BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang terpenting. Dengan
berbahasa, manusia dapat berhubungan dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari,
baik secara lisan maupun tulisan. Penggunaan bahasa yang baik dan benar, baik
secara lisan maupun tulisan merupakan tuntutan dalam berbahasa.
Pada kajian morfologi khususnya dalam klasifikasi
kata kelas
tertutup terdapat kelas kata berupa konjungsi atau kata
penghubung. Konjungsi digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa
dengan frasa, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat. Konjungsi diperlukan
agar kata, kalimat, maupun paragraf di dalam suatu
karangan akan menjadi teratur. Keteraturan itu sangat penting untuk
memperlihatkan adanya suatu kepaduan diantara kata, kalimat, maupun paragraf
satu dengan yang lainnya. Untuk itu, akan dikaji lebih lanjut mengenai
konjungsi.
Penggunaan konjungsi harus berdasar pada kaidah-kaidah
tertentu. Makna dari satuan-satuan bahasa dalam suatu kalimat maupun paragraf
akan lebih jelas jika menggunakan konjungsi. Konteks kata, frasa, klausa, atau
kalimat yang berbeda menggunakan kata penghubung yang berbeda pula. Oleh karena
itu, kita perlu mengetahui penggunaan konjungsi secara benar.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan tersebut di
atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.
Bagaimana klasifikasi dari konjungsi dalam
bahasa Indonesia?
2.
Bagaimana aturan penggunaan konjungsi dalam
bahasa Indonesia?
3.
Bagaimana contoh dari masing-masing
konjungsi dalam bahasa Indonesia?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
ingin dicapai
pada
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.
Mengetahui klasifikasi konjungsi dalam
bahasa Indonesia.
2.
Memahami aturan penggunaan konjungsi dalam
bahasa Indonesia.
3.
Mengetahui contoh dari masing-masing
konjungsi dalam bahasa Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,
antarklausa, dan antarkalimat. Kata penghubung disebut juga konjungsi atau kata
sambung, yang berarti kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa
(Hasan Alwi, dkk., 2003: 296). Dalam pengertian lainnya, konjungsi adalah
kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi
hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam
konstruksi (Harimurti, 2007: 102). Dengan demikian, konjungsi adalah kata yang
menghubungkan dua satuan bahasa, baik kata dengan kata, frasa dengan frasa,
klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Konjungsi tersebut diperlukan supaya
kata, kalimat, maupun paragraf di dalam suatu karangan akan menjadi
teratur. Keteraturan itu sangat penting untuk memperlihatkan adanya suatu
kepaduan diantara kata, kalimat, maupun paragraf satu dengan yang lainnya.
Pemakaian konjungsi didalam kalimat bukan untuk dapat menerangkan kata. Namun,
tidak lebih dari sekedar alat penghubung yang berfungsi untuk dapat mempertegas
serta memperpadu makna.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Jenis-jenis
Konjungsi
Berdasarkan
kedudukannya, konjungsi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu (1) konjungsi
koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4)
konjungsi antarkalimat.
1. Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua unsur atau lebih yang kedudukannya sederajat atau setara
(Abdul Chaer, 2008: 98). Konjungtor koordinatif menghubungkan dua unsur atau
lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Konjungtor
koordinatif agak berbeda dengan konjungtor lain karena konjungtor itu, di
samping menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata. Meskipun demikian,
frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Adapun yang termasuk
konjungsi koordinatif yaitu:
1.
Dan penanda hubungan penambahan
2.
Serta penanda hubungan pendampingan
3.
Dengan penanda
hubungan penjumlahan
4.
Atau penanda hubungan pemilihan
5. Tetapi penanda
hubungan perlawanan
6. Namun
penanda hubungan pertentangan
7. Melainkan penanda
hubungan perlawanan
8. Padahal penanda
hubungan pertentangan
9. Sedangkan penanda
hubungan pertentangan
10. Sebaliknya
penanda hubungan pertentangan
11. Hanya
penanda hubungan membetulkan
12. Bahkan penanda
hubungan penegas
13. Malah (malahan) penanda hubungan penegas
14. Apalagi
penanda hubungan penegas
15. Lagipula
penanda hubungan penegas
16. Jangankan
penanda hubungan penegas
17. Kecuali penanda hubungan membatasi
18. Kemudian
penanda hubungan mengurutkan
19. Lalu
penanda hubungan mengurutkan
20. Selanjutnya penanda hubungan mengurutkan
21. Yaitu penanda hubungan menyamakan
22. Yakni penanda hubungan menyamakan
23. Ialah, adalah, dan bahwa penanda hubungan menyamakan
Mengenai konjungtor dan dan atau, orang
kadang-kadang memakai kedua-duanya secara bersamaan. Dalam hal ini cara
menulisnya adalah dengan memakai garis miring di antara kedua konjungtor
tersebut: dan/atau.
Contoh: a. Rektor dan/atau
pembantu rektor diminta hadir dalam acara tersebut.
b. Kami mengharapkan kehadiran ketua dan/atau wakil ketua kelas dalam rapat
OSIS yang akan diadakan besok.
Di samping makna ‘pemilihan’, konjungtor atau juga mempunyai makna ‘penambahan’.
Untuk makna penambahan seperti itu, konjungtor atau pada umumnya dipakai bila makna kalimatnya berkaitan dengan
hal-hal yang dirasakan kurang baik. Dalam hal itu partikel pun dapat ditambahkan pada konjungtor atau sehingga menjadi ataupun.
Contoh:
a. Mahasiswa yang sakit atau(pun) izin akan diberi kebijakan.
b. Kita tidak diperbolehkan minum atau(pun) makan
sambil berdiri.
2. Konjungsi
Korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi
yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu
kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Adapun yang termasuk konjungsi
korelatif yaitu:
1.
baik … maupun …
2.
tidak hanya …, tetapi juga …
3.
bukan hanya …, melainkan juga …
4.
demikian … sehingga …
5.
sedemikian rupa … sehingga …
6. apa(kah)
… atau …
7. entah
… entah …
8. jangankan
…, … pun …
3. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua unsur kalimat (klausa) yang kedudukannya tidak sederajat. Menurut
Kamus Linguistik, konjungsi
subordinatif adalah konjungsi yang
dipakai untuk mengawali klausa terikat untuk menyambungkannya dengan klausa
utama dalam kalimat bersusun. Artinya, kedudukan klausa yang
satu lebih tinggi (sebagai klausa utama) dan yang kedua sebagai klausa bawahan
atau lebih rendah dari yang pertama. Adapun yang termasuk konjungsi koordinatif
yaitu:
1.
Konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara,
begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum,
sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
2. Konjungsi
subordinatif syarat:jika, kalau,jikalau, asal(kan),bila,
manakala
3. Konjungsi
subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya
4. Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar
5. Konjungsi
subordinatif konsesif: biarpun,
meski(pun), walau(pun), sekali- pun, sungguhpun, kendati(pun)
6. Konjungsi
subordinatif pembandingan: seakan-akan,
seolah-olah, sebagai-mana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada,
alih-alih
7. Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab
8. Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(-sampai), maka(nya)
9. Konjungsi subordinatif alat atau cara: dengan, tanpa
10.
Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa
11.
Konjungsi subordinatif atributif: yang
12. Konjungsi
subordinatif perbandingan: sama … dengan,
lebih … dari(pada)
Seperti halnya dengan kelompok konjungtor koordinatif,
dalam kelompok konjungtor subordinatif adapula anggota yang termasuk dalam
kelompok preposisi. Kata seperti,
sebelum, dan, karena dapat diikuti oleh klausa dan dapat pula diikuti oleh
kata.
4. Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang digunakan
untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain yang berada
dalam satu paragraf. Oleh karena itu, konjungtor macam itu selalu memulai suatu
kalimat yang baru dan tentu saja huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital.
Adapun yang termasuk konjungsi antarkalimat, yaitu:
1. Menyatakan
pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya, yaitu konjungsi biarpun demikian/begitu, sekalipun
demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun
demikian/begitu.
2. Menyatakan
kelanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya kemudian, yaitu
konjungsi sesudah itu, setelah itu,
selanjutnya.
3. Menyatakan
adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah dinyatakan
sebelumnya, yaitu konjungsi tambahan
pula, lagi pula, selain itu.
4. Mengacu
ke kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi sebaliknya.
5. Menyatakan
keadaan yang sebenarnya, yaitu konjungsi sesungguhnya,
bahwasanya.
6. Menguatkan
keadaan yang dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi malah(an), bahkan.
7. Menyatakan
pertentangan dengan keadaaan sebelumnya, yaitu konjungsi (akan) tetapi, namun.
8. Menyatakan
keekslusifan dan keinklusifan, yaitu konjungsi kecuali itu.
9. Menyatakan
konsekuensi, yaitu konjungsi dengan
demikian.
10. Menyatakan
akibat, yaitu konjungsi oleh karena itu,
oleh sebab itu.
11. Menyatakan
kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya, yaitu konjungsi sebelum itu.
Berdasarkan letaknya, konjungsi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu (1) konjungsi intrakalimat, dan (2) konjungsi ekstrakalimat
yang terbagi atas konjungsi intratekstual dan ekstratekstual.
- Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang
menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa
dengan klausa. Adapun yang termasuk konjungsi intrakalimat, yaitu agar, andaikata, apabila, jika, jikalau,
hingga, sampai, atau, bahwa, baik…maupun, daripada, demi, sambil, ketika,
meski, meskipun, maka, padahal, kalau, seandainya, lalu.
- Konjungsi Ekstrakalimat
Konjungsi
ekstrakalimat terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Konjungsi
Intratekstual
Konjungsi
intratekstual adalah Konjungsi intratekstual adalah konjungsi yang
menghubungkan kalimat dengan kalimat atau paragraf dengan paragraf. Adapun yang
termasuk konjungsi intratekstual, yaitu apalagi,
bahwa, bahkan, biarpun demikian, oleh karena itu, sekalipun demikian, sekalipun
begitu, walaupun demikian.
2. Konjungsi
Ekstratekstual
Konjungsi
ekstratekstual adalah konjungsi yang menghubungkan dunia di luar bahasa dengan
suatu wacana. Konjungsi ekstratekstual umumnya digunakan di dalam sebuah naskah
lama. Adapun yang termasuk konjungsi ekstratekstual, yaitu adapun, alkisah, arkian, hatta, bermula, syahdan, begitu, maka, maka
itu, mengenai.
B.
Aturan
Penggunaan Konjungsi
Adapun
aturan-aturan penggunaan konjungsi atau kata penghubung, yaitu sebagai berikut:
1.
Konjungsi dan
Konjungsi
dan untuk menyatakan ‘gabungan biasa’
digunakan di antara dua buah kata benda, kata kerja, dan kata sifat yang tidak
bertentangan. Kalau kedua kata sifat yang digabungkan dengan kata penghubung dan itu sifatnya bertentangan, maka
tidak mungkin menduduki fungsi predikat, tetapi dapat menduduki fungsi subjek.
Jika yang digabungkan lebih dari dua buah satuan bahasa yang sederajat, maka
kata penghubung dan hanya digunakan
di antara dua buah satuan bahasa yang terakhir.
2.
Konjungsi dengan
Konjungsi
dengan dengan fungsi untuk menyatakan
‘gabungan biasa’ dapat digunakan di antara dua buah kata benda. Dalam hal ini
tidak dianjurkan untuk menggunakan kata dengan
ini.
3.
Konjungsi serta
Konjungsi
serta dengan fungsi untuk menyatakan
‘gabungan biasa’ digunakan
di
antara dua buah kata benda. Untuk hal ini sebaiknya kata serta diganti dengan kata dan.
4.
Konjungsi atau
Konjungsi
atau dengan fungsi untuk menyatakan
‘memilih’ dapat digunakan
di
antara dua buah kata benda atau frase benda, dua buah kata kerja, dua buah kata
sifat yang berlawanan maknanya, kata kerja atau kata sifat dengan bentuk
ingkarnya, dua buah klausa dalam sebuah kalimat majemuk setara. Kalau yang
harus dipilih terdiri dari lebih dari dua unsur, maka kata penghubung atau ditempatkan di antara kedua unsur
yang terakhir.
5.
Konjungsi tetapi
Konjungsi
tetapi dengan fungsi untuk menyatakan
‘menggabungkan mempertentangkan’ digunakan di antara dua buah kata sifat yang
berkontras di dalam sebuah kalimat, dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada
identitas yang sama sedangkan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang
berkontras, dua buah klausa yang subjeknya merujuk pada identitas yang tidak
sama dengan predikatnya adalah dua buah kata sifat yang berlawanan. Dua buah
klausa yang klausa pertama berisi pernyataan dan klausa kedua berisi
pengingkaran dengan kata tidak. Kata
penghubung tetapi jangan digunakan
sebagai penghubung antarkalimat.
6.
Konjungsi namun
Konjungsi
namun dengan fungsi ‘menghubungkan
mempertentangkan’ digunakan di antara dua buah kalimat. Kalimat pertama atau
kalimat sebelumnya, berisi pernyataan; dan kalimat kedua berisi pernyataan yang
kontras dengan kalimat pertama. Kata penghubung namun sesungguhnya sama fungsinya dengan tetapi. Namun, kata penghubung tetapi
hanya digunakan sebagai penghubung antarklausa, sedangkan kata penghubung namun digunakan sebagai penghubung
antarkalimat. Kata penghubung namun
untuk lebih menegaskan, dapat diikuti kata begitu
dan demikian.
7.
Konjungsi sedangkan
Konjungsi
sedangkan dengan fungsi untuk
menggabungkan mempertentang-kan atau mengontraskan digunakan di antara dua buah
klausa.
8.
Konjungsi sebaliknya
Konjungsi
sebaliknya dengan fungsi untuk
menyatakan ‘menggabungkan mempertentangkan dengan tegas’ dapat digunakan di
antara dua buah klausa atau di antara dua buah kalimat.
9.
Konjungsi malah atau malahan
Konjungsi
malah atau malahan dengan fungsi untuk ‘menguatkan memper-tentangkan’
digunakan di antara dua buah klausa yang amanat keduanya bertentangan.
10.
Konjungsi bahkan
Konjungsi
bahkan dengan fungsi
‘menggabungkan-menguatkan’ dapat digunakan di antara dua buah kalimat.
11.
Konjungsi lagipula
Konjungsi
lagipula dengan fungsi untuk menyatakan
‘menggabungkan menegaskan’ digunakan di dalam kalimat (klausa) tambahan.
12.
Konjungsi apalagi
Konjungsi
apalagi dengan fungsi untuk
menyatakan ‘menggabungkan menguatkan’ digunakan pada awal keterangan tambahan
atau kalimat tambahan. Secara opsional kata penghubung apalagi dapat diikuti kata kalau
atau jika, bila digunakan pada
kalimat yang tidak bersubjek. Kata penghubung lebih-lebih pula atau lebih-lebih
lagi dengan fungsi untuk menyatakan
‘menguatkan’ dapat digunakan pada awal keterangan tambahan atau kalimat
tambahan, sebagai varian dari kata penghubung apalagi atau apalagi kalau.
13.
Konjungsi jangankan
Konjungsi
jangankan berfungsi ‘menguatkan mempertentangkan’
digunakan di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara, sedangkan
pada klausa kedua biasanya disertakan partikel pun; di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk setara,
sedangkan klausa keduanya diawali dengan kata sedangkan; di depan klausa pertama pada sebuah kalimat majemuk
setara, sedangkan klausa keduanya diawali dengan kata malah atau malahan.
14.
Konjungsi melainkan
Konjungsi
melainkan dengan fungsi untuk
menyatakan ‘koreksi atau pembetulan’ digunakan di antara dua buah klausa.
Klausa pertama biasanya disertai dengan kata ingkar bukan, yang diletakkan di muka unsur kalimat yang akan dikoreksi.
15.
Konjungsi hanya
Konjungsi
hanya digunakan dengan aturan untuk
menyatakan ‘menggabung-kan
mengecualikan’ digunakan di antara dua buah klausa; untuk menyatakan
‘menggabungkan mengoreksi’ digunakan di antara dua buah klausa, dimana klausa
pertama berisi pertanyaan positif, dan klausa kedua berisi pertanyaan yang
mengurangi kepositifan klausa pertama.
16.
Konjungsi kecuali
Konjungsi
kecuali dengan fungsi untuk
‘membatasi’ digunakan di depan kata benda atau frase benda; dan di antara dua
buah klausa.
17.
Konjungsi lalu
Konjungsi
lalu dengan fungsi ‘menggabungkan mengurutkan’ digunakan di antara dua buah
klausa pada kalimat majemuk setara.
18.
Konjungsi kemudian
Konjungsi
kemudian berfungsi ‘menggabungkan
mengurutkan’ digunakan di antara dua buah klausa pada kalimat majemuk setara
sebagai varian dari kata penghubung lalu.
Konjungsi lain yang fungsinya sama dengan kemudian
atau lalu adalah konjungsi sesudah itu , setelah itu, dan selanjutnya.
19.
Konjungsi yakni
Konjungsi
yakni berfungsi untuk menyatakan
‘menggabungkan menjelaskan’ digunakan di antara unsur kalimat dengan bagian
yang merupakan penjelas unsur kalimat itu.
20.
Konjungsi yaitu
Konjungsi
yaitu berfungsi untuk menyatakan
‘menggabungkan menjelaskan’ dapat digunakan sebagai varian kata penghubung yakni.
21.
Konjungsi adalah
Konjungsi
adalah dengan fungsi ‘menyatakan-menjelaskan’
diantara dua buah
unsur
yang sama maknanya, dan di muka suatu perincian. Konjungsi lain yang fungsinya
sama dengan adalah yaitu ialah.
22.
Konjungsi bahwa
Kata
penghubung bahwa digunakan dengan
aturan untuk ‘menggabungkan mengantarkan objek’ digunakan pada klausa yang
menjadi anak kalimat objek pada sebuah kalimat, dan untuk ‘menggabungkan
mengantarkan subjek’ digunakan di dalam kalimat pasif.
23.
Konjungsi jadi
Kata
penghubung jadi dengan fungsi untuk
‘menghubungkan menyimpulkan’ digunakan di muka kalimat akhir dari suatu tuturan
atau bagian tuturan.
24.
Konjungsi karena
Konjungsi
karena dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan alasan’ digunakan di depan kata, frase, atau klausa
yang berfungsi sebagai keterangan di dalam sebuah kalimat majemuk setara.
Karena konjungsi karena merupakan
bagian daripada unsur keterangan dalam kalimat, maka letaknya dapat dipindahkan
menurut tempat letaknya unsur kalimat itu.
25.
Konjungsi karena itu
Konjungsi
karena itu dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan akibat’ digunakan di antara dua buah kalimat yang
menyatakan sebab dan akibat.
26.
Konjungsi sebab
Konjungsi
sebab dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan alasan’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian
konjungsi karena. Namun perlu
diperhatikan, sebab yang berupa kata
benda tidak dapat diganti dengan karena.
27.
Konjungsi sebab itu
Konjungsi
sebab itu dengan fungsi untuk ‘menggabungkan-menyatakan
akibat’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian konjungsi karena itu.
28.
Konjungsi kalau
Konjungsi
kalau dengan fungsi untuk ‘menggabungkan
menyatakan syarat’
digunakan
di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk
bertingkat. Karena letak klausa yang menjadi anak kalimat dan klausa yang
menjadi induk kalimat dapat dipertukarkan tempatnya, maka letak konjungsi kalau mungkin pada awal kalimat, mungkin
juga di tengah kalimat.
29.
Konjungsi jika
Konjungsi
jika dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan syarat’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian
dari konjungsi kalau. Secara terbatas
dapat juga dipergunakan kata penghubung jikalau,
bila, apabila, dan bilamana,
sebagai varian dari kata penghubung kalau
dan jika.
30.
Konjungsi asal
Konjungsi
asal dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan syarat yang harus dipenuhi’ dapat digunakan di muka
klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat.
31.
Konjungsi meskipun
Konjungsi
meskipun dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan keterangan atau kesungguhan’ digunakan di depan
klausa yang menjadi anak kalimat pada suatu kalimat majemuk bertingkat. Secara
bebas konjungsi meskipun dapat
diganti dengan bentuk singkatnya, yaitu meski.
Secara bebas konjungsi walaupun (atau
walau), biarpun (atau biar), sungguhpun, dan kendatipun (atau kendati)
dapat digunakan sebagai varian kata penghubung meskipun.
32.
Konjungsi supaya
Konjungsi
supaya dengan fungsi untuk
menggabungkan menyatakan ‘tujuan’ digunakan di depan kata atau frase yang
menduduki fungsi keterangan di dalam sebuah kalimat tunggal, dan di depan
klausa yang menjadi anak kalimat pada sebuah kalimat majemuk bertingkat.
33.
Konjungsi agar
Konjungsi
agar dengan fungsi untuk
‘menggabungkan menyatakan tujuan’ secara bebas dapat digunakan sebagai varian
kata penghubung supaya. Di sini tidak
dianjurkan untuk menggunakan kata penghubung agar dan supaya secara
bersamaan.
34.
Konjungsi ketika
Konjungsi
ketika berfungsi untuk menggabungkan
menyatakan ‘kesamaan
waktu’
digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk bertingkat.
Kata penghubung ketika secara bebas
dapat diganti dengan kata penghubung tatkala
atau sewaktu.
35.
Konjungsi sesudah
Konjungsi
sesudah dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘waktu lebih
dahulu’
digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat majemuk
bertingkat. Konjungsi sesudah secara
bebas dapat diganti dengan konjungsi setelah.
36.
Konjungsi sebelum
Konjungsi
sebelum berfungsi menggabungkan
menyatakan ‘waktu kemudian’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat
pada kalimat majemuk bertingkat.
37.
Konjungsi sejak
Konjungsi
sejak dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘awal waktu atau awal tempat’ digunakan di depan kata benda atau
frase benda yang menyatakan waktu, di depan kata benda atau frase benda yang
menyatakan tempat, di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada kalimat
majemuk bertingkat. Kata penghubung sejak
secara terbatas dapat diganti dengan kata penghubung semenjak atau sedari.
38.
Konjungsi untuk
Konjungsi
untuk dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘sasaran’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada
sebuah kalimat majemuk bertingkat. Kata penghubung untuk secara terbatas dapat diganti dengan kata penghubung guna. Kata penghubung untuk memiliki fungsi yang sama dengan
kata penghubung supaya atau agar. Bedanya kata penghubung untuk lazim diikuti kata kerja atau
frase kerja, sedangkan kata penghubung supaya
atau agar lazim diikuti kata benda
atau frase benda.
39.
Konjungsi yang
Konjungsi
yang dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘ketentuan atau
penjelasan’
digunakan di antara kata benda atau frase benda dengan kata sifat atau frase
sifat, dan kata kerja atau frase kerja. Bahwa konjungsi yang itu berfungsi menggabungkan menyatakan ‘ketentuan’ dapat kita
lihat dari perbedaan makna antara bentuk rumah baru bermakna ‘umum’, sedangkan
rumah yang baru bermakna ‘tertentu’. Konjungsi yang dapat digunakan secara luas untuk lebih memberi ketentuan atau
penjelasan pada sebuah kata benda atau frase benda. Secara terbatas dalam
pertuturan sekarang ada juga digunakan bentuk atau konstruksi: kata benda +
yang + kata benda.
40.
Konjungsi sampai
Konjungsi
sampai dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘akibat’ digunakan di depan klausa yang menjadi anak kalimat pada
kalimat majemuk bertingkat. Secara bebas konjungsi sampai dapat diganti fungsinya dengan kata penghubung hingga atau sehingga.
41.
Konjungsi sambil
Konjungsi
sambil dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘keadaan’ digunakan di depan unsur kalimat yang berfungsi
keterangan. Secara terbatas konjungsi sambil
dapat diganti kata seraya.
42.
Konjungsi seperti
Konjungsi
seperti dengan fungsi menggabungkan
menyatakan ‘perbandingan’ digunakan di antara dua buah klausa dalam kalimat
majemuk setara. Konjungsi seperti
secara agak terbatas dapat diganti dengan konjungsi laksana, seumpama, bagai, atau sebagai.
43.
Konjungsi tempat
Konjungsi
tempat digunakan untuk menghubungkan
menyatakan ‘tempat’ pada kalimat majemuk sematan.
C.
Contoh-contoh
penggunaan konjungsi
Adapun contoh-contoh kalimat yang
menggunakan konjungsi, yaitu:
1. Konjungsi Koordinatif
1. Dan
-
Ayah dan ibu pergi ke Jakarta.
-
Adik membeli buku dan pensil di koperasi
sekolah.
-
Mungkin hatinya tercipta dari besi dan baja.
2. Serta
-
Kami menyanyi serta menari di atas
panggung.
-
Angga serta adiknya
rela bekerja keras membantu ibunya.
-
Soal serta jawaban
harus dikumpulkan sebelum bel berbunyi.
3.
Dengan
-
Ibu dengan nenek
belum pulang dari pasar.
-
Sama saja sifatnya dengan
kakaknya.
-
Chandra baru saja berangkat ke Makassar dengan ibunya.
4.
Atau
-
Saya bingung harus pergi atau menunggu saja.
-
Ibu tidak tahu harus membeli daging ayam atau daging sapi.
-
Yani bingung membeli kain warna merah atau biru.
5.
Tetapi
-
Ahmad ingin pergi ke rumah
temannya, tetapi dilarang oleh ibunya.
-
Saya
ingin ke sana, tetapi saya tidak tahu jalannya.
-
Semua
sudah siap berangkat, tetapi dia malah tidur.
6. Namun
-
Mereka
sangat serasi, namun tidak direstui orang tuanya.
-
Dia
masih sakit, namun tetap ke sekolah untuk mengikuti ujian.
-
Dia
memang pintar, namun dia sangat sombong.
-
Eliza
ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri, namun tidak diperbolehkan
oleh orang tuanya.
7. Melainkan
-
Kami bukan mencela, melainkan kami berkata apa
adanya.
-
Bukan
orang lain yang memukulnya, melainkan ibunya sendiri.
-
Bukan
harta yang diinginkan, melainkan kehormatan.
8. Padahal
-
Dia baru datang ,padahal temannya sudah pergi
dua jam yang lalu.
-
Ayahnya
menghukumnya, padahal ia tidak bersalah.
-
Alya
tidak berani menyanyi, padahal suaranya sangat merdu.
-
Mereka
akan segera pulang, padahal saya baru saja datang.
9. Sedangkan
-
Ayah
mencuci mobil sedangkan ibu menyapu halaman.
-
Kakaknya
sangat rajin sedangkan dia pemalas.
-
Suaminya
sudah bangun, sedangkan dia masih tidur.
10. Sebaliknya
-
Dia
tertawa terbahak-bahak, sebaliknya temannya hanya terdiam melihat
tingkah lakunya.
-
Bukannya
bersabar dalam menghadapi masalah, sebaliknya dia malah merengek.
-
Semua
orang berdiri, sebaliknya dia hanya duduk.
11. Hanya
-
Wanita
itu sangat baik, hanya kurang dikenal oleh orang-orang.
-
Indonesia
kaya akan sumber daya alam, hanya kurang dipelihara.
-
Suaranya
memang merdu, hanya kurang latihan sehingga kurang tinggi.
-
Semua
keluarganya merestui, hanya ayahnya yang belum merestui.
12. Bahkan
-
Dia
sangat malas, bahkan kamarnya sendiri tidak pernah dibersihkan.
-
Hidupnya
kini melarat, bahkan rumah pun tak punya.
-
Dia
sangat sombong, bahkan temannya sendiri sudah tidak dikenali.
13. Malah (malahan)
-
Sudah diperingatkan, malah (malahan) tidak peduli.
-
Farhan dilarang keluar rumah, malah (malahan) dia pergi bersama
temannya.
-
Bukannya mengerjakan tugas, malah (malahan) mereka tidur.
14. Apalagi
-
Banyak
jalan yang rusak, apalagi sekarang musim hujan.
-
Petani
mengeluh panen gagal, apalagi harga bahan pokok naik.
-
Mereka
akan kalah pada pertandingan sepak bola, apalagi lawannya sangat kuat.
15. Lagipula
-
Saya
tidak bisa pergi liburan, lagipula saya tidak punya uang.
-
Liana
memang tidak ikut, lagipula ia tidak punya kendaraan
-
Mereka
terus menahan lapar, lagipula makanan sudah habis.
-
Ahwin
tidak terima dimarahi, lagipula ia tidak bersalah.
16. Jangankan
-
Jangankan motor, sepeda pun tidak mampu saya
beli.
-
Jangankan mobil, rumah pun akan dibelikan jika
ia diterima.
-
Jangankan tulisan kecil, tulisan besar saja
tidak bisa saya baca.
17. Kecuali
-
Semua habis terbakar, kecuali baju yang dikenakannya.
-
Dia akan dituntut karena kesalahannya, kecuali meminta maaf secepatnya.
18. Kemudian
-
Awalnya
mereka hanya berteman, kemudian mereka saling suka.
-
Kami
berjalan ke arah timur, kemudian ke arah selatan.
-
Kemarin
kami mengerjakan tugas morfologi, kemudian hari ini kami mengerjakan
tugas lainnya.
19. Lalu
-
Rifal
berdiri lalu melemparkan bola itu ke temannya.
-
Mereka
asyik bermain lalu datanglah ibunya memanggil.
-
Sepulang
dari Bone lalu mereka melanjutkan perjalanan ke Bantaeng.
20. Selanjutnya
-
Kami pergi bersama-sama, selanjutnya dia singgah di jalan.
-
Dia membeli banyak minuman, selanjutnya dibagikan kepada teman-temannya.
21. Yaitu
-
Dua negara yang ingin saya kunjungi, yaitu Mesir dan Arab Saudi.
-
Tugas yang akan dikumpulkan besok yaitu makalah morfologi dan makalah fonologi.
22. Yakni
-
Hal-hal yang dilakukan dalam menghadapi ujian yakni belajar dan berdoa.
-
Kebutuhan yang wajib dipenuhi yakni sandang, pangan, dan papan.
23. Ialah, adalah, dan bahwa
-
Yang kami butuhkan ialah
kritikan dan saran agar kedepannya lebih baik.
-
Indonesia adalah
negara terluas di Asia Tenggara.
-
Mereka tahu bahwa
dilarang membuang sampah di sembarang tempat.
2. Konjungsi Korelatif
1.
baik … maupun …
-
Baik Riski maupun Nasar keduanya adalah
anak yang baik.
-
Baik ayah maupun ibu, mereka sudah
setuju untuk pindah rumah.
-
Baik ayam goreng maupun bebek goreng,
keduanya sangat enak dinikmati.
2.
tidak hanya …, tetapi juga …
-
Wirda tidak hanya cantik, tetapi juga
baik hati.
-
Dia tidak hanya membeli rumah, tetapi
juga membeli mobil.
-
Kakak tidak hanya membersihkan rumah,
tetapi juga membantu ibu memasak di dapur.
3.
bukan hanya …, melainkan juga …
-
Bukan hanya ayahnya yang tampan,
melainkan juga ibunya cantik.
-
Orang itu bukan hanya pejabat, melainkan
juga pengusaha.
-
Ibu
membeli baju bukan hanya untuk ayah, melainkan juga untuk paman.
4.
demikian … sehingga …
-
Ia berlari demikian cepat, sehingga menjadi
juara.
-
Chandra mengerjakan tugas demikian
rajinnya, sehingga cepat selesai.
-
Rini berdandan demikian cantik, sehingga
membuat semua orang di pesta itu kagum.
5.
sedemikian rupa … sehingga …
-
Kami berkreasi sedemikian rupa indahnya
sehingga tercipta karya yang sangat membanggakan.
-
Dia belajar sedemikian rupa rajinnya
sehingga memenangkan olimpiade.
-
Dia menghias bunga itu sedemikian rupa
rapinya sehingga terlihat sangat indah.
6. apa(kah)
… atau …
-
Apa(kah) kami ikut atau tidak, belum
bisa dipastikan.
-
Apa(kah) mereka setuju atau tidak
setuju, kami tetap menjalankan program ini.
-
Saya tidak peduli apa(kah) kamu suka
atau tidak suka, saya akan tetap melanjutkan.
7. entah
… entah …
-
Entah hari ini entah besok, kami belum
bisa memastikan.
-
Entah diperbolehkan entah dilarang,
mereka akan tetap pergi.
-
Kami telah merencanakan semuanya, entah
berangkat besok entah lusa.
8. jangankan
…, … pun …
-
Jangankan motor, mobil pun akan saya
belikan jika saya punya uang.
-
Jangankan teh, air pun tidak ia berikan
kepada kami ketika bertamu di rumahnya.
-
Jangankan berjalan, berdiri pun ia tak
mampu.
3. Konjungsi Subordinatif
1.
Waktu: sejak, semenjak, sedari,
sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta,
sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga,
sampai.
-
Dia menjadi malas sejak
tinggal bersama neneknya.
-
Adit selalu termenung semenjak ditinggal pergi oleh ibunya.
-
Kami sudah berteman sedari
kami masih kecil.
-
Orang tua kami tinggal di luar negeri sewaktu kami masih kecil.
-
Tiba-tiba Haikal mengenang ibunya tatkala hujan
turun.
-
Mereka selalu berpelukan ketika mereka bertemu.
-
kakak masih tidur sementara
teman-temannya sudah berangkat ke sekolah.
-
Semua orang kaget begitu
Nirina berteriak keras.
-
Dia bercerita mengenai pengalaman hidup seraya memberikan motivasi.
-
Kita diperintahkan untuk berbuat kebaikan selagi kita masih hidup.
-
Semua bisa mendaftar selama batas waktu belum berakhir.
-
Alifya baik hati serta
penyayang kepada semua temannya.
-
Dia terus berlari sambil
memegang buku di tangan kanannya.
-
Paman terus menjalin komunikasi yang baik demi kelancaran bisnisnya.
-
Diana terlihat lebih cantik setelah beranjak dewasa.
-
Kami saling mengunjungi sesudah hari lebaran.
-
Saya sempat melihatnya bermain sebelum dia ditabrak mobil.
-
Dia menyimpan buku di raknya sehabis ia baca.
-
Kami bergegas pulang seusai acara pernikahan diselenggakan.
-
Semoga mereka tetap bersama hingga maut memisahkannya.
-
Yusuf akan tinggal di rumah neneknya sampai orang tuanya pulang dari luar
kota.
2. Syarat: jika, kalau,jikalau, asal(kan),bila,
manakala
-
Firga sangat marah jika
ada yang mengganggu adiknya.
-
Tak seorang pun yang berani menentang kalau dia yang berbicara.
-
Graha selalu bersembunyi di belakang pintu kamar jikalau dimarahi oleh ibunya.
-
Saya akan ikut asal(kan)
dia juga ikut.
-
Semua orang memakai payung bila hujan turun.
-
Hidup terasa hampa manakala
mereka tak berada di sisiku.
3. Pengandaian:
andaikan,
seandainya, umpamanya, sekiranya
-
Hal tersebut tidak akan terjadi andaikan saya tidak pergi.
-
Dia lebih cantik seandainya
dia berdandan.
-
Mungkin mereka akan bertemu umpamanya mereka datang ke acara tersebut.
-
Saya akan datang sekiranya
memberikan sedikit bantuan.
4. Tujuan: agar,
supaya, biar
-
Orang tua menyekolahkan anaknya agar menjadi orang sukses
-
Memakai payung saat hujan supaya tidak basah.
-
Sampaikan hal tersebut biar mereka tahu yang sebenarnya.
5. Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekali-
pun, sungguhpun, kendati(pun)
-
Kami tetap melakukannya biarpun itu dilarang.
-
Mereka tetap ke sekolah meski(pun) hujan deras.
-
Saya masih tidak percaya dengannya walau(pun) ia berjanji.
-
Sebaiknya kita mengatakan yang sebenarnya sekalipun itu akan melukai perasaan.
-
Harga barang yang mahal sungguhpun akan tetap saya beli.
-
Kendati(pun) banyak
yang tidak bisa hadir, rapat tetap dilangsungkan.
6. Pembandingan:
seakan-akan, seolah-olah, sebagai-mana,
seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih
-
Dia berbicara panjang lebar seakan-akan dia tahu segala hal.
-
Haris tidak terima dengan hukuman yang
diberikan seolah-olah dia tidak
bersalah.
-
Kami melakukan dengan baik sebagaimana yang telah diajarkan kepada
kami.
-
Mobil itu seperti mobil yang kami lihat kemarin.
-
Kami sangat menghormatinya sebagai orang yang lebih tua.
-
Wajahnya begitu bersinar laksana bulan purnama.
-
Mereka tidak pernah akur ibarat air dan minyak.
-
Lebih baik saya pulang saja daripada harus menunggunya sampai
malam.
-
Kami sudah berusaha untuk datang alih-alih mereka sudah pulang.
7. Sebab: sebab,
karena, oleh karena, oleh sebab
-
Hari ini Vivit tidak hadir sebab ia sedang sakit.
-
Dirga berhenti sekolah karena orang tuanya sudah tidak mampu
membiayai sekolahnya.
-
Mereka tidak pernah bertemu oleh karena rumahnya berjauhan.
-
Dia mendapatkan hukuman dari guru oleh sebab perbuatannya yang melanggar
peraturan.
8. Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai(-sampai), maka(nya)
Contoh:
-
Berkat usahanya belajar , sehingga ia mendapatkan peringkat.
-
Mereka sibuk mengurus bisnisnya sampai(-sampai) anak-anaknya terlantar.
-
Kami sangat lapar maka(nya) kami singgah di warung untuk makan.
9. Alat atau cara: dengan, tanpa
-
Ia memukul anaknya dengan menggunakan kayu.
-
Yayu tidak bisa membaca buku tanpa memakai kacamata.
10.
Komplementasi: bahwa
-
Saya sudah menyampaikan bahwa hari ini akan hujan.
11.
Atributif: yang
-
Saya melihat dua orang yang menari di atas panggung.
12.
Perbandingan: sama … dengan, lebih …
dari(pada)
-
Buku Karina sama besar dengan buku
yang saya beli.
-
Andri lebih tinggi dari(pada)
Anwar.
4. Konjungsi Antarkalimat
1. Biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu,
walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu
-
Dia hidup sebatang kara biarpun demikian dia tak pernah putus
asa.
-
Mereka selalu kalah, sekalipun begitu mereka terus berusaha.
-
Fero tahu bahwa dirinya bersalah, walaupun demikian dia enggan untuk
meminta maaf.
-
Panas matahari yang seolah membakar
kulit meskipun begitu kami tetap
berjalan.
-
Bisma selalu gagal mendapatkan hadiah, sungguhpun begitu ia akan terus
mencoba.
2. Sesudah itu, setelah itu,
selanjutnya
-
Mencuci beras terlebih dahulu sesudah itu baru bisa dimasak.
-
Potong-potong kecil sayuran yang
disediakan, setelah itu tumis di
panci berukuran besar.
-
Berjalan ke arah timur, selanjutnya ke arah utara.
3. Tambahan pula, lagi pula, selain
itu
-
Dia mendapatkan juara, tambahan pula dia diberi hadiah.
-
Kami tidak perlu berkunjung ke rumahnya,
lagi pula kami sudah bertemu
dengannya kemarin.
-
Gina adalah anak yang cerdas, selain itu dia baik hati kepada
teman-temannya.
4. Sebaliknya
-
Kami asyik bermain di pantai, sebaliknya dia hanya duduk termenung
di bawah pohon.
5. Sesungguhnya, bahwasanya.
-
Noval sudah tahu sesungguhnya dia hanya dimanfaatkan oleh teman-temannya sendiri.
-
Mereka sengaja merahasiakan bahwasanya ibu sedang sakit.
6. Malah(an), bahkan
-
Dia tidak hanya menolongku ketika jatuh, malah(an) dia membawaku berobat di
rumah sakit.
-
Penyakitnya sangat parah, bahkan susah untuk disembuhkan lagi.
7. (akan) tetapi, namun
-
Jihan sangat ingin mengikuti perkemahan (akan) tetapi tiba-tiba saja ia sakit.
-
Wildan ingin membeli sebuah novel
terbaru, namun ternyata uangnya tidak
cukup.
8. Kecuali itu
-
Kita tidak boleh melanggar peraturan
pemerintah kecuali itu bertentangan
dengan hukum islam.
9. Dengan demikian
-
Setelah diselidiki
ternyata memang dia yang bersalah, dengan
demikian akan dijatuhkan hukuman penjara selama lima tahun.
10. Oleh karena itu, oleh sebab itu
-
Orang tuanya telah meninggal, oleh karena itu Haikal tinggal bersama
neneknya.
-
Citra tidak mengerjakan tugasnya, oleh sebab itu ia dimarahi oleh guru.
11. Sebelum itu
-
Mereka akan liburan ke Jepang, sebelum itu mereka akan singgah ke
rumah orang tuanya di Thailand.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Konjungsi adalah kata yang menghubungkan dua satuan
bahasa agar kata, kalimat, maupun
paragraf di dalam suatu karangan akan menjadi teratur. Berdasarkan
kedudukannya, konjungsi dapat dibedakan menjadi empat yaitu Konjungtor
koordinatif menggabungkan kata atau klausa yang setara, kalimat yang dibentuk
adalah kalimat majemuk setara; konjungtor korelatif membentuk frasa atau
kalimat, unsur frasa yang dibentuk memiliki status sintaktis yang sama; konjungtor
subordinatif membentuk anak kalimat, penggabungan anak kalimat dengan induk
kalimatnya menghasilkan kalimat majemuk bertingkat; dan konjungtor antarkalimat
merangkaikan dua kalimat, tetapi masing-masing merupakan kalimat
sendiri-sendiri.
Berdasarkan letaknya, konjungsi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu konjungsi intrakalimat adalah konjungsi yang menghubungkan
satuan-satuan bahasa dalam suatu kalimat; dan konjungsi ekstrakalimat adalah
konjungsi yang menghubungkan kalimat dengan kalimat, paragraf dengan paragraf,
atau dunia di luar bahasa dengan suatu wacana.
B.
Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan
keseriusannya dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar
dapat memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Chaer,
Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul.
2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dola,
Abdullah. 2011. Linguistik Khusus Bahasa
Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Kridalaksana,
Harimurti. 2008. Kamus Linguistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Putrayasa,
Ida Bagus. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk
Derivasional dan Infleksional). Bandung: Refika Aditama.
Tim Redaksi. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
No comments:
Post a Comment