Tugas: Pendidikan Vokasional Mekatronika
INSTRUMEN EVALUASI
1.Bagaimana cara memperkirakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya kecelakaan kerja?
Jawab:
Biaya kecelakaan ini dapat diperkirakan dengan melakukan pencatatan, dokumentasi yang sistematis, dan analisis statistik kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan. Hal ini sudah dilakukan oleh Robinson (1979) yang melakukan pengolahan data terhadap ribuan data kecelakaan kerja yang terjadi pada industri jasa konstruksi di Amerika Serikat. Hasil pengolahan data biaya kecelakaan oleh Robinson ini dikenal menjadi matriks perkiraan biaya kecelakaan Robinson.
Matriks Robinson ini dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya biaya kerugian yang harus dipersiapkan oleh perusahaan dengan melihat/menilai cedera yang terjadi pada suatu kecelakaan. Perkiraan biaya kecelakaan dapat ditentukan tanpa menunggu petugas dari asuransi yang akan menghitung biaya perawatan yang ditanggung. Klaim asuransi baru dapat dilakukan setelah pengurusan administrasi dan biaya tidak langsung tidak dicakup dalam penggantian asuransi.
2. Bagaimana cara melakukan prosedur pertolongan pada pekerja yang terkena sengatan listrik?
Jawab:
Dengan melakukan pertoongan pertama pada pekerja yang terkena sengatan listrik. Sebelim menolong korban yang tersengat listrik, sebaiknya kita perlu berhati-hati agar kita juga tidak tersengat listrik. Adapun langkah-langah yang harus dilakukan dalam pertolongan pertama yaitu:
1) Mematikan aliran listrik di lokasi kejadian
2) Cari pertolongan medis
3) Jangan pindahkan korban
4) Periksa tubuh korban
5) Obati luka bakar
6) Lakukan teknik pernapasan bantuan
Pertolongan pertama pada pekerja yang terkena sengatan listrik harus segera dilakukan. Karena korban yang kesetrum listrik dapat mengalami cedera, lika bakar, kerusakan organ, hingga berakibat total.
Namun, jika kondisi korban sudah tergolong parah atau serius, sebaiknya segera cari pertolongan medis guna mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Jelaskan dan gambarkan hirarki pengendalian resiko kecelakaan kerja!
Jawab:
Saat menetapkan pengendalian, atau mempertimbangkan perubahan-perubahan terhadap pengendalian yang sudah ada, pertimbangannya adalah untuk mereduksi risiko, yakni dengan memperhatikan hirarki pengendalian risiko.
1) Eliminasi
Eliminasi dapat dilakukan dengan membuat perubahan diproses kerja sehingga tugas tugas yang berbahaya tidak lagi dilakukan, atau berbahaya secara fisik dihilangkan. Salah satunya adalah dengan mempertimbang kan aspek ergonomi. Risiko cedera meningkat jika kekuatan dengan tingkat cukup besar dilakukan berulang kali dalam jangka panjang. Risiko cedera akan lebih besar pula Jika pekerjaan dilakukan dalam postur tidak ‘pas’ (misalnya, mengangkat benda secara berulang kali dengan gerakan memutar).
2) Substitusi
Substitusi adalah cara kedua terefektif untuk mengendalikan risiko/bahaya. Substitusi melibatkan penggantian dari satu risiko ke risiko lainnya. Sebagai contoh, salah satu bahan kimia berbahaya diganti dengan bahan kimia lainnya dengan risiko lebih rendah.
3) Isolasi
Isolasi adalah memisahkan bahaya pada suatu waktu dan suatu tempat/ruang dari orang atau kumpulan orang dengan risiko. Hal tersebut dilakukan dengan mengisolasi bahaya melaluipenempatan/pewadahan dan penutupan. Metode ini bertujuan untuk menjaga bahaya “di dalam" dan pekerja “keluar” atau sebaliknya.
4) Keteknikan
Jika bahaya tidak bisa dieliminasi atau diisolasi dan substitusinya tidak dapat ditemukan. pendekatan terbaik adalah penggunaan engineering controls. Pengendalian secara keteknikan diimplementasikan dengan membuat perubahan desain peralatan atau proses untuk meminimalkan bahaya. Pengendalian keteknikan sesuai untuk mengendalikan paparan ke pekerja selama pengendalian keteknikan dirancang, digunakan dan dipelihara secara benar. Walaupun pengendalian secara keteknikan merupakan solusi paling mahal, cara ini memberikan keunggulan dalam mereduksi biaya di masa depan (Suryatri dan Tasrial, 2015).
4. Jika frekuensi angka kecelakaan kerja tahun 2016 dan 2017 pada CV. MITRA adalah 1217 kasus dan 436 kasus. Maka, hitunglah Safe-T-score (STS) perusahaan CV. MITRA, dan bagaimana interpretasinya.?
Dari hasil diatas menunjukkan STS yang kurang dari 2,000 yang menunjukkan keadaan membaik. Dilihat dari angka kecelakaan yang terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1217 kasus, sedangkan pada tahun 2017 angka kecelakaan hanya mencapai 436 kasus itu bebrati pada angka kecelakaan yang terjadi pada tahun 2016 mengalami penurunan yang baik.
5. Jika kita menemukan adanya kebocoran pada kabel listrik yang sudah usang pada perbaikan terowongan bawah air, apa yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan diri.? Jawab :
Jika kita mendapati kebocoran pada kabel terutama pada trowongan bawah air, alangkah baiknya jika kita menyentuh kabel tersebut, dan tidak menginjak bagian yang terdapat air, sebaiknya kita menunggu pertolongan dan tidak melakukan sesuatu yang bisa membahayakan kita sendiri.
6. Bagaimana prosedur keamanan dan keselamatan dalam menggunakan listrik.? Jawab:
Keamanan dan kes elamatan menggunakan listrik Menurut Suryatmo (2014) sebagai berikut :
a. Jika kita melihat/menemukan adanya kebocoran pada kabel listrik itu terlepas dan terletak di atas tanah tnaupun di mana saja, usahakan jangan disentuh kawat tersebut. Mintalah pertolongan kepada seseorang yang mengerti dalam menangani listrik.
b. Jangan bekerja dengan kawat/alat atau mesin listrik tanpa dilengkapi dengan alat pengaman/pemutus arus dari sumber/pusat listrik.
c. Jangan membebani telampau banyak pada kotak-kotak dinding (stop contact) dengan menggunakan beberapa alat bantu dalam waktu yang bersamaan. (Sebagai contoh tusuk kontak atau sakelar).
d. Jangan menggunakan perlengkapan (kabel listrik) yang sudah rusak atau usang atau kadaluwarsa. Jika kabel listrik itu sudah usang atau sakelar kotak kontak dinding dansebagai berikut yang sudah rusak disarankan sebaiknya diganti secepatnya untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.
e. Jangan sampai terjadi air bercampur/mengalir ke dalam alat-alat listrik. Usahakan tangan kita kering sewaktu anda menyentuh alat- alat perlengkapan listrik yang sedang dialiri listrik.
7. Sebutkan dan jelaskan teori-teori penyebab kecelakaan kerja lainnya selain teori domino.
Jawab:
1) Teori Multiple Causation
Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman. Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja tersebut perlu diteliti.
2) Teori Gordon
Menurut Gordon (1949), kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan mempertimbangkan salah satu dari 3 faktor yang terlibat. Oleh karena itu, untuk lebih memahami mengenai penyebab-penyebab terjadinya kecelakaan maka karakteristik dari korban kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang mendukung harus dapat diketahui secara detail.
3) Teori Domino Terbaru
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori yang mengatakan bahwa penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja adalah ketimpangan manajemen. Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
4) Teori Reason
Reason (1995-1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur atau peraturan mengenai keselamatan kerja.
5) Teori Frank E. Bird Petersen
Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan. Bird mengadakan modifikasi dengan teori domino Heinrich dengan menggunakan teori manajemen, yang intinya sebagai berikut:
a. Manajemen kurang kontrol.
b. Sumber penyebab utama.
c. Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar).
d. Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar).
e. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda).
No comments:
Post a Comment