Saturday, January 7, 2017

MAKALAH KONJUNGSI (KATA PENGHUBUNG) - MORFOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang terpenting. Dengan berbahasa, manusia dapat berhubungan dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan merupakan tuntutan dalam berbahasa.
Pada kajian morfologi khususnya dalam klasifikasi kata kelas tertutup terdapat kelas kata berupa konjungsi atau kata penghubung. Konjungsi digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Konjungsi diperlukan agar kata, kalimat, maupun paragraf di dalam suatu karangan akan menjadi teratur. Keteraturan itu sangat penting untuk memperlihatkan adanya suatu kepaduan diantara kata, kalimat, maupun paragraf satu dengan yang lainnya. Untuk itu, akan dikaji lebih lanjut mengenai konjungsi.
Penggunaan konjungsi harus berdasar pada kaidah-kaidah tertentu. Makna dari satuan-satuan bahasa dalam suatu kalimat maupun paragraf akan lebih jelas jika menggunakan konjungsi. Konteks kata, frasa, klausa, atau kalimat yang berbeda menggunakan kata penghubung yang berbeda pula. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui penggunaan konjungsi secara benar.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan tersebut di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.      Bagaimana klasifikasi dari konjungsi dalam bahasa Indonesia?
2.      Bagaimana aturan penggunaan konjungsi dalam bahasa Indonesia?
3.      Bagaimana contoh dari masing-masing konjungsi dalam bahasa Indonesia?


C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
pada penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Mengetahui klasifikasi konjungsi dalam bahasa Indonesia.
2.      Memahami aturan penggunaan konjungsi dalam bahasa Indonesia.
3.      Mengetahui contoh dari masing-masing konjungsi dalam bahasa Indonesia.

























BAB II
KAJIAN PUSTAKA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa (Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi (Harimurti, 2007: 102). Dengan demikian, konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa, baik kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

Konjungsi tersebut diperlukan supaya kata, kalimat, maupun paragraf di dalam suatu karangan  akan menjadi teratur. Keteraturan itu sangat penting  untuk memperlihatkan adanya suatu kepaduan diantara kata, kalimat, maupun paragraf satu dengan yang lainnya. Pemakaian konjungsi didalam kalimat bukan untuk dapat menerangkan kata. Namun, tidak lebih dari sekedar alat penghubung yang berfungsi untuk dapat mempertegas serta memperpadu makna.









BAB III
PEMBAHASAN


A.    Jenis-jenis Konjungsi
Berdasarkan kedudukannya, konjungsi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu (1) konjungsi koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi antarkalimat.
1.      Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara (Abdul Chaer, 2008: 98). Konjungtor koordinatif menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Konjungtor koordinatif agak berbeda dengan konjungtor lain karena konjungtor itu, di samping menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata. Meskipun demikian, frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif yaitu:
1.      Dan penanda hubungan penambahan
2.      Serta penanda hubungan pendampingan
3.      Dengan penanda hubungan penjumlahan
4.      Atau penanda hubungan pemilihan
5.      Tetapi penanda hubungan perlawanan
6.      Namun penanda hubungan pertentangan
7.      Melainkan penanda hubungan perlawanan
8.      Padahal penanda hubungan pertentangan
9.      Sedangkan penanda hubungan pertentangan
10.  Sebaliknya penanda hubungan pertentangan
11.  Hanya penanda hubungan membetulkan
12.  Bahkan penanda hubungan penegas
13.  Malah (malahan) penanda hubungan penegas
14.  Apalagi penanda hubungan penegas
15.  Lagipula penanda hubungan penegas
16.  Jangankan penanda hubungan penegas
17.  Kecuali penanda hubungan membatasi
18.  Kemudian penanda hubungan mengurutkan
19.  Lalu penanda hubungan mengurutkan
20.  Selanjutnya penanda hubungan mengurutkan
21.  Yaitu penanda hubungan menyamakan
22.  Yakni penanda hubungan menyamakan
23.  Ialah, adalah, dan bahwa penanda hubungan menyamakan
Mengenai konjungtor dan dan atau, orang kadang-kadang memakai kedua-duanya secara bersamaan. Dalam hal ini cara menulisnya adalah dengan memakai garis miring di antara kedua konjungtor tersebut: dan/atau.
Contoh: a. Rektor dan/atau pembantu rektor diminta hadir dalam acara   tersebut.
b. Kami mengharapkan kehadiran ketua dan/atau wakil ketua kelas dalam rapat OSIS yang akan diadakan besok.
Di samping makna ‘pemilihan’, konjungtor atau juga mempunyai makna ‘penambahan’. Untuk makna penambahan seperti itu, konjungtor atau pada umumnya dipakai bila makna kalimatnya berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan kurang baik. Dalam hal itu partikel pun dapat ditambahkan pada konjungtor atau sehingga menjadi ataupun.
Contoh: a. Mahasiswa yang sakit atau(pun) izin akan diberi kebijakan.
b. Kita tidak diperbolehkan minum atau(pun) makan sambil berdiri.

2.   Konjungsi Korelatif
            Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Adapun yang termasuk konjungsi korelatif yaitu:
1.      baik … maupun …
2.      tidak hanya …, tetapi juga …
3.      bukan hanya …, melainkan juga …
4.      demikian … sehingga …
5.      sedemikian rupa … sehingga …
6.      apa(kah) … atau …
7.      entah … entah …
8.      jangankan …, … pun …

3.   Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Menurut Kamus Linguistik, konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang dipakai untuk mengawali klausa terikat untuk menyambungkannya dengan klausa utama dalam kalimat bersusun. Artinya, kedudukan klausa yang satu lebih tinggi (sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah dari yang pertama. Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif yaitu:
1.      Konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
2.    Konjungsi subordinatif syarat:jika, kalau,jikalau, asal(kan),bila, manakala
3.   Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan,  seandainya, umpamanya,   sekiranya
4.   Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar
5.   Konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekali- pun, sungguhpun, kendati(pun)
6.   Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagai-mana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih
7.   Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab
8.   Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(-sampai), maka(nya)
9.   Konjungsi subordinatif alat atau cara: dengan, tanpa
10. Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa
11. Konjungsi subordinatif atributif: yang
12. Konjungsi subordinatif perbandingan: sama … dengan, lebih … dari(pada)
Seperti halnya dengan kelompok konjungtor koordinatif, dalam kelompok konjungtor subordinatif adapula anggota yang termasuk dalam kelompok preposisi. Kata seperti, sebelum, dan, karena dapat diikuti oleh klausa dan dapat pula diikuti oleh kata.

4.   Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang berada dalam satu paragraf. Oleh karena itu, konjungtor macam itu selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Adapun yang termasuk konjungsi antarkalimat, yaitu:
1.      Menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, yaitu konjungsi biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu.
2.      Menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya kemudian, yaitu konjungsi sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
3.      Menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi tambahan pula, lagi pula, selain itu.
4.      Mengacu ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi sebaliknya.
5.      Menyatakan keadaan yang sebenarnya, yaitu konjungsi sesungguhnya, bahwasanya.
6.      Menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi malah(an), bahkan.
7.      Menyatakan pertentangan dengan keadaaan sebelumnya, yaitu konjungsi (akan) tetapi, namun.
8.      Menyatakan keekslusifan dan keinklusifan, yaitu konjungsi kecuali itu.
9.      Menyatakan konsekuensi, yaitu konjungsi dengan demikian.
10.  Menyatakan akibat, yaitu konjungsi oleh karena itu, oleh sebab itu.
11.  Menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi sebelum itu.
Berdasarkan letaknya, konjungsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu (1) konjungsi intrakalimat, dan (2) konjungsi ekstrakalimat yang terbagi atas konjungsi intratekstual dan ekstratekstual.
  1. Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa. Adapun yang termasuk konjungsi intrakalimat, yaitu agar, andaikata, apabila, jika, jikalau, hingga, sampai, atau, bahwa, baik…maupun, daripada, demi, sambil, ketika, meski, meskipun, maka, padahal, kalau, seandainya, lalu.
  1. Konjungsi Ekstrakalimat
Konjungsi ekstrakalimat terbagi menjadi dua, yaitu:
1.      Konjungsi Intratekstual
Konjungsi intratekstual adalah Konjungsi intratekstual adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf. Adapun yang termasuk konjungsi intratekstual, yaitu apalagi, bahwa, bahkan, biarpun demikian, oleh karena itu, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian.
2.      Konjungsi Ekstratekstual
Konjungsi ekstratekstual adalah konjungsi yang menghubungkan dunia di luar bahasa dengan suatu wacana. Konjungsi ekstratekstual umumnya digunakan di dalam sebuah naskah lama. Adapun yang termasuk konjungsi ekstratekstual, yaitu adapun, alkisah, arkian, hatta, bermula, syahdan, begitu, maka, maka itu, mengenai.

B.     Aturan Penggunaan Konjungsi
Adapun aturan-aturan penggunaan konjungsi atau kata penghubung, yaitu sebagai berikut:
1.      Konjungsi dan
Konjungsi dan untuk menyatakan ‘gabungan biasa’ digunakan di antara dua buah kata benda, kata kerja, dan kata sifat yang tidak bertentangan. Kalau kedua kata sifat yang digabungkan dengan kata penghubung dan itu sifatnya bertentangan, maka tidak mungkin menduduki fungsi predikat, tetapi dapat menduduki fungsi subjek. Jika yang digabungkan lebih dari dua buah satuan bahasa yang sederajat, maka kata penghubung dan hanya digunakan di antara dua buah satuan bahasa yang terakhir.
2.      Konjungsi dengan
Konjungsi dengan dengan fungsi untuk menyatakan ‘gabungan biasa’ dapat digunakan di antara dua buah kata benda. Dalam hal ini tidak dianjurkan untuk menggunakan kata dengan ini.

3.      Konjungsi serta
Konjungsi serta dengan fungsi untuk menyatakan ‘gabungan biasa’ digunakan
di antara dua buah kata benda. Untuk hal ini sebaiknya kata serta diganti dengan kata dan.
4.      Konjungsi atau
Konjungsi atau dengan fungsi untuk menyatakan ‘memilih’ dapat digunakan
di antara dua buah kata benda atau frase benda, dua buah kata kerja, dua buah kata sifat yang berlawanan maknanya, kata kerja atau kata sifat dengan bentuk ingkarnya, dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk setara. Kalau yang harus dipilih terdiri dari lebih dari dua unsur, maka kata penghubung atau ditempatkan di antara kedua unsur yang terakhir.
5.      Konjungsi tetapi
Konjungsi tetapi dengan fungsi untuk menyatakan ‘menggabungkan mempertentangkan’ digunakan di antara dua buah kata sifat yang berkontras di dalam sebuah kalimat, dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang sama sedangkan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berkontras, dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak sama dengan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berlawanan. Dua buah klausa yang klausa pertama berisi pernyataan dan klausa kedua berisi pengingkaran dengan kata tidak. Kata penghubung tetapi jangan digunakan sebagai penghubung antarkalimat.
6.      Konjungsi namun
Konjungsi namun dengan fungsi ‘menghubungkan mempertentangkan’ digunakan di antara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau kalimat sebelumnya, berisi pernyataan; dan kalimat kedua berisi pernyataan yang kontras dengan kalimat pertama. Kata penghubung namun sesungguhnya sama fungsinya dengan tetapi. Namun, kata penghubung tetapi hanya digunakan sebagai penghubung antarklausa, sedangkan kata penghubung namun digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Kata penghubung namun untuk lebih menegaskan, dapat diikuti kata begitu dan demikian.
7.      Konjungsi sedangkan
Konjungsi sedangkan dengan fungsi untuk menggabungkan mempertentang-kan atau mengontraskan digunakan di antara dua buah klausa.
8.      Konjungsi sebaliknya
Konjungsi sebaliknya dengan fungsi untuk menyatakan ‘menggabungkan mempertentangkan dengan tegas’ dapat digunakan di antara dua buah klausa atau di antara dua buah kalimat.
9.      Konjungsi malah atau malahan
Konjungsi malah atau malahan dengan fungsi untuk ‘menguatkan memper-tentangkan’ digunakan di antara dua buah klausa yang amanat keduanya bertentangan.
10.  Konjungsi bahkan
Konjungsi bahkan dengan fungsi ‘menggabungkan-menguatkan’ dapat digunakan di antara dua buah kalimat.
11.  Konjungsi lagipula
Konjungsi lagipula dengan fungsi untuk menyatakan ‘menggabungkan menegaskan’ digunakan di dalam kalimat (klausa) tambahan.
12.  Konjungsi apalagi
Konjungsi apalagi dengan fungsi untuk menyatakan ‘menggabungkan menguatkan’ digunakan pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan. Secara opsional kata penghubung apalagi dapat diikuti kata kalau atau jika, bila digunakan pada kalimat yang tidak bersubjek. Kata penghubung lebih-lebih pula atau lebih-lebih lagi dengan fungsi untuk menyatakan  ‘menguatkan’ dapat digunakan pada awal keterangan tambahan atau kalimat tambahan, sebagai varian dari kata penghubung apalagi atau apalagi kalau.
13.  Konjungsi jangankan
Konjungsi jangankan berfungsi ‘menguatkan mempertentangkan’ digunakan di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara, sedangkan pada klausa kedua biasanya disertakan partikel pun; di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara, sedangkan klausa keduanya diawali dengan kata sedangkan; di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara, sedangkan klausa keduanya diawali dengan kata malah atau malahan.
14.  Konjungsi melainkan
Konjungsi melainkan dengan fungsi untuk menyatakan ‘koreksi atau pembetulan’ digunakan di antara dua buah klausa. Klausa pertama biasanya disertai dengan kata ingkar bukan, yang diletakkan di muka unsur kalimat yang akan dikoreksi.
15.  Konjungsi hanya
Konjungsi hanya digunakan dengan aturan untuk menyatakan ‘menggabung-kan  mengecualikan’ digunakan di antara dua buah klausa; untuk menyatakan ‘menggabungkan mengoreksi’ digunakan di antara dua buah klausa, dimana klausa pertama berisi pertanyaan positif, dan klausa kedua berisi pertanyaan yang mengurangi kepositifan klausa pertama.
16.  Konjungsi kecuali
Konjungsi kecuali dengan fungsi untuk ‘membatasi’ digunakan di depan kata benda atau frase benda; dan di antara dua buah klausa.
17.  Konjungsi lalu
Konjungsi lalu dengan fungsi ‘menggabungkan  mengurutkan’ digunakan di antara dua buah klausa pada kalimat majemuk setara.
18.  Konjungsi kemudian
Konjungsi kemudian berfungsi ‘menggabungkan mengurutkan’ digunakan di antara dua buah klausa pada kalimat majemuk setara sebagai varian dari kata penghubung lalu. Konjungsi lain yang fungsinya sama dengan kemudian atau lalu adalah konjungsi sesudah itu , setelah itu, dan selanjutnya.
19.  Konjungsi yakni
Konjungsi yakni berfungsi untuk menyatakan ‘menggabungkan menjelaskan’ digunakan di antara unsur kalimat dengan bagian yang merupakan penjelas unsur kalimat itu.
20.  Konjungsi yaitu
Konjungsi yaitu berfungsi untuk menyatakan ‘menggabungkan menjelaskan’ dapat digunakan sebagai varian kata penghubung yakni.
21.  Konjungsi adalah
Konjungsi adalah dengan fungsi ‘menyatakan-menjelaskan’ diantara dua buah
unsur yang sama maknanya, dan di muka suatu perincian. Konjungsi lain yang fungsinya sama dengan adalah yaitu ialah.
22.  Konjungsi bahwa
Kata penghubung bahwa digunakan dengan aturan untuk ‘menggabungkan mengantarkan objek’ digunakan pada klausa yang menjadi anak kalimat objek pada sebuah kalimat, dan untuk ‘menggabungkan mengantarkan subjek’ digunakan di dalam kalimat pasif.
23.  Konjungsi jadi
Kata penghubung jadi dengan fungsi untuk ‘menghubungkan menyimpulkan’ digunakan di muka kalimat akhir dari suatu tuturan atau bagian tuturan.
24.  Konjungsi karena
Konjungsi karena dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan alasan’ digunakan di depan kata, frase, atau klausa yang berfungsi sebagai keterangan di dalam sebuah kalimat majemuk setara. Karena konjungsi karena merupakan bagian daripada unsur keterangan dalam kalimat, maka letaknya dapat dipindahkan menurut tempat letaknya unsur kalimat itu.
25.  Konjungsi karena itu
Konjungsi karena itu dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan akibat’ digunakan di antara dua buah kalimat yang menyatakan sebab dan akibat.
26.  Konjungsi sebab
Konjungsi sebab dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan alasan’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian konjungsi karena. Namun perlu diperhatikan, sebab yang berupa kata benda tidak dapat diganti dengan karena.
27.  Konjungsi sebab itu
Konjungsi sebab itu dengan fungsi untuk ‘menggabungkan-menyatakan akibat’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian konjungsi karena itu.
28.  Konjungsi kalau
Konjungsi kalau dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan syarat’
digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Karena letak klausa yang menjadi anak kalimat dan klausa yang menjadi induk kalimat dapat dipertukarkan tempatnya, maka letak konjungsi kalau mungkin pada awal kalimat, mungkin juga di tengah kalimat.
29.  Konjungsi jika
Konjungsi jika dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan syarat’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian dari konjungsi kalau. Secara terbatas dapat juga dipergunakan kata penghubung jikalau, bila, apabila, dan bilamana, sebagai varian dari kata penghubung kalau dan jika.
30.  Konjungsi asal
Konjungsi asal dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan syarat yang harus dipenuhi’ dapat digunakan di muka klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat.
31.  Konjungsi meskipun
Konjungsi meskipun dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan keterangan atau kesungguhan’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Secara bebas konjungsi meskipun dapat diganti dengan bentuk singkatnya, yaitu meski. Secara bebas konjungsi walaupun (atau walau), biarpun (atau biar), sungguhpun, dan kendatipun (atau kendati) dapat digunakan sebagai varian kata penghubung meskipun.
32.  Konjungsi supaya
Konjungsi supaya dengan fungsi untuk menggabungkan menyatakan ‘tujuan’ digunakan di depan kata atau frase yang menduduki fungsi keterangan di dalam sebuah kalimat tunggal, dan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada sebuah kalimat majemuk bertingkat.
33.  Konjungsi agar
Konjungsi agar dengan fungsi untuk ‘menggabungkan menyatakan tujuan’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian kata penghubung supaya. Di sini tidak dianjurkan untuk menggunakan kata penghubung agar dan supaya secara bersamaan.
34.  Konjungsi ketika
Konjungsi ketika berfungsi untuk menggabungkan menyatakan ‘kesamaan
waktu’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Kata penghubung ketika secara bebas dapat diganti dengan kata penghubung tatkala atau sewaktu.
35.  Konjungsi sesudah
Konjungsi sesudah dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘waktu lebih
dahulu’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Konjungsi sesudah secara bebas dapat diganti dengan konjungsi setelah.
36.  Konjungsi sebelum
Konjungsi sebelum berfungsi menggabungkan menyatakan ‘waktu kemudian’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat.
37.  Konjungsi sejak
Konjungsi sejak dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘awal waktu atau awal tempat’ digunakan di depan kata benda atau frase benda yang menyatakan waktu, di depan kata benda atau frase benda yang menyatakan tempat, di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Kata penghubung sejak secara terbatas dapat diganti dengan kata penghubung semenjak atau sedari.
38.  Konjungsi untuk
Konjungsi untuk dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘sasaran’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada sebuah kalimat majemuk bertingkat. Kata penghubung untuk secara terbatas dapat diganti dengan kata penghubung guna. Kata penghubung untuk memiliki fungsi yang sama dengan kata penghubung supaya atau agar. Bedanya kata penghubung untuk lazim diikuti kata kerja atau frase kerja, sedangkan kata penghubung supaya atau agar lazim diikuti kata benda atau frase benda.
39.  Konjungsi yang
Konjungsi yang dengan fungsi menggabungkan menyatakan  ‘ketentuan atau
penjelasan’ digunakan di antara kata benda atau frase benda dengan kata sifat atau frase sifat, dan kata kerja atau frase kerja. Bahwa konjungsi yang itu berfungsi menggabungkan menyatakan ‘ketentuan’ dapat kita lihat dari perbedaan makna antara bentuk rumah baru bermakna ‘umum’, sedangkan rumah yang baru bermakna ‘tertentu’. Konjungsi yang dapat digunakan secara luas untuk lebih memberi ketentuan atau penjelasan pada sebuah kata benda atau frase benda. Secara terbatas dalam pertuturan sekarang ada juga digunakan bentuk atau konstruksi: kata benda + yang + kata benda.
40.  Konjungsi sampai
Konjungsi sampai dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘akibat’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat. Secara bebas konjungsi sampai dapat diganti fungsinya dengan kata penghubung hingga atau sehingga.
41.  Konjungsi sambil
Konjungsi sambil dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘keadaan’ digunakan di depan unsur kalimat yang berfungsi keterangan. Secara terbatas konjungsi sambil dapat diganti kata seraya.
42.  Konjungsi seperti
Konjungsi seperti dengan fungsi menggabungkan menyatakan ‘perbandingan’ digunakan di antara dua buah klausa dalam kalimat majemuk setara. Konjungsi seperti secara agak terbatas dapat diganti dengan konjungsi laksana, seumpama, bagai, atau sebagai.
43.  Konjungsi tempat
Konjungsi tempat digunakan untuk menghubungkan menyatakan ‘tempat’ pada kalimat majemuk sematan.

C.    Contoh-contoh penggunaan konjungsi
Adapun contoh-contoh kalimat yang menggunakan konjungsi, yaitu:
1.      Konjungsi Koordinatif
1.      Dan
-          Ayah dan ibu pergi ke Jakarta.
-          Adik membeli buku dan pensil di koperasi sekolah.
-          Mungkin hatinya tercipta dari besi dan baja.
2.      Serta 
-          Kami menyanyi serta menari di atas panggung.
-          Angga serta adiknya rela bekerja keras membantu ibunya.
-          Soal serta jawaban harus dikumpulkan sebelum bel berbunyi.
3.      Dengan
-          Ibu dengan nenek belum pulang dari pasar.
-          Sama saja sifatnya dengan kakaknya.
-          Chandra baru saja berangkat ke Makassar dengan ibunya.
4.      Atau 
-           Saya bingung harus pergi atau menunggu saja.
-          Ibu tidak tahu harus membeli daging ayam atau daging sapi.
-          Yani bingung membeli kain warna merah atau biru.
5.      Tetapi 
-           Ahmad ingin pergi ke rumah temannya, tetapi dilarang oleh ibunya.
-          Saya ingin ke sana, tetapi saya tidak tahu jalannya.
-          Semua sudah siap berangkat, tetapi dia malah tidur.
6.      Namun
-          Mereka sangat serasi, namun tidak direstui orang tuanya.
-          Dia masih sakit, namun tetap ke sekolah untuk mengikuti ujian.
-          Dia memang pintar, namun dia sangat sombong.
-          Eliza ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri, namun tidak diperbolehkan oleh orang tuanya.
7.      Melainkan 
-          Kami bukan mencela, melainkan kami berkata apa adanya.
-          Bukan orang lain yang memukulnya, melainkan ibunya sendiri.
-          Bukan harta yang diinginkan, melainkan kehormatan.
8.      Padahal 
-          Dia baru datang ,padahal temannya sudah pergi dua jam yang lalu.
-          Ayahnya menghukumnya, padahal ia tidak bersalah.
-          Alya tidak berani menyanyi, padahal suaranya sangat merdu.
-          Mereka akan segera pulang, padahal saya baru saja datang.
9.      Sedangkan
-          Ayah mencuci mobil sedangkan ibu menyapu halaman.
-          Kakaknya sangat rajin sedangkan dia pemalas.
-          Suaminya sudah bangun, sedangkan dia masih tidur.
10.  Sebaliknya
-          Dia tertawa terbahak-bahak, sebaliknya temannya hanya terdiam melihat tingkah lakunya.
-          Bukannya bersabar dalam menghadapi masalah, sebaliknya dia malah merengek.
-          Semua orang berdiri, sebaliknya dia hanya duduk.
11.  Hanya
-          Wanita itu sangat baik, hanya kurang dikenal oleh orang-orang.
-          Indonesia kaya akan sumber daya alam, hanya kurang dipelihara.
-          Suaranya memang merdu, hanya kurang latihan sehingga kurang tinggi.
-          Semua keluarganya merestui, hanya ayahnya yang belum merestui.
12.  Bahkan
-          Dia sangat malas, bahkan kamarnya sendiri tidak pernah dibersihkan.
-          Hidupnya kini melarat, bahkan rumah pun tak punya.
-          Dia sangat sombong, bahkan temannya sendiri sudah tidak dikenali.
13.  Malah (malahan)
-          Sudah diperingatkan, malah (malahan) tidak peduli.
-          Farhan dilarang keluar rumah, malah (malahan) dia pergi bersama temannya.
-          Bukannya mengerjakan tugas, malah (malahan) mereka tidur.
14.  Apalagi
-          Banyak jalan yang rusak, apalagi sekarang musim hujan.
-          Petani mengeluh panen gagal, apalagi harga bahan pokok naik.
-          Mereka akan kalah pada pertandingan sepak bola, apalagi lawannya sangat kuat.
15.  Lagipula
-          Saya tidak bisa pergi liburan, lagipula saya tidak punya uang.
-          Liana memang tidak ikut, lagipula ia tidak punya kendaraan
-          Mereka terus menahan lapar, lagipula makanan sudah habis.
-          Ahwin tidak terima dimarahi, lagipula ia tidak bersalah.
16.  Jangankan
-          Jangankan motor, sepeda pun tidak mampu saya beli.
-          Jangankan mobil, rumah pun akan dibelikan jika ia diterima.
-          Jangankan tulisan kecil, tulisan besar saja tidak bisa saya baca.
17.  Kecuali
-          Semua habis terbakar, kecuali baju yang dikenakannya.
-          Dia akan dituntut karena kesalahannya, kecuali meminta maaf secepatnya.
18.  Kemudian
-          Awalnya mereka hanya berteman, kemudian mereka saling suka.
-          Kami berjalan ke arah timur, kemudian ke arah selatan.
-          Kemarin kami mengerjakan tugas morfologi, kemudian hari ini kami mengerjakan tugas lainnya.
19.  Lalu
-          Rifal berdiri lalu melemparkan bola itu ke temannya.
-          Mereka asyik bermain lalu datanglah ibunya memanggil.
-          Sepulang dari Bone lalu mereka melanjutkan perjalanan ke Bantaeng.
20.  Selanjutnya
-          Kami pergi bersama-sama, selanjutnya dia singgah di jalan.
-          Dia membeli banyak minuman, selanjutnya dibagikan kepada teman-temannya.
21.  Yaitu
-          Dua negara yang ingin saya kunjungi, yaitu Mesir dan Arab Saudi.
-          Tugas yang akan dikumpulkan besok yaitu makalah morfologi dan makalah fonologi.
22.  Yakni
-          Hal-hal yang dilakukan dalam menghadapi ujian yakni belajar dan berdoa.
-          Kebutuhan yang wajib dipenuhi yakni sandang, pangan, dan papan.
23.  Ialah, adalah, dan bahwa
-          Yang kami butuhkan ialah kritikan dan saran agar kedepannya lebih baik.
-          Indonesia adalah negara terluas di Asia Tenggara.
-          Mereka tahu bahwa dilarang membuang sampah di sembarang tempat.

2.      Konjungsi Korelatif
1.      baik … maupun …
-          Baik Riski maupun Nasar keduanya adalah anak yang baik.
-          Baik ayah maupun ibu, mereka sudah setuju untuk pindah rumah.
-          Baik ayam goreng maupun bebek goreng, keduanya sangat enak dinikmati.
2.      tidak hanya …, tetapi juga …
-          Wirda tidak hanya cantik, tetapi juga baik hati.
-          Dia tidak hanya membeli rumah, tetapi juga membeli mobil.
-          Kakak tidak hanya membersihkan rumah, tetapi juga membantu ibu memasak di dapur.
3.      bukan hanya …, melainkan juga …
-          Bukan hanya ayahnya yang tampan, melainkan juga ibunya cantik.
-          Orang itu bukan hanya pejabat, melainkan juga pengusaha.
-          Ibu  membeli baju bukan hanya untuk ayah, melainkan juga untuk paman.
4.      demikian … sehingga …
-          Ia berlari demikian cepat, sehingga menjadi juara.
-          Chandra mengerjakan tugas demikian rajinnya, sehingga cepat selesai.
-          Rini berdandan demikian cantik, sehingga membuat semua orang di pesta itu kagum.
5.      sedemikian rupa … sehingga …
-          Kami berkreasi sedemikian rupa indahnya sehingga tercipta karya yang sangat membanggakan.
-          Dia belajar sedemikian rupa rajinnya sehingga memenangkan olimpiade.
-          Dia menghias bunga itu sedemikian rupa rapinya sehingga terlihat sangat indah.
6.      apa(kah) … atau …
-          Apa(kah) kami ikut atau tidak, belum bisa dipastikan.
-          Apa(kah) mereka setuju atau tidak setuju, kami tetap menjalankan program ini.
-          Saya tidak peduli apa(kah) kamu suka atau tidak suka, saya akan tetap melanjutkan.
7.      entah … entah …
-          Entah hari ini entah besok, kami belum bisa memastikan.
-          Entah diperbolehkan entah dilarang, mereka akan tetap pergi.
-          Kami telah merencanakan semuanya, entah berangkat besok entah lusa.
8.      jangankan …, … pun …
-          Jangankan motor, mobil pun akan saya belikan jika saya punya uang.
-          Jangankan teh, air pun tidak ia berikan kepada kami ketika bertamu di rumahnya.
-          Jangankan berjalan, berdiri pun ia tak mampu.

3.   Konjungsi Subordinatif
1.      Waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
-          Dia menjadi malas sejak tinggal bersama neneknya.
-          Adit selalu termenung semenjak ditinggal pergi oleh ibunya.
-          Kami sudah berteman sedari kami masih kecil.
-          Orang tua kami tinggal di luar negeri sewaktu kami masih kecil.
-          Tiba-tiba Haikal mengenang ibunya tatkala hujan turun.
-          Mereka selalu berpelukan ketika mereka bertemu.
-          kakak masih tidur sementara teman-temannya sudah berangkat ke sekolah.
-          Semua orang kaget begitu Nirina berteriak keras.
-          Dia bercerita mengenai pengalaman hidup seraya memberikan motivasi.
-          Kita diperintahkan untuk berbuat kebaikan selagi kita masih hidup.
-          Semua bisa mendaftar selama batas waktu belum berakhir.
-          Alifya baik hati serta penyayang kepada semua temannya.
-          Dia terus berlari sambil memegang buku di tangan kanannya.
-          Paman terus menjalin komunikasi yang baik demi kelancaran bisnisnya.
-          Diana terlihat lebih cantik setelah beranjak dewasa.
-          Kami saling mengunjungi sesudah hari lebaran.
-          Saya sempat melihatnya bermain sebelum dia ditabrak mobil.
-          Dia menyimpan buku di raknya sehabis ia baca.
-          Kami bergegas pulang seusai acara pernikahan diselenggakan.
-          Semoga mereka tetap bersama hingga maut memisahkannya.
-          Yusuf akan tinggal di rumah neneknya sampai orang tuanya pulang dari luar kota.
2.    Syarat: jika, kalau,jikalau, asal(kan),bila, manakala
-          Firga sangat marah jika ada yang mengganggu adiknya.
-          Tak seorang pun yang berani menentang kalau dia yang berbicara.
-          Graha selalu bersembunyi di belakang pintu kamar jikalau dimarahi oleh ibunya.
-          Saya akan ikut asal(kan) dia juga ikut.
-          Semua orang memakai payung bila hujan turun.
-          Hidup terasa hampa manakala mereka tak berada di sisiku.
3.   Pengandaian: andaikan,  seandainya, umpamanya,   sekiranya
-          Hal tersebut tidak akan terjadi andaikan saya tidak pergi.
-          Dia lebih cantik seandainya dia berdandan.
-          Mungkin mereka akan bertemu umpamanya mereka datang ke acara tersebut.
-          Saya akan datang sekiranya memberikan sedikit bantuan.
4.   Tujuan: agar, supaya, biar
-          Orang tua menyekolahkan anaknya agar menjadi orang sukses
-          Memakai payung saat hujan supaya tidak basah.
-          Sampaikan hal tersebut biar mereka tahu yang sebenarnya.
5.   Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekali- pun, sungguhpun, kendati(pun)
-          Kami tetap melakukannya biarpun itu dilarang.
-          Mereka tetap ke sekolah meski(pun) hujan deras.
-          Saya masih tidak percaya dengannya walau(pun) ia berjanji.
-          Sebaiknya kita mengatakan yang sebenarnya sekalipun itu akan melukai perasaan.
-          Harga barang yang mahal sungguhpun akan tetap saya beli.
-          Kendati(pun) banyak yang tidak bisa hadir, rapat tetap dilangsungkan.
6.  Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagai-mana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih
-          Dia berbicara panjang lebar seakan-akan dia tahu segala hal.
-          Haris tidak terima dengan hukuman yang diberikan seolah-olah dia tidak bersalah.
-          Kami melakukan dengan baik sebagaimana yang telah diajarkan kepada kami.
-          Mobil itu seperti mobil yang kami lihat kemarin.
-          Kami sangat menghormatinya sebagai orang yang lebih tua.
-          Wajahnya begitu bersinar laksana bulan purnama.
-          Mereka tidak pernah akur ibarat air dan minyak.
-          Lebih baik saya pulang saja daripada harus menunggunya sampai malam.
-          Kami sudah berusaha untuk datang alih-alih mereka sudah pulang.
7.   Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab
-          Hari ini Vivit tidak hadir sebab ia sedang sakit.
-          Dirga berhenti sekolah karena orang tuanya sudah tidak mampu membiayai sekolahnya.
-          Mereka tidak pernah bertemu oleh karena rumahnya berjauhan.
-          Dia mendapatkan hukuman dari guru oleh sebab perbuatannya yang melanggar peraturan.
8.   Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(-sampai), maka(nya)
Contoh:
-          Berkat usahanya belajar , sehingga ia mendapatkan peringkat.
-          Mereka sibuk mengurus bisnisnya sampai(-sampai) anak-anaknya terlantar.
-          Kami sangat lapar maka(nya) kami singgah di warung untuk makan.
9.   Alat atau cara: dengan, tanpa
-          Ia memukul anaknya dengan menggunakan kayu.
-          Yayu tidak bisa membaca buku tanpa memakai kacamata.
10. Komplementasi: bahwa
-          Saya sudah menyampaikan bahwa hari ini akan hujan.
11. Atributif: yang
-          Saya melihat dua orang yang menari di atas panggung.
12. Perbandingan: sama … dengan, lebih … dari(pada)
-          Buku Karina sama besar dengan buku yang saya beli.
-          Andri lebih tinggi dari(pada) Anwar.

4.   Konjungsi Antarkalimat
1.      Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu
-          Dia hidup sebatang kara biarpun demikian dia tak pernah putus asa.
-          Mereka selalu kalah, sekalipun begitu mereka terus berusaha.
-          Fero tahu bahwa dirinya bersalah, walaupun demikian dia enggan untuk meminta maaf.
-          Panas matahari yang seolah membakar kulit meskipun begitu kami tetap berjalan.
-          Bisma selalu gagal mendapatkan hadiah, sungguhpun begitu ia akan terus mencoba.
2.      Sesudah itu, setelah itu, selanjutnya
-          Mencuci beras terlebih dahulu sesudah itu baru bisa dimasak.
-          Potong-potong kecil sayuran yang disediakan, setelah itu tumis di panci berukuran besar.
-          Berjalan ke arah timur, selanjutnya ke arah utara.
3.      Tambahan pula, lagi pula, selain itu
-          Dia mendapatkan juara, tambahan pula dia diberi hadiah.
-          Kami tidak perlu berkunjung ke rumahnya, lagi pula kami sudah bertemu dengannya kemarin.
-          Gina adalah anak yang cerdas, selain itu dia baik hati kepada teman-temannya.
4.      Sebaliknya
-          Kami asyik bermain di pantai, sebaliknya dia hanya duduk termenung
di bawah pohon.
5.      Sesungguhnya, bahwasanya.
-          Noval sudah tahu sesungguhnya dia hanya dimanfaatkan oleh teman-temannya sendiri.
-          Mereka sengaja merahasiakan bahwasanya ibu sedang sakit.
6.      Malah(an), bahkan
-          Dia tidak hanya menolongku ketika jatuh, malah(an) dia membawaku berobat di rumah sakit.
-          Penyakitnya sangat parah, bahkan susah untuk disembuhkan lagi.
7.      (akan) tetapi, namun
-          Jihan sangat ingin mengikuti perkemahan (akan) tetapi tiba-tiba saja ia sakit.
-          Wildan ingin membeli sebuah novel terbaru, namun ternyata uangnya tidak cukup.
8.      Kecuali itu
-          Kita tidak boleh melanggar peraturan pemerintah kecuali itu bertentangan dengan hukum islam.
9.      Dengan demikian
-           Setelah diselidiki ternyata memang dia yang bersalah, dengan demikian akan dijatuhkan hukuman penjara selama lima tahun.
10.  Oleh karena itu, oleh sebab itu
-          Orang tuanya telah meninggal, oleh karena itu Haikal tinggal bersama neneknya.
-          Citra tidak mengerjakan tugasnya, oleh sebab itu ia dimarahi oleh guru.
11.  Sebelum itu
-          Mereka akan liburan ke Jepang, sebelum itu mereka akan singgah ke rumah orang tuanya di Thailand.




BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua satuan bahasa agar kata, kalimat, maupun paragraf di dalam suatu karangan  akan menjadi teratur. Berdasarkan kedudukannya, konjungsi dapat dibedakan menjadi empat yaitu Konjungtor koordinatif menggabungkan kata atau klausa yang setara, kalimat yang dibentuk adalah kalimat majemuk setara; konjungtor korelatif membentuk frasa atau kalimat, unsur frasa yang dibentuk memiliki status sintaktis yang sama; konjungtor subordinatif membentuk anak kalimat, penggabungan anak kalimat dengan induk kalimatnya menghasilkan kalimat majemuk bertingkat; dan konjungtor antarkalimat merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat sendiri-sendiri.
Berdasarkan letaknya, konjungsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan satuan-satuan bahasa dalam suatu kalimat; dan konjungsi ekstrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat, paragraf dengan paragraf, atau dunia di luar bahasa dengan suatu wacana.

B.     Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar dapat memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.


DAFTAR PUSTAKA


Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Dola, Abdullah. 2011. Linguistik Khusus Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Putrayasa, Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan Infleksional). Bandung: Refika Aditama.
Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.