F O N O L O G I
(ANALISIS
KASUS)
KELOMPOK 2
1. WIDIA ASTUTI
2. NURHIDAYAH
3. NARNI SUMARDI
4. HAZIMA HAMKA
5. IRTA SAFITRI
6. MARDIANA
7. ARWINNI REZKI PUSPITA SARI
8. NADILA RIDWAN
9. NURMAULIDINA
10. PRATIWI LESTARI IRIANA
11. EVI SULVIANI
12. ADE AFRIANI
13. HAFSA
14. LITA ASMITA
15. ANDI AFRIANSA
16. RIZAL
KASUS 1
Mengapa pada anak yang berumur 3-5 tahun masih ada fonem-fonem yang
tidak dapat dibunyikan, padahal dari jumlah alat ucapnya sama dengan jumlah
alat ucap yang dimiliki orang dewasa?
Hasil analisis:
Anak-anak yang tidak bisa mengucapkan fonem-fonem tertentu
disebabkan oleh pemerolehan bahasa pertama dari orang tua. Dimana orang tua
selalu mengajarkan anaknya kata-kata yang terlebih dahulu disederhanakan agar
anaknya lebih mudah untuk menangkap apa yang dikatakan olehnya yang kemudian
diterjemahkan dengan bahasa anak itu sendiri yang sering kali hanya menggunakan
sukukata saja. Anak yang berumur 3-5 tahun sudah banyak menguasai kosakata. Alasan mengapa ada
anak-anak yang masih tidak dapat mengucapkan fonem-fonem tertentu disebabkan
oleh gangguan terhadap artikulasi atau fonologisnya. Gangguan artikulasi atau
fonologisnya terbagi atas dua gangguan:
1.
Gangguan dimana seorang anak
tidak bisa menyebutkan bunyi-bunyi tertentu sepeerti bunyi [r], [s], [j], dan
[k].
2.
Gangguan dimana seorang anak
akan menggantikan fonem-fonem tertentu dengan fonem-fonem yang lain. Seperti
[makan] menjadi [mammam].
|
|
|
fonetik akustik f fonetik auditoris
|
Menurut teori Ingram menemukan bahwa konsonan pertama yang muncul
bukan hanya konsonan bilabial, melainkan juga di temukan konsonan dental. Bunyi
bilabial seperti [b], [p], [m], dan [w]. Konsonan dental seperti [d], [t], [n],
dan [l]. Namun konsonan bilabial memang jauh lebih banyak. Begitu juga dengan
bunyi vocal, selain bunhi vocal [a] yang utama, muncul juga vocal [u] dan [i]
sebagai vocal pertama. Oleh karena itu, menurut Ingram kata-kata yang didengar
kanak-kanak sebagai masukan menentukan bunyi-bunyi pertama yang diperoleh
kanak-kanak itu.
Contoh kata-kata yang sering disebut oleh anak-anak kecil:
Kata Fonetik
1.
Bapak [bapa^k]
2.
Ibu [ibug]
3.
Adik [?adhət]
4.
Kepala [pala]
5.
Rambut [lambut]
6.
Telinga [telina]
7.
Mulut [muyut]
8.
Leher [lehel]
9.
Perut [pelut]
10.
Tangan [tanan]
11.
Jeruk [jeluk]
12.
Rambutan [lambutan]
13.
Anggur [anggul]
14.
Salak [calak]
15.
Roti [oti]
16.
Bibir [bibil]
17.
Menyanyi [menani]
18.
Burung [buyung]
19.
Rumput [umput]
20.
Kuning [tuning]
21.
Lemari [ləmali]
22.
Air [ail]
23.
Kerinting [iting]
24.
Ikan [itan]
25.
Bakso [bakco]
26.
Sakit [atit]
KASUS 2
Mengapa masih ada orang dewasa (misalnya orang cadel) yang tidak
dapat membunyikan fonem tertentu?
Hasil analisis:
Cadel ini merupakan ketidakmampuan lidah salah satu yang berperan
penting pada saat kita berbicara melafalkan huruf dan kata. Fungsi lidah sangat
dipengaruhi oleh kekuatan lidah dan fungsi koordinasi. Sebab saat kekuatan
lidah dan fungsi koordinasi terganggu, maka pelafalan kata atau huruf juga ikut
terganggu. Kebanyakan orang mengalami masalah pengucapan huruf ‘R’.
Seseorang yang berbicara cadel pun bisa saja karena pembawaan
sejak lahir atau kultur sekitar. Namun juga bisa terjadi karena kerusakan otak
yang mengakibatkan terganggunya saraf ke-12 yang memengaruhi lidah. Kebayakan
orang mengira cadel disebabkan lidah yang pendek, tetapi sebenarnya ini disebabkan
karena adanya perbedaan pada bagian yang bernama frenulum linguae.
Frenulum linguae dapat
dilihat ketika Anda menggerakkan lidah ke atas. Terdapat seperti jaringan yang
menghubungkan antara dasar mulut dan lidah. Perbedaan panjang dan pendek
frenulum linguae inilah yang menyebabkan lidah sulit bergetar, sehingga pada
akhirnya menyebabkan kesulitan pelafalan salah satu jenis huruf.
Namun jika penyebab cadel karena faktor fisiologis tentu relatif
dapat diatasi, tergantung kategori ringan atau berat. Umumnya bila penyebab
masuk dalam kategori berat penyakitnya maka bisa jadi cadel yang menetap dan
jika tergolong ringan, maka cadelnya tidak menetap.
1.
Kurang matangnya koordinasi bibir
dan lidah
Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan
secara sempurna, sangat bergantung pada kematangan sistem saraf otak, terutama
bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah. Untuk mengucapkan
konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara
lidah, langit-langit, dan bibir.
2.
Kelainan fisiologis
Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis,
jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi 3 yakni:
a.
Gangguan pada bagian pendengaran
Gangguan ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada
organ-organ yang terdapat di telinga, sehingga bisa mempengaruhi pendengaran.
Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada daya
tangkap dan tentunya juga mempengaruhi kemampuan berbicaranya.
b.
Gangguan pada otak ada beragam
yang dapat dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Diantaranya adalah
perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang
selaput otak, atau kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan
gangguan pada fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara. Salah
satunya adalah cadel.
c.
Gangguan di wilayah mulut
Gangguan ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut
(langit-langit, lidah, bibir, rahang, dan lain-lain). Misal, bibir sumbing,
langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang terlalu
lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun
umumnya kelainan pada organ mulut ini sangat jarang terjadi.
3.
Faktor lingkungan
Misal, karena meniru orangtuanya. Banyak orangtua
yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan pula. “Jangan naik pagel (pagar,
Red).” Akibatnya, malah bisa membuat anak jadi terkondisi untuk terus bicara
cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata
tertentu karena meniru. Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang berada di
lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia akan berpikir, itulah yang benar.
Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu juga jika ayah atau ibunya cadel
(sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah mendengar dan belajar bagaimana seharusnya
mengucapkan konsonan tertentu.
4.
Faktor psikologis
Contoh, untuk menarik perhatian orangtuanya karena kehadiran adik. Yang
semula tidak cadel, tiba-tiba menjadi cadel karena mengikuti gaya berbicara
adiknya.