, fakta yang mendukung teori tersebut. Tentu saja, sebagai penyajian teori, Anda tidak sekadar mengutipnya. Ingatlah apa yang telah Anda pelajari pada bagian pengutipan! Teori-teori itu periu diinterpretasi, direlevansi, dan diiferensi.

 

Pada interpretasi dan relevansi, Anda dapat sekaligus menyajikan fakta, data yang Anda miliki. Maksudnya, dalam makalah deduktif teori yang Anda gunakan langsung dapat diterapkan pada bagian pembahasaan ini terpadu dengan interpretasi dan relevansi teori. Memang, Andapun dapat melakukannya secara terpisah, yaitu setelah seluruh tahap penyajian teori selesai Anda lakukan sampai pada inferensi, barulah Anda menggunakannya untuk menelaah fakta, data yang Anda majukan.

Lain halnya dengan makalah induktif. Dalam makalah induktif jawaban pemecahan masalah berdasarkan hasil pengamatan empiris, dimulai dari penyajian fakta, data, dan diikuti dengan penarikan simpulan. Selanjutnya simpulan tersebut dapat dikaji dari teori tertentu sebagai perbandingan dan pemerjelas hasil pengamatan. Pada makalah hasil berpikir induktif, pengintegrasian langsung teori yang digunakan dengan fakta empiris yang disajikan tarnpaknya lebih tepat. Artinya, setelah Anda menyajikan data atau fakta empiris, langsung dihubungkan dengan teori yang digunakan. Bagaimana dalam makalah induktif, teori itu diinterpretasi dan diinverensi? Oleh sebab sajian fakta dan data sudah dilakukan terlebih dahulu, interpretasi dan relevansi teori langsung terfokus pada data atau fakta yang tersaji. Dengan kata lain, interpretasi dan relevasi teori pada makalah induktif dapat diumpamakan sebagai penyorotan fakta atau data tersebut dengan sinar laser. Teori menjadi pencerahan data dan fakta yang telah tersaji.

Setelah semua permasalahan dibahas satu persatu dalam bagian pembahasan, makalah diakhiri dengan penyimpulan. Bagian penyimpulan berisi jawaban atau simpulan atas masalah yang diajukan. Simpulan hendaknya sesuai dengan proposisi-proposisi yang telah ditemukan pada bagian pembahasan. Pada bagian pembahasan sesungguhnya Anda telah memiliki simpulan-simpulan kecil. Itulah yang dimaksud proposisi dalam hal ini. Atas dasar proposisi tersebut, dirumuskanlah simpulannya. Akan tetapi hams diingat, bahwa yang namanya simpulan bukan mengulang lagi yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Jika pengulangan itu yang Anda lakukan, maka itu namanya resume atau rangkuman. Simpulan berbeda dengan rangkuman, bukan?

Untuk itu, Anda dapat membuat simpulan dengan teknik konklusi, atau dengan teknik silogi. Penyimpulan dengan konklusi berarti Anda melakukan penarikan proposisi baru langsung dari proposisi lama. Jadi, satu proposisi lama menjadi dasar penarikan proposisi baru sebagai simpulannya. Perhatikanlah contoh konklusi berikut!

Proposisi lama: Semua A adalah B.

Proposisi baru: Jadi, ( 1 )antara A dan B memiliki persainaan. ATAU (2)A merupakan bagian dari B.

Penyimpulan dengan silogi berarti Anda melakukan penarikan proposisi baru berdasarkan beberapa proposisi lama yang tersusun terlebih dahulu. Jadi, simpulan tidak ditarik langsung dari sebuah proposisi lama, tetapi perlu ada dua atau lebih proposisi sebagai dasar penyimpulannya. Itulah sebabnya dikenal ada silogi kategoris, entimema, epikheirema, sorites, dan polisilogisme. Macam silogi itu ditentukan oleh jumlah dan susunan proposisi dasar sebagai pijakan pengambilan simpulannya. Perhatikan contoh berikut!

Proposisi lama: Semua A adalah B. Semua B adalah Proposisi baru: Jadi, Semua A adalah C.

Setelah penarikan simpulan, pada bagian ini dapat juga ditambahkan atau diikuti saran atau ajungan (rekomendasi). Hendaklah hanya diajukan saran atau anjungan yang relevan dengan pokok masalah makalah Anda. Lebih baik tidak perlu dicantumkan saran daripada saran tersebut tidak bergayut dengan pokok masalahnya. Singkatnya, saran tidak boleh keluar dari pokok masalah makalah Anda.

Hal yang juga tidak boleh dilupakan dalam makalah adalah penyertaan atau pencantuman daftar acuan. Daftar acuan memuat pustaka-pustaka yang diacu dalam makalah Anda. Sekali lagi, yang dicantumkan hanyalah pustaka yang diacu. Teknik penyusunan daftar acuan akan Anda pelajari pada bagian lain bahan pelatihan ini.


Pelatihan A.8: Pemeriksaan Sistematika

Periksalah kembali sistematika makalah Anda dengan langkah sebagai

berikut!

(1) Baca ulanglah makalah Anda yang telah Anda tulis dan sunting pada Pelatihan  A.7! Apakah makalah

        Anda sudah tersusun sesuai sistematika?

(2) Tandailah atau identifikasikanlah kekurangan makalah Anda menurut sistematika t.

        makalah yang sebenarnya! Misal: dalam hal ketidaklengkapan sistematika atau ketidakterarutan

        sistematika, kekurangantepatan penempatan teori, ketidaktepatan penarikan simpulan!

(3)   Revisilah lagi makalah Anda tersebut!

Kadang-kadang membaca kembali makalah tulisan sendiri untuk menemukan kekurangannya sangatlah sulit. Artinya sebagai penulis, Anda tidak dapat menemukannya. Oleh karena itu, pelatihan ini dapat dilakukan dengan saling menukar makalah dengan mitra Anda. Setelah itu dilanjutkan dengan pendiskusian hasil indentifikasi. Barulah Anda menyempurnakan lagi berdasarkan masukan dari mitra Anda itu.


4. Penilaian Makalah

Makalah yang selesai ditulis perlu dinilai kualitasnya. Bagaimanakah mutu makalah itu? Apakah makalah itu bermutu atau tidak? Penilaian makalah dapat didasarkan pada lima kriteria: kesesuaian judul dan isi, ketajaman perumusan masalah, kebenaran pembahasan, ketepatan simpulan, dan kebenaran tata tulisnya. Ketebalan makalah, kepangkatan dan gelar penulis, misalnya, tidak dapat dijadikan sebagai kriteria penilaian makalah.

Judul makalah dan isi makalah haruslah sesuai. Apa yang terumuskan dalam judul dibahas dalam isi makalah. Isi makalah seharusnya membahas variabel-variabel yang terumuskan dalam judul. Jika terjadi ketidaksesuaian antara judul dan isi, hal itu mengindikasikan makalah tersebut kurang bermutu. Untuk itu, cocokkanlah kembali makalah Anda dengan kerangka karangan yang sudah dibuat sebelumnya. Langkah ini dapat dilakukan untuk menilai kesesuaian judul dengan isi makalah.

Ketajaman perumusan masalah dapat dilihat pada permasalahan --biasanya di akhir pendahuluan-- dengan memperhatikan rumusan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Apakah pertanyaan-pertanyaan bergayut dengan judul? Apakah pertanyaan tersebut problematis artinya mengungkapkan persoalan yang memang patut dipecahkan? Apakah pertanyaan itu memungkinkan pengkajian secara ilmiah?

Apakah permasalahan itu dibahas secara tepat? Artinya apakah teori, fakta, data yang digunakan mendukung atau sesuai dengan masalah? Apakah pembahasan menawarkan alternatif-alternatif jawaban? Apakah setiap alternatif diuji kebenarannya? Apakah keterkaitan pembahasan masalah satu dengan lainnya? Logis dan rasionalkah pembahasannya? Sesuaikah penggunaan teori dan penyajian fakta data dengan pokok masalah makalah? Semua pertanyaan-pertan.yaan tersebut dapat digunakan untuk menilai makalah dari segi kebenarannya pembahasannya.

Apakah simpulan merupakan sitesis dari pembahasan? Apakah simpulan merupakan alternatif teruji dan terbaik dari alternatif yang telah diajukan? Apakah simpulah itu tidak melenceng dan permasalahan? Apakah simpulan itu bukan merupakan pengulangan atau resume yang telah diajukan sebelumnya? Adakah kebaruan tesis dalam simpulan itu? Semua pertanyaan itu dapat diajukan untuk menilai kualitas makalah dalam ketepatan simpulan yang diambilnya.

Akhirnya, hal-hal seperti pemaragrafan, penyusunan kalimat, pemilihan kata, penggunaan tanda baca dan ejaan perlu juga menjadi pertimbangan dalam penilaian makalah. Begitupun hal-hal teknis seperti pengutipan, penulisan catatan kaki, perwajahan patut juga dipertimbangkan. Apakah hal-hal yang berkaitan defigan tata tulis itu sudah dilakukan dengan benar?


Pelatihan A.9: Penilaian Makalah

Sekarang, berlatihlah menilai makalah sesuai dengan petunjuk berikut!

(1) Tukarkanlah kembali makalah Anda dengan makalah mitra Anda!

(2) Cobalah Anda lakukan penilaian atas dasar kelima kriteria tersebut: (1)kesesuaian judul dan isi, (2)ketajaman perumusan masalah, (3 )kebenaran pembahasan, (4)ketepatan simpulan, dan (5)kebenaran tata tulisnya. Penilaian dapat dilakukan secara kualitatif atas sesuai clan tidak sesuai, tajam dan tidak tajam, benar atau tidak benar, tepat atau tidak tepat. Dapat juga penilaian dilakukan secara kuantitatif atau pengangkaan, misal dari 40 sampai dengan 100

(3) Kemudian jumlahkan berapa yang positif (sesuai, tajam, benar, tepat) dan berapa yang negatif (tidak sesuai, tidak tajam, tidak benai tidak tepat)! Atau berapa jumlah skor final yang diperoleh?

(4) Simpulkanlah, apakah makalah mitra Anda berkualitas atau. tidak berkualitas dengan membubuhkan A untuk bermutu, dan D untuk tidak bermutu, misalnya.

(5) Kembalikanlah makalah itu ke mitra Anda!

 

(6) Berbagi pertangungjawabanlah dengan mitra Anda! Anda harus berusaha obyektif dan jujus dalam penilaian ini! Dapat juga Anda membandingkan hasil penilaian Anda atas makalah Anda sendiri dengan penilaian dari mitra Anda. Sesuaikah?



5. Refleksi

Sampai bagian ini Anda telah berlatih menulis makalah dari tahap demi tahap, sejak pemilihan topik makalah hingga penilaian makalah. Lebih dari itu, jika pelatihan demi pelatihan dilakukan dengan bersungguh-sungguh, Anda kini sudah menyelesaikan penulisan makalah itu. Cobalah sekarang- Anda refleksikan: keterampilan apa sajakah yang telah Anda peroleh, dan manakah keterampilan yang belum Anda kuasai? Anda dapat kembali berlatih secara khusus pada aspek keterampilan yang belum terkuasai benar, sebelum Anda melanjutkan pelatihan penulisan karya ilmiah yang berikutnya. Perlu Anda ketahui, penulisan karya ilmiah yang berikutnya, secara esensial keterampilan dasarnya tidak berbeda dengan penulisan makalah. Yang berbeda sesungguhnya hanyalah pengorganisasaian dan gaya penyajiannya. Oleh karena itu, sekali lagi, mantapkan lebih dahulu penguasaan aspek¬aspek keterampilan penulisan makalah tersebut.