Thursday, March 17, 2022

MAKALAH: PENDEKATAN, MODEL, METODE DISKUSI KELOMPOK KECIL







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar merupakan suatu kewajiban bagi seorang guru. Dalam menjalankan kewajiban mengajar pun tentu saja seorang guru dituntut untuk menguasai materi yang diajarkannya. Selain itu guru berperan aktif untuk mengelola kelas agar tercipta situasi yang kondusif demi kenyamanan para siswanya belajar.
Seorang guru dalam mengajar tentu saja harus berperan aktif untuk menghidupkan suasana kelas. Seperti halnya untuk mengaktifkan para siswa dalam membentuk kelompok-kelompok kecil untuk sebuah diskusi. Diskusi sebagai metode pembelajaran yang mengharuskan siswa aktif berkelompok dan bekerjasama dengan teman sebayanya tentu saja memerlukan bimbingan dari seorang guru. Dan di sini guru berperan untuk mengarahkan dan membimbing diskusi dengan baik dan benar. Kemampuan guru untuk membimbing diskusi sangat perlu untuk dipelajari oleh guru maupun calon guru. Dalam makalah kami ini, kami hendak memaparkan mengenai membimbing diskusi kelompok kecil.

B. Rumusan Masalah
Adapu rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa pengertian dari diskusi kelompok kecil dan rasionalnya?
2.    Apakah tujuan dan penggunaan diskusi kelompok kecil?
3.    Apa saja komponen-komponen keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Rasional
1. Pengertian
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “Diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”.
Depdikbud merumuskan pengertian diskusi kelompok adalah siswa melaksanakan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pimpinan guru atau temannya untuk berbagi informasi, memecahkan masalah atau mengambil keputusan (1985).
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa. Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.       Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
b.       Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
c.       Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
d.       Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur  yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan untuk mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.

Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik diskusi pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman dari siswa dalam kelompok tersebut.
Setiap siswa dalam anggota kelompok masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk turun rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi pengalaman, untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya masalah yang didiskusikan.

Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi siswa didorong untuk belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi, saling menghargai, dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang dikesankan terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan hilang. Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif.

Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan diskusi terutama setiap individu dapat membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda dengan temannya yang lain, membandingkan interpretasi maupun informasi yang diperoleh. Dengan demikian melalui kegiatan diskusi yang dikembanghkan dalam pembelajaran setiap individu siswa dapat saling melengkapi, memperbaiki, sehingga kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.
2.      Rasional
a. Diskusi kelompok dapat digunakan untuk melatih anak terampil melakukan                                 musyawarah dan mufakat yang merupakan ciri khas kehidupan kita. Dengan                                 musyawarah dan mufakat, kita mengambil keputusan yang kita setujui                                 bersama. 
b. Diskusi kelompok merupakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan     siswa belajar (CBSA). Peranan guru sebagai pemimpin diskusi adalah sebagai     coordinator belajar, katalisator, perencana tugas bersama, narasumber, dan                                 sebagai penilai bersama kemajuan kelompok.
c. Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi uang memungkinkan siswa                                 menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses                           yang memberi kesempatan siswa untuk berpikir, berinteraksi social, serta                                 berlatih bersikap positif.
d. Diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, kemampuan                                 berkomunikasi, dan keterampilan berbahasa.

B. Tujuan dan penggunaan
1. Tujuan
Pengajaran dengan menggunakan diskusi kelompok kecil bertujuan :
a) Memecahkan masalah yang kompleks, yang terlalu sulit untuk dapat dipecahkan oleh siswa secara perorangan,
b) Mengaktifkan siswa dalam proses belajar,
c) Mengembangkan siswa berfikir kritis,
d) Mengembangkan kreatifitas siswa,
e) Mengembangkan sikap kerjasama, menghargai pendapat orang lain, dan bersikap positif terhadap orang lain.
2. Penggunaan
Pendidik hendaknya dapat menjadi model bagi siswanya dalam memimpin diskusi kelompok sehingga pada suatu saat siswa dapat mengambil alih tugas guru sebagai pemimpin kelompok dalam diskusi. Agar menjadi pemimpin diskusi kelompok yang baik, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Diskus hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka” yaitu dalam suasan persahabatan yang ditandai dengan kehangatan hubungan antarpribasi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic diskusi, keantusiaan berpartisipasi, serta kesediaan menghargai pendapat orang lain, hingga kelompok menganggap diskusi sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Iklim yang demikian ini dibina dan dikembangkan karena pada umumnya setiap anggota kelompok mempunyai kebutuhan untuk dikenal oleh anggota lain, diterima dan dihargai, merasa aman, serta bebas berpartisipasi. Dalam iklim yang demikian guru dapat meningkatkan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

b. Diskusi yang efektif haruslah didahului oleh perencanaan dan persiapan yan matang yang mencakup hal-hal di bawah ini :
1) Pemilihan topik atau masalah yang akan didiskusikan. Pemilihan topic dapat dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru bersama siswa, atau oleh siswa sendiri. Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan : tujuan yang ingin dicapai, minat, dan kemampuan siswa. Disamping itu, topik yang dipilih haruslah bermakna bagi peningkatan kemampuan berpikir siswa.
2) Perencanaan dan penyiapan informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut hingga para siswa memiliki latar belakang yang sama. Kegiatan pendahuluan ini dapat berupa membaca artikel, mengadakan wawancara, melakukan observasi, menyaksikan file, dan lain lain.
3) Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pemimpin diskusi. Ini berarti guru harus benar-benar siap sebagai sumber informasi, sebagai motivtor, hingga kemudian mampu memberikan penjelasan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa, memahami kesulitan yang dialami siswa dan sebagainya.
4) Penetapan besar kelompk berdasarkan : pengalaman, kematangan, dan keterampilan siswa; tingkat kekompokan (kekohesifan); intensitas minat dan latar belakang pengtahuan, serta keterampilan guru sebagai pemmpin diskusi. Besar kelompok yang efektif berkisar antara 5-9 orang. Perlu disadari besar kelompok mempunyai kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri.
5) Pengaturan tempat duduk yang memberikan kesempatan bagi semua anggota kelompok untuk bertatap muka, serta guru berada dalam posisi yang memungkinkan dia berhadapan muka dengan semua siswa, hingga dia benar-benar menjadi bahan dalam kelompok tersebut. Hal ini sangat penting dalam iklim persahabatan, serta kekohesifan di antara peserta diskusi.

c. Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Kekuatan-kekuatan tersebut antara lain :
1) Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pikiran yang lebih kaya daripada yang dimiliki oleh indovidu, karena itu dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik
2) Anggota kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran anggota kelompok lain.
3) Anggota-anggota yang pemalu lebih bebas mengemkakan pikirannya dalam kelompok kecil dari pada dalam kelompok besar.
4) Anggota kelompok lebih merasa terikat dalam melaksanakan keputusan kelompok, karena mereka terlibat di dalam proses pengambilan keputusan.
5) Diskusi kelompok dapat meningkatkna pemahaman terhadapt diri sendiri, ataupun pemahamanterhadap orang lain, dengan demikian dapat meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi.
6) Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat menimbulkan kegagalan, dalam arti tidak tercapainya tuijuan yang diinginkan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
a) Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa.
b) Dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal negative seperti : pengarahan yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpangan yang tidak ditegur, atau penampilan yag kurang baik.
c) Anggota yang kurang agresif (pendiam, pemalu, dan sebagaimnya) sering tidak mendapat kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya, hingga menyebabkanterjadiya frustasi dan penarikan diri.
d) Ada kalanya diskusi hanya didominasi oleh siswa yang tertentu saja, yaitu siswa yang pandai, sedangkan pemimpin diskusi tidak berusaha mencegah.

C. Komponen-Komponen Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
Beberapa komponen yang terdapat dalam keterampilan membimbing diskusi sebagai berikut :
1. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topic diskusi
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Ini berarti, guru harus menjaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan diskusi tidak terarah, atau tujuan diskusi tidak tercapai. Pemusatan perhatian ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi.
b. Menyatakan masalah-masalah khusus.
c. Menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan yang menyimpang dari tujuan diskusi.
d. Merangkum hasil pembicaraan pada tahap tahap tertentu, sebelum melanjutkan dengan masalah berikut. 
2. Memperluas masalah atau urunan pendapat.
Selama diskusi berlangsung sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok, yang akhirnya menimbulkan kesalah pahaman hingga keadaan dapat menjadi tegang. Dalam hal demikian tugas guru dalam memimpin diskusi untuk memperjelasnya, yakni dengan cara :
a. Menguraikan kembali atau merangkum urunan tersebut hingga menjadi jelas.
b. Meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membantu mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut.
c. Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai hingga kelompok memperoleh pengertian yang lebih jelas.
3. Menganalisis pandangan siswa
Didalam diskusi sering terjadi perbedaan di antara anggota kelompok. Dengan demikian guru hendaklah mampu menganalisis alasan perbedaan tersebut dengan cara sebagai berikut :
a. Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat.
b. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
4. Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat tercapai bila              guru (pemimpin diskusi) mampu meningkatkan pikiran yang diberikan oleh siswa.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan urunan pikiran siswa adalah :
1) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang siswa untuk berpikir.
2) Memberikan contoh-contoh verbal atau nonverbal yang sesuai dan tepat.
3) Memberikan waktu untuk berpikir
4) Memberikan dukungan terhadap pendapat siswa dengan penuh perhatian.
5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi

Dalam diskusi tidak jarang terjadi pembicaraan hanya dimonopoli oleh beberapa anggota saja. Bahkan sering pembicaraan dimonopoli oleh guru sebagai pemimpin diskusi sehingga kesempatan berpartisipasi dari siswa kurang. Agar hasil diskusi dapat dikatakan hasil kelompok serta setiap anggota kelompok merasa terlibat dan mendapat kepuasan dala, diskusi tersebut, maka kesempatan berpartisipasi ini perlu disebarkan.

Penyebaran kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
a. Mencoba memancing urunan siswa yang enggan berpartisipasi dengan mengarahkan pertanyaan langsung secara bijaksana. Misalnya, “Bapak (Ibu) yakin bahwa Nita dapat menjawab. Coba, Nita”
b. Mencagah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberikan giliran kepada siswa yang pendiam terlebih dahulu.
c. Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memopoli pembicaraan.
d. Mendorong siswa untuk mengomentari urunan temannya hingga interaksi antar siswa dapat ditingkatkan.
6. Menutup diskusi 
       Keterampilan akhir yang harus dikuasi oleh guru adalah menutup diskusi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 
a. Membuat rangkuman hasil diskusi dengan bantuan para siswa. Ini lebih efektif dari pada rangkuman hanya dibuat sendiri oleh guru.
b. Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi ataupun tentang topik diskusi yang akan datang.
c. Mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil diskusi yang dicapai.
7. Hal-hal yang harus dihindari
a. Menyelenggarakan diskusi dengan topic yang tidak sesuai dengan minat dan latar belakang pengetahuan siswa.
b. Mendominasi diskusi antara lain dengan pertanyaan yang terlampau banyak dan menyediakan jawaban yang banyak juga
c. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi
d. Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan pembicaraan yang tidak relevan.
e. Tergesa-gesa meminta respon siswa atau mengisi waktu dengan bicara terus, sehingga siswa tidak sempat berpikir.
f. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
g. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikiran siswa
h. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif.

 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil berarti suatu proses yang teratur dengan melibatkan kelompok peserta didik dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman mengambil keputusan.
Langkah-langkah membimbing diskusi kelompok kecil dengan memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi. Kegiatannya antara lain : merumuskan tujuan dan topik yang akan didiskusikan, mengembangkan masalah, catat kesalahan yang menyimpang. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi yang jelas. Menganalisis pendapat peserta didik, antara lain menganalisis alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, menjelaskan hal-hal yang telah disepakati. Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup mengajukan beberapa pertanyaan menantang siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian.Meningkatkan partisipasi siswa. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam diskusi, terkait dengan memancing semangat berpikir peserta didik, memberikan kesempatan kepada yang belum berbicara, mengatur jalannya sidang diskusi, dan mengomentari pendapat yang dikemukakan. Menutup diskusi merupakan kegiatan akhir dalam diskusi.


B. Saran
Seorang calon guru dan seorang guru harus memilki ketrampilan dalam membimbing diskusi dalam kelompok kecil.  Diskusi dalam kelompok kecil seyogyanya dapat mengaktifkan siswa dan sikap toleransi serta sifat sosial diantara mereka.


















DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli. 2008. PENGAJARAN MIKRO : Panduan untuk Dosen dan Mahasiswa. Makassar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar
http://amrhaarsyad.blogspot.co.id/2016/09/mikroteaching-keterampilan-memimpin.html