Friday, May 13, 2016

Fonologi (Analisis Kasus)



F O N O L O G I
 (ANALISIS KASUS)
KELOMPOK 2


1.       WIDIA ASTUTI
2.       NURHIDAYAH
3.       NARNI SUMARDI
4.       HAZIMA HAMKA
5.       IRTA SAFITRI
6.       MARDIANA
7.       ARWINNI REZKI PUSPITA SARI
8.       NADILA RIDWAN
9.       NURMAULIDINA
10.   PRATIWI LESTARI IRIANA
11.   EVI SULVIANI
12.   ADE AFRIANI
13.   HAFSA
14.   LITA ASMITA
15.   ANDI AFRIANSA
16.   RIZAL



KASUS 1
Mengapa pada anak yang berumur 3-5 tahun masih ada fonem-fonem yang tidak dapat dibunyikan, padahal dari jumlah alat ucapnya sama dengan jumlah alat ucap yang dimiliki orang dewasa?
Hasil analisis:
Anak-anak yang tidak bisa mengucapkan fonem-fonem tertentu disebabkan oleh pemerolehan bahasa pertama dari orang tua. Dimana orang tua selalu mengajarkan anaknya kata-kata yang terlebih dahulu disederhanakan agar anaknya lebih mudah untuk menangkap apa yang dikatakan olehnya yang kemudian diterjemahkan dengan bahasa anak itu sendiri yang sering kali hanya menggunakan sukukata saja. Anak yang berumur 3-5 tahun sudah  banyak menguasai kosakata. Alasan mengapa ada anak-anak yang masih tidak dapat mengucapkan fonem-fonem tertentu disebabkan oleh gangguan terhadap artikulasi atau fonologisnya. Gangguan artikulasi atau fonologisnya terbagi atas dua gangguan:
1.       Gangguan dimana seorang anak tidak bisa menyebutkan bunyi-bunyi tertentu sepeerti bunyi [r], [s], [j], dan [k].
2.       Gangguan dimana seorang anak akan menggantikan fonem-fonem tertentu dengan fonem-fonem yang lain. Seperti [makan] menjadi [mammam].
Kata kanak-kanak
 
Sistem kanak-kanakkXAjAHSDkkanakanakanak
 
Kata orang dewasa
 
Pemerolehan bahasa seorang anak terkait dengan jenis-jenis fonetik, yaitu fonetik organis, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.
fonetik akustik                                                 f  fonetik auditoris
Menghasilkan kata-kata
 
fonetik organis
Menurut teori Ingram menemukan bahwa konsonan pertama yang muncul bukan hanya konsonan bilabial, melainkan juga di temukan konsonan dental. Bunyi bilabial seperti [b], [p], [m], dan [w]. Konsonan dental seperti [d], [t], [n], dan [l]. Namun konsonan bilabial memang jauh lebih banyak. Begitu juga dengan bunyi vocal, selain bunhi vocal [a] yang utama, muncul juga vocal [u] dan [i] sebagai vocal pertama. Oleh karena itu, menurut Ingram kata-kata yang didengar kanak-kanak sebagai masukan menentukan bunyi-bunyi pertama yang diperoleh kanak-kanak itu.
Contoh kata-kata yang sering disebut oleh anak-anak kecil:
Kata                                                      Fonetik
1.       Bapak                                          [bapa^k]
2.       Ibu                                                [ibug]
3.       Adik                                              [?adhət]
4.       Kepala                                         [pala]
5.       Rambut                                       [lambut]
6.       Telinga                                        [telina]
7.       Mulut                                          [muyut]
8.       Leher                                           [lehel] 
9.       Perut                                           [pelut]
10.   Tangan                                        [tanan]
11.   Jeruk                                            [jeluk]
12.   Rambutan                                  [lambutan]
13.   Anggur                                        [anggul]
14.   Salak                                            [calak]
15.   Roti                                               [oti]
16.   Bibir                                              [bibil]
17.   Menyanyi                                  [menani]
18.   Burung                                        [buyung]
19.   Rumput                                      [umput]
20.   Kuning                                         [tuning]
21.   Lemari                                         [ləmali]
22.   Air                                                 [ail]
23.   Kerinting                                    [iting]
24.   Ikan                                              [itan]
25.   Bakso                                           [bakco]
26.   Sakit                                             [atit]


KASUS 2
Mengapa masih ada orang dewasa (misalnya orang cadel) yang tidak dapat membunyikan fonem tertentu?
Hasil analisis:
Cadel ini merupakan ketidakmampuan lidah salah satu yang berperan penting pada saat kita berbicara melafalkan huruf dan kata. Fungsi lidah sangat dipengaruhi oleh kekuatan lidah dan fungsi koordinasi. Sebab saat kekuatan lidah dan fungsi koordinasi terganggu, maka pelafalan kata atau huruf juga ikut terganggu. Kebanyakan orang mengalami masalah pengucapan huruf ‘R’.
Seseorang yang berbicara cadel pun bisa saja karena pembawaan sejak lahir atau kultur sekitar. Namun juga bisa terjadi karena kerusakan otak yang mengakibatkan terganggunya saraf ke-12 yang memengaruhi lidah. Kebayakan orang mengira cadel disebabkan lidah yang pendek, tetapi sebenarnya ini disebabkan karena adanya perbedaan pada bagian yang bernama frenulum linguae.
Frenulum linguae dapat dilihat ketika Anda menggerakkan lidah ke atas. Terdapat seperti jaringan yang menghubungkan antara dasar mulut dan lidah. Perbedaan panjang dan pendek frenulum linguae inilah yang menyebabkan lidah sulit bergetar, sehingga pada akhirnya menyebabkan kesulitan pelafalan salah satu jenis huruf.
Namun jika penyebab cadel karena faktor fisiologis tentu relatif dapat diatasi, tergantung kategori ringan atau berat. Umumnya bila penyebab masuk dalam kategori berat penyakitnya maka bisa jadi cadel yang menetap dan jika tergolong ringan, maka cadelnya tidak menetap.
1.       Kurang matangnya koordinasi bibir dan lidah
Kemampuan mengucapkan kata-kata, vokal dan konsonan secara sempurna, sangat bergantung pada kematangan sistem saraf otak, terutama bagian yang mengatur koordinasi motorik otot-otot lidah. Untuk mengucapkan konsonan tertentu, seperti R, diperlukan manipulasi yang cukup kompleks antara lidah, langit-langit, dan bibir. 
2.       Kelainan fisiologis 
Cadel yang disebabkan kelainan fisiologis, jumlahnya sangat sedikit. Penyebabnya dibedakan menjadi 3 yakni:
a.       Gangguan pada bagian pendengaran Gangguan ini dapat berupa adanya kerusakan atau ketidaksempurnaan pada organ-organ yang terdapat di telinga, sehingga bisa mempengaruhi pendengaran. Akibatnya, informasi yang diperoleh tidak lengkap sehingga berdampak pada daya tangkap dan tentunya juga mempengaruhi kemampuan berbicaranya.
b.      Gangguan pada otak ada beragam yang dapat dikategorikan sebagai gangguan pada otak. Diantaranya adalah perkembangan yang terlambat, atau karena penyakit yang diderita seperti radang selaput otak, atau kejang terus-menerus. Beragam gangguan ini dapat menyebabkan gangguan pada fungsi otak sehingga berdampak pada gangguan bicara. Salah satunya adalah cadel. 
c.       Gangguan di wilayah mulut Gangguan ini disebabkan adanya kelainan pada organ-organ di mulut (langit-langit, lidah, bibir, rahang, dan lain-lain). Misal, bibir sumbing, langit-langitnya terlalu tinggi, lidah yang terlalu pendek, rahang yang terlalu lebar, terlalu sempit, atau memiliki bentuk yang tidak proporsional. Namun umumnya kelainan pada organ mulut ini sangat jarang terjadi. 
3.       Faktor lingkungan 
Misal, karena meniru orangtuanya. Banyak orangtua yang menanggapi cadel anaknya dengan kecadelan pula. “Jangan naik pagel (pagar, Red).” Akibatnya, malah bisa membuat anak jadi terkondisi untuk terus bicara cadel. Padahal saat anak belajar berbicara, ia bisa mengucapkan suatu kata tertentu karena meniru. Nah, kalau orangtua atau orang-orang yang berada di lingkungan terdekatnya berkata cadel, ia akan berpikir, itulah yang benar. Jadilah ia cadel sungguhan. Begitu juga jika ayah atau ibunya cadel (sungguhan). Kemungkinan, anak tak pernah mendengar dan belajar bagaimana seharusnya mengucapkan konsonan tertentu. 
4.       Faktor psikologis 
Contoh, untuk menarik perhatian orangtuanya karena kehadiran adik. Yang semula tidak cadel, tiba-tiba menjadi cadel karena mengikuti gaya berbicara adiknya.