MAKALAH KETERAMPILAN MENULIS
PENGEMBANGAN PARAGRAF
OLEH:
KELOMPOK 7
NURHIDAYAH
FITRIANA
FEBRIANY BETTENG P.
FINTA ANDIANI
NUZUL RIANTO RAMADHAN
KELAS C
PEND. BAHASA DAN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA
DAN SASTRA
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
2016/2017
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang
terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu harus
disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara
kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu. Paragraf sangat
bermanfaat sebagai bekal untuk beranjak menuju tataran tulisan yang lebih
besar. Paragraf adalah bagian-bagian teks atau bacaan yang terdiri atas
kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk sebuah
gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan unsur pembentuk
paragraf.
Pada umumnya para
mahasiswa kurang memahami bagaimana cara penulisan paragraf yang baik dan benar
serta dalam pengembangannya juga demikian. Hal inilah yang melatarbelakangi
penulis untuk menulis makalah ini, selain juga untuk memenuhi salah satu tugas
sesuai dengan mata kuliah yang sedang dipelajari.
Umumnya kesulitan pertama membuat
karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa
ilmiah. Dengan adanya pola-pola pengembangan paragraf, sebuah karangan atau
tulisan yang dibuat penulis bisa menggunakan salah satu model pengembangan paragraf
atau bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus. Sebuah paragraf dibuat
untuk memudahkan pengertian dan pemahaman pembaca.
1.2.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan latar
belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pola pengembangan paragraf?
2. Bagaimana implementasi paragraf pada beberapa jenis tulisan?
3. Bagaimana
jenis-jenis paragraf berdasarkan letak ide pokok dan tujuannya?
4. Bagaimana
metode pengembangan paragraf?
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini
yaitu:
1.
Untuk mengetahui bagaimana
pola pengembangan paragraf.
2.
Untuk mengetahui
implementasi paragraf pada beberapa jenis tulisan.
3.
Untuk mengetahui jenis-jenis
paragraf berdasarkan letak ide pkok dan tujuannya.
4. Untuk
mengetahui metode pengembangan paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan gabungan
dari beberapa kalimat yang saling berkaitan antara satu kalimat dengan kalimat
yang lainnya dalam membahas sebuah topik. Menurut (Gorys
Keraf, 1980: 25). Paragraf sama dengan alinea, yakni kesatuan
pikiran dari beberapa kalimat yang bertalian untuk membentuk sebuah gagasan.
Berdasarkan pernyataan tersebut, paragraf adalah bagian-bagian teks atau bacaan
yang terdiri atas kalimat-kalimat yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk sebuah gagasan. Dengan kata lain kalimat-kalimat tersebut merupakan
unsur pembentuk paragraf.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam
sebuah karangan. Paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling bertalian
dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah, 1991). Paragraf
atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan
istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan
bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di
bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat.
Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan.
Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan
demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau
kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas. Pikiran utama atau ide pokok
merupakan pengendali suatu paragraf (Ramlan, 1993).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, paragraf adalah kumpulan
kalimat yang memiliki sebuah ide pokok dan diikuti oleh kalimat-kalimat
penjelas dari ide pokoknya serta memiliki unsur kelengkapan kalimat untuk
mendukung penjelasan-penjelasan mengenai ide pokoknya.
Dalam suatu paragraf yang
baik dituntut adanya syarat-syarat berikut:
1. Kepaduan paragraf (koherensi)
Koherensi adalah adanya kemampuan untuk
merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi.
Contoh:
Remaja
mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak menyadari
bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna menyongsong
masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan. Anak-anak
muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para
pendahulunya.
2. Kesatuan paragraf
Yang dimaksud kesatuan adalah
tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat
utama.Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf
itu itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Berikut
contohnya:
PBB menetapkan 12 Agustus sebagai hari Remaja Internasional. Pencetus
gagasan ini ialah para menteri sedunia yang menangani masalah remaja di Portugal
1998. Tujuannya guna memicu kesadaran remaja untuk memahami masalah sosial
budaya, lingkungan hidup, pendidikan dan kenakalan remaja.
3. Kelengkapan paragraf
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjukan pokok pikiran atau
kalimat utama.Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa
rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain.
2.2. Pengembangan Paragraf
Sebelumnya sudah kita ketahui
bahwa paragraf membahas mengenai sebuah topik atau tema. Setiap kalimat dalam
rangka paragraf, bertumpu pada satu pokok pembicaraan. Paragraf merupakan
bagian dari karangan atau bagian dari tuturan (pokok pembicaraan) yang terdiri
dari satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.
Kalimat utama adalah
pernyataan yang menjadi inti cerita atau gagasan utama dalam sebuah paragaf. Sedangkan,
kalimat penjelas merupakan pernyataan yang menjelaskan gagasan utama atau
pernyataan-pernyataan yang mendukung, menjelaskan atau melengkapi kalimat utama
dalam sebuah paragraf. Dalam sebuah paragraf hanya ada satu kalimat utama.
Biasanya kalimat utama diletakkan diawal kalimat (deduktif), atau kalimat utama
terletak diakhir paragraf (induktif), serta kalimat utama tercakup dalam
keseluruhan paragraf (deduktif- induktif ).
Unsur kelengkapan paragraf
mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat utama dan pikiran
penjelas yang berwujud kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas
haruslah menunjang kejelasan kalimat utama. Paragraf dinyatakan sebagai
paragraf tidak lengkap jika tidak dikembangkan secara baik. Oleh karena itu,
unsur kelengkapan itu sering pula disebut pengembangan, bahkan ada yang
menyebut perkembangan (lihat Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992; Soeparno, Haryadi,
dan Suhardi, 2001; Keraf, 1981)
Perlu kita ketahui bahwa
pengembangan paragraf memegang peranan penting dalam proses menulis, karena
mengarang adalah proses dari mengembangkan kalimat topik.
2.3. Metode Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf adalah
suatu paragraf yang menghendaki adanya pengembangan atau perluasan yang
berintikan kalimat utama. Metode pengembangan paragraf adalah cara-cara bagaimana
kita mengembangkan suatu paragraf.
Dalam melaksanakan
pengembangan paragraf biasanya diawali dengan mengubah topik cerita menjadi
sebuah kalimat tunggal yang bersifat umum.dimana kalimat ini masih menghendaki
penjelasan, kalimat inilah yang disebut dengan kalimat utama. Setelah kalimat
utama tersebut dijadikan permulaan paragraf, maka langkah selanjutnya ialah
menguraikan kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat utama. Kalimat inilah
yang disebut kalimat penjelas.
Pengembangan
paragraf dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu;
1. Cara Definisi
Cara
definisi adalah pengembangan paragraf melalui pengungkapan penjelasan atau
pengertian dari suatu masalah yang dibicarakan, serta diungkapkan dari berbagai
sudut pandang. Kata-katayang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara
definisi, antara lain adalah, ialah, yaitu.
Contoh :
Paragraf ialah
suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang
selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat
yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan
kalimat utama.
2. Cara Analogi
Analogi
adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang
memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan
kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti dan
bagaikan.
Contoh :
Bahasa bukan
merupakan tujuan dalam penulisan karangan ilmiah. Bahasa hanya sebagai alat
(komunikasi) agar gagasan ilmiah yang diungkapakan dalam karangan tersebut
dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. Oleh sebab itu,sebelum karangan itu
sampai ketangan pembaca,penulis karang tersebut harus memeriksa bahasa yang
digunakannya, baik dari segi ketetapan pemilihan kata dan istilah maupun dari
segi gramatikal satuan-satuan struktur bahasa, misalnyastuktur satuan kata,
frasa klausa, kalimat, dan alinea atau paragraph dan juga pemakaiaan ejaan dan
tanda baca secara tepat. Jika terjadi gangguan atau kerusakan pada unsur-unsur
bahasa tersebut,besar kemungkinan pembaca tidak dapat memahami gagasan ilmiah
yang disampaikannya itu dengan baik. Hal ini dapat diibaratkan dengan
kendaraan yang digunakan untuk mencapai tujuan perjalanan yang jauh. Sebelum
berangkat,orang yang akan bepergian dengan kendaraan tersebut harus memeriksa
kondisi kendaraannya, baik yang berkaitan dengan rem, versneling, roda, ban,
bensin dan sebagainya. Kalau perlu orang itu harus membawa kendaraannya ke
bengkel untuk diperiksa agar yang bersangkutan selamat sampai ketempat tujuan.
3. Cara Contoh-Contoh
Contoh-contoh
disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan
umum agar mudah dipahami oleh pembaca. Kata, seperti, misalnya, contohnya
dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam
mengembangkan paragraf dengan contoh.
Contoh :
Tak ada
seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rejeki yang halal, tapi
didunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras,
kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah
membuahkan kebahagiaan. Contohnya : Bapak G memimpin sebuah lembaga
negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap
anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak
ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya
mengalami keterbelakangan mental.
4. Cara Sebab Akibat
Cara
sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini
dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan penjelas, atau
sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebab
sebagai gagasan penjelas. Kata yang digunakan yaitu, padahal, akibatnya,
oleh karena itu dan karena.
Contoh :
Pertama
kali pindah kekota ia adalah anak yang baik, tahun pertama ia masuk Kuliah, ia
mulai merokok, malam minggu kumpul ditempat tongkrongan langganan, disuguhi
minuman beralkohol, mulailah mabuk-mabukan. Kini rokoknya diganti dengan
lintingan ganja, uang transport sering dipakai beli ganja, kuliah sering bolos,
akibatnya hasil ujian jelek, badan kurus dan sekarang mulai berani
menjual barang-barang rumah untuk membeli si daun haram itu.
5. Cara Perbandingan
Cara
perbandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan
membandingkan guna memperjelas suatu paparan. Biasanya menggunakan ungkapan seperti,
serupa dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan,
akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.
Contoh :
Tata cara
kehidupan masyarakat primitif berbeda dengan modern. Masyarakat primitif dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya dari bahan-bahan yang tersedia dilingkungannya
tanpa membelinya. Jika barang yang
diperlukannya tidak ada dilingkungannya,maka mereka dapat memperolehnya dari
masyarakat tetangganya dengan sistem barter (saling menukar barang). Alat-alat
yang diperluka untuk memenuhi kebutuhannya juga diperoleh dari lingkungannya,
yaitu berupa batu, tanah liat, atau pun dahan pohon yang diolah secara manual. Sedangkan
masyarakat modern memperoleh kebutuhannya dengan cara membeli barang atau membayar
jasa. Alat-alat yang diperlukan
merupakan olahan dari pabrik yang juga harus dibeli untuk memeperolehnya.
6. Cara Pertentangan
Yaitu
cara pengembangan paragraf yang biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda
dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari.
Contoh :
Sekolah
tinggi (umum) berbeda dengan sekolah swasta. Perbedaan itu dapat dilihat dari
segi biaya sekolah, fasilitas, standar sekolah serta kualitas pengejarannya. Untuk
sekolah umum biayanya mampu dicapai bagi semua kalangan masyarakat. Akan
tetapi, fasilitas yang ditawarkan kurang memadai bagi kelangsungan sistem
belajar mengajar. Sedangkan, sekolah swasta biaya yang ditawarkan hanya
mampu mencapai batas keuangan beberapa kalangan masyarakat, artinya kalangan
orang mampu. Hal ini sejalan dengan fasilitas, standar sekolah serta kualitas
pengajarnya. Sehingga sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah-sekolah
unggulan.
7. Cara Klasifikasi
Cara
klasifikasi adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan
ciri-ciri tertentu.
Kata-kata
ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi,
terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh :
Penyelidikan
tentang tempramen dan watak manuia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo
Crate dan Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat
golongan menurut keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golong
tersebut yaitu sanguinis ( banyak darah ) yang sifatnya periang, gembira, optimis,
dan lekas berubah-ubah. Kemudian kolerik ( banyk empedu kuning ) adalah manusia
yang memiliki sifat garang, hebat, lekas mrah, dan agresif. Selanjutnya,
flegmatis ( banyak lendirnya ) adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah
berubah, dan lamban. Terakhir, melankolis ( banyak empedu hitam ) memiliki
sifat muram, tidak gembira, dan pesimis.
2.4. Implementasi Paragraf pada Jenis Tulisan
Berikut diuraikan mengenai penerapan paragraf pada jenis tulisan atau
karangan deskrisi, argumentasi, eksposisi, narasi, dan persuasi.
1) Deskripsi
Deskripsi
adalah karangan yang sifatnya melukiskan, menggambarkan sesuatu dengan jelas
dan terperinci.Tujuannya ialah memberikan pelukisan atau gambaran
terhadapsesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat,
mendengar, dan merasakan hal yang dideskripsikan.
Contoh :
Malam
itu, indah sekali.Dilangit, bintang-bintang berkelip-kelip memancarkan
cahaya.Hawa dingin menusuk kulit.Sesekali terdengar suara jangkrik.Binatang
malam dan kalilawar mengusik sepinya malam.Angin berembus pelan dan tenang.
2) Argumentasi
Argumentasi adalah karanan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide
Argumentasi
adalah karanan yang mengutarakan gagasan, pendapat, dan ide dengan menyertakan
alasan-alasan dengan tujuan untuk meyakinkan orang lain (pembaca) terhadap
gagasan, pendapat, dan ide yang diungkapkan penulis.
Contoh :
Pantai
Parangtritis memang memiki keindahan eksotis yang membuat wisatawan ramai
berkunjung, tetapi juga sering menelan korban. Yang disayangkan, sebagian
masyarakat Indonesia masih saja menganggap peristiwa tersebut berkaitan dengan
hal-hal mistis, yakni dikarenakan Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Padahal,
ada penjelasan ilmiah di balik musibah tersebut. Para praktisi ilmu kebumian
menegaskan bahwa penyebab utama hilangnya sejumlah wisatawan di Pantai
Parangtritis, Bantul, adalah akibat terseret rip current. Dengan kecepatan
mencapai 80 kilometer per jam, arus balik tidak hanya kuat, tetapi juga
mematikan. Jadi, banyaknya korban tenggelam tidak ada kaitannya sama sekali
dengan anggapan para masyarakat. Ali Susanto, Komandan SAR Pantai Parangtritis,
juga menambahkan bahwa disepanjang Pantai Parangtritis juga banyak terdapat
palung (pusaran air) yang tempatnya selalu berpindah-pindah dan sulit
diprediksi. Kondisi inilah yang sering banyak menimbulkan korban mati
tenggelam.
3)
Eksposisi
Eksposisi
adalah karangan yang bertujuan menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan
suatu peristiwa atau objek dengan tujuan agar orang lain mengetahuinya
(menambah wawasan).
Contoh :
Tim
peneliti yang dipimpin Graham Hutchings, seorang kimiawan dari Cardiff
University Inggris telah menemukan cara agar reaksi kimia menjadi ramah
lingkungan. Mereka menggunkan partikel emas yang masing-masing berukuran 25
nanometer ntuk mengaktifkan oksign dari udara. Oksigen sangat diperlukan dalam
proses oksidai. Oksidasi adalah proses penmbahan atom-atom oksigen dalam
senyawa karbon untuk menghasilkan produk organic yang bermanfaat. Pada
prinsipnya, proses ini akan ramah lingkunan jika menggunakan oksigen murni (O2)
dari udara. Dalam reaksi oksidasi, ikatan kimia diantara kedua atom oksigen
harus dilepaskan sehingga masing-masing atomnya bebas digunakan dalam reaksi. Hal
inilah yang sulit dilakukan. Hampir seluruh reaksi oksidasi yang dilakukan
dalam industry menggunakan oksidasi yang berbahaya seperti asam parasetik yang
menghasilkan limbah beracun. Oksigen yang telah diaktifkan mudah ditambahkan
pada molekul karbon. Dalam berbagai reaksi kimia, cairan digunakan untuk
membantu melarutkan reaktan (zat yang direaksikan) dan mendorong atom untuk
mengaktifkan oksigen tanpa harus menggunakan bahan-bahan pelarut seperti itu.
4) Narasi
Narasi
adalah karangan yang mengisahkan suatu peristiwa yang disusun secara kronologis
( sistematika waktu ). Wacana narasi disebut juga karangan kisahan karena
isinya menceritakan suatu peristiwa atau kisah seseorang.
Contoh :
Tepat
ketika tanggal 25 Oktober, sekolahku libur selama tiga hari dan akan berakhir
pada tanggal 27 Oktober. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu
ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke
Pantai Kute. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang
nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu
riang. Betapa senangnya aku ketika
sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut PantaiK Kute dengan
senyumku. Pantai Kute, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa
menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan
aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas
rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana,
aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang
indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai
sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini
akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
5) Persuasi
Persuasi
adalah karangan yang sifatnya memengaruhi, mengajak, dan menganjurkan sesuatu
pada orang lain ( pembaca ) untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan harapan
penulis. Dalam wacana persuasi, terdapat kata ajakan seperti ayoatau mari.
Contoh :
Setiap orang normal
akan senang pada kebersihan, baik kebersihan lingkungan maupun kebersihan
dirinya sendiri. Bahkan bagi umat islam upaya menciptakan kebersihan itu
merupakan sebagian dari iman, sehingga orang yang menciptaan kebersihan berarti
memperkokoh imanya untuk itulah sebaiknya setiap saat kita harus menjaga dan
menciptakan kebersihan agar iman kita semakin tebal.
Setiap saat diri kita
harus bersih, baik bersih lahir maupun batin. Demikian pula lingkungan
kita.Tempat tinggal kita harus bersih, karena selain enak dipandang mata juga
dapat menjaukan diri kita dari bibit penyakit. Oleh karena itu, marilah
sama-sama kita ciptakan budaya hidup bersih pada diri kita sendiri dan
lingkungan kita.
2.5. Jenis-Jenis
Paragraf
Berdasarkan
letak kalimat utamanya paragarf ada empat macam:
1.
Pikiran utama pada posisi awal
paragraf
Paragraf
yang meletakkan pikiran utama pada awal paragraf disebut paragraf deduktif.
Contoh:
Menteri
lebih lanjut mengemukakan perbedaan mahasiswa zaman dulu sampai sekarang. Pada
zaman dulu, kehidupan mahasiswa dikekang oleh penjajahan. Pada zaman sekarang
mereka dapat merasakan hawa kebebasan dan dapat hidup dalam iklim pembangunan.
Selain itu, syarat-syarat untuk mengembangkan diri merekapada masa sekarang ini
cukup terbika, hanya bergantung pada kegiatan mereka masing-masing.
2.
Pikiran utama pada akhir paragraf
Paragraf
yang meletakkan pikiran utama pada akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Contoh:
Dua anak
kecil ditemukan tewas di pinggir jalan. Seminggu kemudian seorang anak wanita
hilang ketika pulang sekolah. Sehari kemudian polisi menemukan bercak darah di
kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret dua anak yang tewas itu
di dalam kantong celana John. Dengan demikian John adalah orang yang dapat
dimintai pertanggunjawaban tentang hilangnya kedua anak itu.
3.
Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf
Paragraf
yang meletakkan pikiran utama pada awal dan akhir paragraf dise but paragraf
deduktif induktif.
Contoh:
Bagi
manusia, bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa
manusia menyampaikan isi hatinya pada sesamanya. Dengan bahasa itu pulamanusia
dapat mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan segala pengalamannya
kepada sesamanya. Jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana yang paling penting
dalam kehidupan manusia.
4.
Paragraf dengan Pikiran Utama Tersirat
Ada
paragraf yang tidak secara tersurat mengandung pikiran utama tertentu.
Semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentingnya dan bekerja sama
menggambarkan pikiran yang terdapat dalam paragraf. Kalimat kalimat itu
merupakan satu kesatuan isi. Paragraf tanpa kalimat utama dipakai dalam tulisan
deskriptif dan naratif.
Contoh :
Lewat
jendela dan pintu kaca yang luas, pandangan bisa tembus ketata kebun yang asri
dihalaman depan maupun belakang rumah. Kolam hias dengan bukit batu lengkap
dengan gemereciknya air berpadu dengan tanaman tanaman pangkas yang terawat
rapi. Jauh di halaman belakang beberpa pohon mangga, rambutan, jambu air, dan
belimbinng meneduhi kursi kursi untuk para pasien menunggu giliran dipanggil.
2.6. Metode
Pengembangan Paragraf
Paragraf
harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau
pengarang
dengan variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model
pengembangan atau bisa pula mengombinasikan beberapaa model sekaligus. Berikut
ini setiap model pengembangan paragraf itu akan dipaparkan maksudnya.
1.
Pengembangan Alamiah
Pengembangan
paragraf yang berciri alamiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi.
Jadi, pengembangan itu harus setia pada urutan tempat, yakni dari titik
tertentu menuju titik yang tertentu pula dalam sebuah dimensi deskripsi. Adapun
yang dimaksud dengan setia pada urutan waktu adalah bahwa pengembangan itu harus
bermula dari titik waktu tertentu dan berkembang terus sampai pada titrik waktu
berikutnya. Deskripsi objek tertentu, deskripsi data, dongeng, atau narasi yang
lainnya, mengedopsi model pengembangan alamiah yang demikian ini.
2.
Pengembangan Deduksi-Induksi
Pengembangan
paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagsan yang sifatnya umum
dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci.
Sebaliknya yang dimaksud ddengan pengembangan paragraf dalam model induksi adalah
pengembangan yan dimulai dari hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail,
terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum. Jadi, model-model
pengembangan paragraf yang disebutkan terakhir ini sejalan dengan alur berpikir
dalam kerangka deduktif, induktif maupun abduktif.
3.
Pengembangan analogi
Pengembangan
paragraf dengan cara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya umum,
sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami
kebenarannya oleh orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum
banyak dipahami publik. Dengan cara analogi yang demikian itu diharapkan orang
akan menjadi lebih muda dalam memahami dan menangkap maksud dari sesuatu yang
hendak disampaikan dalam paragraf itu. Jadi, tujuan dari analogi itu sesungguhnya
adalah untuk memudahkan pemahaman pembaca, sehingga sesuatu yang masuh kabur,
masih samar-samar, bahkan sesuatu yang masih sangat sulit, bisa menjadi lebih
mudah ditangkap dan gampang dipahami.
4.
Pengembangan Klasifikasi
Paragraf
yang dikembangkan dengan mengikuti prinsip klasifikasi juga akan dapat
memudahkan pembaca dalam memahami isinya, dengan caraa klasifikasi itu, maka
tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan. Sesuatu yang
sifatnya sangat klosal, sangat besar, sangat umum akan bisa sangat sulit untuk
dapat dipahami oleh pembaca jika tidak ditipekan atau tidak diklasifikasikan
terlebih dahulu. Paragraf yang dikembangkan dengan cara yang demikian ini akan
sangat memudahkan pembaca karena kelas-kelasnya jelas, tipe-tipenya juga
saangat jelas. Pengkelasan atau pentipean itu dapat dilakukan dengan
bermacam-macam cara, mungkin berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan
bentuknya, kesamaan ciri dan sifatnya, dan selanjutnya.
5.
Pengembangan komparatif dan kontrastif
Sebuah
paragraf dalam karangan ilmiah juga dapat dikembangkan dengan cara
diperbandingkan dimensi-dimensi kesamaannya. Kesamaan itu bisa cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dan seterusnya. Perbandingan yang dilakukan
dengan cara mencermati dimensi-dimensi kesamaannya untuk mengembangakan
paragaraf yang demikian ini dapat disebut dengan model pengembangan komparatif.
Sebaliknya, perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi
perbedaanya dapaat disebut dengan perbandingan kontrastif.
6.
Pengembangan sebab-akibat
Sebuah
paragraf dapat dikembangkan dengan model sebab-akibat atau sebaliknya
akibat-sebab. Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini jug lazim disebut
sebagai pengembangan yang sifatnya rasional. Dikatakan sebagai pengembangan
yang sifatnya rasional karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-sebab
dan bermuara pada akibat-akibat. Atau sebaliknya dapat juga pengembangan itu
berangkat dari akibat-akibat terlebih dahulu, kemudian beranjak masuk pada
sebab-sebaabnya. Karya-karya ilmiah sangaat lazim menggunakan model
pengembangan paragraf yang disebutka terakhir ini.
7.
Pengembangan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf
dapat dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-kecil
dan beranjak terus maju kedalam puncak peristiwa yang paling besaraatau paling
optimal, kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Akan tetapi,
ada pula paragraf yang pengembangannya masih diteruskan kedalam tahapan
penyelesaian yang selanjutnya, yakni antiklimaks. Model pengembangan paragaraf
yang disebitkan terakhir ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya
ilmiah. Kebanyakan narasi atau cerita serta dingeng-dongeng pengantar tidur
menerapkan model pengembangan paragraf yang demikian ini.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Paragraf atau alinea
merupakan gabungan dari beberapa kalimat yang saling berkaitan dan membentuk
sebuah gagasan.Gagasan itu lebih jelas kalau dilengkapi dengan uraian-uraian
tambahan. Setiap kalimat dalam paragraf akan selalu berkaitan satu dengan
lainnya untuk membentuk suatu bagian paragraf.
Pembentukkan paragraf yang
baik harus memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan.Untuk itu,
diperlukan pengembangan paragraf yang baik.Kerangka struktur paragraf dikembangkan
berdasarkan peletakan kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan beberapa metode atau
cara pengembangan, antara lain :
1)
Cara deskripsi
2)
Cara analogi
3)
Cara contoh-contoh
4)
Cara sebab-akibat
5)
Cara perbandingan
6)
Cara pertentangan
7)
Cara klasifikasi
B. Saran
Sebuah
materi yang esensial diperlukan pemahaman khusus, jadi diharapkan keseriusannya
dalam materi ini dan rajin melatih diri untuk mempelajarinya agar dapat
memahaminya. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggungjawabkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan,
Djago. 1986. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.
Bandung: Angkasa.
Soedjito dan
Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja Karya.
Verianto, Kaconk.
2013. Pengembangan Paragraf. Diakses dari Internet, Desember 2016, http://veriantikaconk.blogspot.com/2013/03/makalah-pengembangan-paragraf.html
Kalo boleh tau yang diambil dari buku tarigan,djago itu yang mana ya ?
ReplyDelete