Ketika Imajinasiku Menjadi Nyata
Sendiri, beginilah hidupku. Setidaknya setelah kedua orang tua ku bercerai. Selalu hidup dalam bayang sepi. Tak ada
seorangpun yang sudi hanya untuk sejenak menemani ku. Selalu ku bertanya, Apa
salah ku? Mengapa hanya sebuah seperangkat personal komputer yang mau menemani
ku? Sayang mereka tak hidup. Mereka tak seperti seorang teman yang mampu tuk
diajak berinteraksi.
Hingga pada suatu saat pada titik jenuh ku, aku mulai
membayangkan seorang teman. Seorang teman yang selalu ada untuk ku. Cherly,
itulah nama yang ku berikan pada teman khayalan ku. Dengan rambut lurus hitam
sebahu dan mata bulat yang manis, dia tampak cantik. Senyuman dari bibir yang imut, membuat ku semakin bahagia
memiliki teman khayalan seperti dia. Ya, memang dia hanyalah teman khayalan.
Tapi seakan dia benar-benar ku anggap hidup. Setidaknya begitulah dalam
imajinasi ku.
Pagi hari setelah bangun tidur aku selalu menyapa Cherly
dengan bahagia. Cherly pun membantu ku untuk menyiapkan makanan dan baju ganti
untuk ku berangkat sekolah. Sekali lagi, itu hanya khayalan ku. Setelah mandi dan aku
pergi ke ruang makan, betapa
terkejutnya diriku melihat sepaket makanan lengkap di atas meja makan. Dalam
pikirku, mungkin nenek yang sudah membuatkanya. Memang kadang-kadang nenek
membuatkan makanan seperti ini. Tanpa berpikir panjang, aku segera menghabiskan makanan
ini. Tak lupa, aku mengajak Cherly untuk ikut menikmatinya. Sekali lagi, ini
hanya sebuah imajinasi. Tapi Cherly sudah cukup mengobati kesepian ku.
Saatnya aku berangkat sekolah, namun kali ini aku
tidak sendiri. Tentunya aku di temani Cherly. Kesetiannya teramat sangat, tiap aku memanggilnya dia selalu datang dalam
pikiranku. Sampai di sekolah, aku pun menuju ke kelas. Karena murid di kelasku
ganjil, jadi ada satu bangku kosong di samping tempat duduk ku.
Disitulah tempat Cherly duduk.
Membayangkan jika Cherly benar-benar ada, maka sempurnalah dunia ini. Semakin
tinggi ku berkhayal, hingga akhirnya ku tersadar saat dilempar pulpen oleh
salah satu ku.
Bel panjang tanda pulang pun berbunyi. Segera aku
mengambil tasku dan menggandeng tangan Cherly untuk pulang bersama.
Sesampainya di rumah, aku kembali
terkejut. Seperti tadi pagi, kembali ada makanan yang menghiasi meja makan ku.
Kali ini aku tak langsung memakannya. Aku pergi ke rumah nenek yang berada tepat di samping
rumah ku. Bukan apa-apa, hanya untuk memastikan apa dia yang memberi makanan
untuk ku hari ini. Mengetuk pintu namun tak ada jawaban, aku pun langsung masuk
tanpa permisi. Aku kembali terkejut, kali ini aku melihat nenek ku tergeletak
lemas di kursi. Ku pegang nadinya, sayang aku terlambat. Dia sudah tak ada di
dunia ini lagi.
Semakin bertambah penderitaan ku.
Aku sudah kehilangan semua keluarga ku. Semua ini membuat ku semakin gila. Ingin
ku akhiri hidup ini, namun aku tahu itu hanya akan menambah penderitaan ku di
sana. Tak apalah, aku masih memiliki
Cherly. Aku yakin dia masih setia menemani ku. Sekarang yang harus ku pikirkan
adalah bagaimana aku akan melanjutkan hidup ini jika tak ada lagi yang
menafakahi ku.
Akupun berpikir untuk memulai
berbisnis. Namun apa yang bisa ku manfaatkan untuk mencari uang? Aku ingat
dengan membuat kripik pisang yang pernah di ajarkan nenek ku dulu. Dengan modal
yang pas-pasaan aku pun memberanikan diri pergi ke pasar unuk membeli pisang
dan bahan lainya untuk membuat keripik itu.
Bisnis
pun dimulai. Bersama Cherly aku mulai memotong-motong pisang menjadi bagian
yang tipis untuk selanjutnya digoreng. Walaupun Cuma menggunakan
penggorengan kecil dan alat seadanya, aku tetap semangat untuk menggoreng
irisan pisang ini. Tak lama semua pisang pun habis tergoreng. Mulai ku bungkus
keripik pisang dengan plastik. Dan akhirnya bungkus demi bungkus, semua keripik telah
siap untuk di edarkan ke warung-warung.
Mulai hari pertama pemasaran. Hari
ini aku cukup beruntung, karena semua keripik ku dibeli oleh warung milik
tetangga ku. Penghasilan hari ini ku sisihkan untuk simpanan dan pasti untuk modal membeli pisang lagi.
Mengulangi hal seperti itu setiap hari, membuat ku berpikir apakah aku bisa
mendapat lebih dari ini? Akupun memutar otak tiap malam untuk mencari ide dan
inovasi dalam produk ku.
Suatu saat, aku terpikir bagaimana keripik ku dikemas menggunakan plastik seperti
bungkus snack yang ada di swalayan-swalayan itu? Pastinya itu akan menambah
nilai jual produk ku. Ku coba, dan hasilnya terbukti. Dari semula menggunakan
bungkus plastik yang hanya ku hargai Rp500,-/bungkus, kini bisa ku jual dengan
Rp1000,-. Akupun semakin kaya dan kaya. Sekarang yang harus ku lakukan adalah
mendapatkan ijin produksi, mengingat usaha ku yang sudah semakin besar.
Tak sadar kesuksesan ini membuat ku
lupa dengan teman khayalan ku. Cherly, apa kabar dia? Ku coba lagi memikirkanya, tapi
apa? Aku tak mampu lagi untuk menampakanya lagi di dalam pikiran ku. Kenapa
ini? Seakan aku kehilangan teman yang telah lama menemani ku. Semakin ku
mencoba memikirkanya, semakin gagal hitam bayangan dimata ku. Semakin dalam ku coba menampakanya, semakin samar
bayangnya diangan ku. Apa yang telah ku lakukan? Aku telah menghilangkan bagian
terpenting dalam hidup ku. Aku melupakan seseorang yang telah mendampingi dalam sedih ku. Namun tak
ada guna ku tangisi, toh dia juga hanya khayalan ku.
Hingga
suatu ketika dalam tidur ku, aku
bermimpi. Cherly, aku melihatnya sedang menangis di bawah pohon beringin dekat rumah ku. Dia sendirian, akupun semakin merasa bersalah.
Kemudian kuhampiri dia, aku meminta maaf kepadanya. Mata
kami beradu pandang satu sama lain. Tapi akhirnya apa? Semakin dalam tangisanya. Akupun menjadi takut. Aku
takut tuk meninggalkanya lagi. Mengapa semua ini harus terjadi? Aku sudah tak
mampu lagi menampilkan Cherly dalam imajinasi ku.
karya : Kharisma Anjar
Wasabi, Si Pedas yang Berkhasiat
Wasabi. Bagi Anda yang sudah akrab dengan masakan Jepang,
seperti sushi dan sashimi (irisan hewan laut), pasti sudah tidak asing lagi
dengan kata ini. Ya,
wasabi adalah pasta warna hijau muda yang biasa disajikan bersama sushi dan
sashimi. Wasabi penyedap rasa khas Jepang yang rasanya pedas seperti cabai,
namun wasabi tidak pedas di lidah melainkan di hidung dan tenggorokan.
Saat disajikan bersama makanan, wasabi sebenarnya
memiliki fungsi tersendiri dalam penyajian tersebut. Selain sebagai penyedap
rasa, rasa pedas pada wasabi yang mengandung isotiosiant
ternyata bersifat antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Jadi
memang cocok disajikan bersama dengan makanan mentah seperti sushi dan sashimi.
Bahan pembuat wasabi ini adalah tumbuhan yang juga
bernama wasabi. Tumbuhan wasabi ini merupakan keluarga dari jenis kubis atau
lobak. Tumbuhan wasabi hanya hidup di aliran air yang bersih dan sejuk. Oleh
karena itu akan lebih sering ditemui pada daerah pegunungan, seperti di
pegunungan Honshu, Kyushu, dan Shikoku di Jepang.
Menurut sejarah, awalnya wasabi tumbuh liar di hulu
Sungai Abe, Prefektur Shizuoka. Kemudian penduduk desa mencabut wasabi yang
tumbuh liar tersebut, lalu memindahkannya di lahan sekitar mata air. Sejak saat
itulah pembudidayaan wasabi dimulai, yaitu sekitar tahun 1596-1615, terlebih
setelah diketahui rasanya yang enak dan banyak manfaat yang didapat dari
wasabi.
Bagian utama yang digunakan dari wasabi adalah akarnya.
Akar wasabi bentuknya menyerupai lobak dan memiliki banyak manfaat. Manfaat
akar wasabi itu ada beberapa di antaranya, dapat mengaktifkan antioksidan dalam
tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan bakteri, mengaktifkan
fase enzim untuk proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh,
menangkal keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroba, membersihkan organ hati
sebagai pembentuk cairan empedu, menciptakan berbagai enzim pencernaan makanan,
melindungi dari serangan kanker perut, kanker usus besar, dan kenker payudara,
mengobati sakit gigi dengan mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan
lubang pada gigi, serta membantu proses pembekuan darah.
Penggunaan wasabi tidak hanya dengan dimakan, namun juga
bisa diaplikasikan langsung pada kulit. Wasabi yang dapat mengaktifkan
antioksidan dapat melindungi dan mengobati kulit dari radikal bebas. Banyak
industri perawatan kulit yang memasukkan bahan ini ke dalam produknya. Di
antaranya sebagai bahan facial
dan perawatan tubuh di spa-spa.
Wasabi hanya bisa dipanen setelah 3-4 tahun masa tanamnya.
Harga wasabi itu mahal di samping manfaatnya yang sangat besar. Walau sebenarnya
ada jenis wasabi yang ditanam di ladang dan dapat dipanen hanya dalam waktu 18
bulan, namun manfaatnya berbeda dengan wasabi yang ditanam di aliran air. Untuk
memenuhi kebutuhan wasabi, masyarakat Jepang bahkan rela mengimpor sejumlah
besar wasabi dari daratan Tiongkok, Taiwan, dan Selandia Baru.
HASIL
ANALISIS
1.
Klausa
Terikat
Sayang mereka (S) tak hidup (P) → Mengapa hanya sebuah seperangkat personal komputer yang
mau menemaniku?
Kalimat minor Kalimat
mayor
2.
Klausa
Nominal
Wasabi
(S) penyedap rasa (P) khas Jepang yang
rasanya pedas seperti cabai, namun wasabi tidak pedas di lidah melainkan di
hidung dan tenggorokan.
3.
Klausa
Verbal
Memang
kadang-kadang nenek (S) membuatkan (P) makanan seperti ini.
4.
Klausa
Adjektival
Harga
wasabi itu (S) mahal (P) di samping manfaatnya yang sangat besar.
5.
Klausa
Adverbial
Kesetiannya
(S) teramat sangat (P), tiap aku memanggilnya dia selalu datang dalam
pikiranku.
6.
Klausa
Preposisional
Senyuman
(S) dari bibir (P) yang imut, membuat ku semakin bahagia memiliki teman
khayalan seperti dia.
7.
Klausa
Numeral
Manfaat akar wasabi itu (S) ada
beberapa (P) di antaranya, dapat mengaktifkan antioksidan dalam tubuh dan
meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan bakteri, mengaktifkan fase enzim
untuk proses detoksifikasi atau pengeluaran racun dalam tubuh, menangkal
keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroba, membersihkan organ hati sebagai pembentuk cairan
empedu, menciptakan berbagai enzim pencernaan makanan, melindungi dari serangan
kanker perut, kanker usus besar, dan kenker payudara, mengobati sakit gigi
dengan mengurangi pertumbuhan bakteri yang menyebabkan lubang pada gigi, serta
membantu proses pembekuan darah.
8.
Klausa
Positif
Cherly pun (S) membantu
(P) ku untuk menyiapkan
makanan dan baju ganti untuk ku berangkat sekolah.
Tak lupa, aku (S) mengajak (P) Cherly untuk ikut menikmatinya. Sekali lagi, ini hanya
sebuah imajinasi.
9.
Klausa
Negatif
Mereka (S) tak seperti (P) seorang
teman yang mampu tuk diajak berinteraksi.
Penggunaan wasabi (S) tidak hanya
(P) dengan dimakan, namun juga bisa diaplikasikan langsung pada kulit.
Keterangan: S :
Subjek
P : Predikat